webnovel

Karine Menjadi Valerine

Di dunia yang berbeda, Karine diberikan kesempatan oleh Peri Hati.

"Untuk Karine Makuchia, aku akan memberikan kesempatan padamu untuk memilih diantara salah satu ini." Ucap Peri hati itu.

"Apa artinya aku akan dilahirkan kembali, peri?." Tanya Karine terkejut.

"Benar, jadi bersiap siaplah setelah ini kau akan dilahirkan kembali sebagai anak sultan." Jawab Peri itu.

Dia pun diturunkan di tempat rumah orang kaya. Namanya kini berubah menjadi Valerine. Memiliki rambut berwarna pink pendek dan dia kalem tidak banyak tingkah.

"Selamat datang di dunia barumu, bersenang senanglah Karine eh maksudku Valerine." Ucap Peri sambil melambaikan tangan dan menghilang.

"Ahh ya, jadi ini kamarku? Sangat cerah dengan warna pink, tetapi ini sangat berkilau. Aku akan merubahnya menjadi hitam dan pink." Ucap Valerine.

Lalu, Valerine merubah kamarnya dengan aesthetic dan memiliki lampu neon warna warni yang cantik.

"Sayang, Valerine keluar sebentar... Ada yang mau bertemu denganmu." Ucap mama Valerine.

"Itu pasti ibunya Valerine." Gumam dia.

"Sayang, ada yang mau bertemu denganmu.. ini dia. Ujar mama.

"Astagaaa.... Laki laki ini tampan sekali, dikehidupanku sebelumnya belum ada lelaki setampan ini, aku jadi meleleh..." Valerine mengeluarkan muka merahnya sambil berdiam menatap laki laki itu.

"Siapa dia mama?." Tanya Valerine.

"Dia Yachiko, dia yang akan melindungi mu dari segala macam yang akan menyerangmu.." jawab mama Valerine.

Valerine merasa jadi tidak nyaman walau seperti itu. Karena dia sekarang terus dimanja dengan mamanya.

"Yaampun sampai sampainya, namanya seperti temanku sebelumnya, tetapi tidak apa apa karena dia tampan aku siap." Gumam Valerine dalam hatinya.

"Valerine kalau ada apa apa bilang ke aku. Kau jangan diam diam lari dan ketakutan seperti kemarin." Ujar Yachiko. Dia sangat dingin dan pendiam tetapi dia peka terhadap lingkungan dan pasangannya.

"I-iya santai saja." Jawab Valerine.

Sore harinya, Valerine pergi keluar rumah dan melihat ada hutan didekat rumahnya.

"Hmm.. kurasa disini yang ada rumah hanyalah rumah ku dan rumah Yachiko di sebelah, aku akan coba ke hutan dulu." Gumam Valerine.

Tiba tiba mamanya datang dan tidak memperbolehkan Valerine untuk bermain disana karena dia sering tersesat didalam hutan itu sehingga melibatkan orang sekitar.

"Tidak! Kau tidak boleh kehutan! Sudah berapa kali mama bilang! Hutan itu tempat liar dan tidak ada yang menjaga tempat itu!." Jawab mama Valerine dengan tegas.

"Sebentar saja ya ma, aku hanya ingin merenungkan diri disana, ayolah kumohon!." Valerine meminta minta memohon supaya dapat pergi ke hutan itu.

"Setiap hari kau bicara seperti ini... Percuma kalau di tegur, kau akan diam diam pergi kesana dan tidak tau arah, mama akan memanggil Yachiko kesini untuk melindungi mu._ ucap mamanya yang khawatir.

"Mama lebay, aku tau arah.. percayalah." Jawab Valerine keras kepala.

Mamanya tidak mendengarkan perkataan Valerine dan memanggil Yachiko, lalu Yachiko datang.

"Valerine, daripada kau tidak tahu arah lebih baik kau dirumah saja." Jawab Yachiko.

"Kau sok dingin Yachiko aku bisa sendiri. Aku akan tetap pergi kesana!." Ucap Valerine dan dia berlari diam diam kearah hutan.

Di tengah tengah hutan, Valerine lelah dan bersandar dibawah pohon. Yachiko datang mengikutinya..

"Valerine, hati hati!." Yachiko juga khawatir, dia tak mau Valerine terluka.

Valerine tidak peduli dan dia membuat tenda di tengah hutan, dia berniat untuk bermalam di sana.

"Aku akan bermalam disini, kalau kau ingin pulang, pulang saja dulu sana Yachiko." Valerine menyuruh Yachiko untuk pulang. Tetapi dia sebenarnya ingin melarang Yachiko pulang dan menemaninya.

"Kuharap Yachiko peka dan ingin menemaniku disini." Ucap Valerine dalam hati.

"Tidak akan, aku sudah berjanji akan menemanimu disini, mau apa kau bersikap seperti apa aku tidak peduli intinya kau selamat!." Jawab Yachiko.

Malam harinya ,Yachiko dan Valerine merasa kelaparan.

"Aduhhh, aku sangat lapar." Ucap Valerine.

"Sudah lapar? Ayo pulang! Kau tidak boleh makan telat Valerine!." Jawab Yachiko.

"Aku ingin cari makan sendiri! Ikut aku ke dalam hutan disana!." Jawab Valerine.

"Hmm Terserahmu." Ujar Yachiko pasrah.

Mereka berdua mencari makanan kedalam dan menemukan sebungkus nasi yang sepertinya tidak sengaja terbuang oleh seseorang. Dan Valerine mengambil bungkusan itu dan membawanya ke tenda. Di tengah perjalanan menuju tenda, dia dihalangi oleh ular berbisa 2 ekor.

"Hati hati! Valerine!." Jawab Yachiko waspada.

" Santai, seperti ini cara usir ular menyebalkan itu." Dengan santainya, Valerine mengambil satu ranting kayu dan melempar ke arah ular dan ular itupun pergi.

Yachiko terkejut dan langsung terdiam karena Valerine mulai mengembangkan keberaniannya.

"Kenapa kau melihatku seperti itu, Yachiko?." Tanya Valerine.

"T-tidak, hanya saja kah berbeda, kau mulai mengembangkan keberanianmu dan tidak manja manja lagi." Ucap Yachiko.

"Tentu, sekarang aku sadar aku itu sudah besar dan mandiri, kini tidak perlu menemaniku seperti itu." Jawab Valerine dengan percaya diri.

"Keberanian pun kalau kamu bisa menjaga dirimu. Kamu saja kemarin ketakutan karena hanya melihat bayangan pohon yang seperti monster menakutkan." Jawab Yachiko.

"I-itu akting sementara.." Valerine sekarang tau Valerine yang dulu itu penakut dan pikirannya suka kemana mana.

"Kau menemukan apa yang ada di tanganmu itu?" Yachiko melihat Valerine memegang sesuatu.

"Ohh, kebetulan aku menemukan sebungkus nasi.. mari kita makan bersama sama." Ajak Valerine. Valerine juga merasa kasihan Yachiko pasti sedang kelaparan juga.

Mereka kembali ke tenda, hari mulai malam Valerine dan Yachiko membuat api unggun. Setelah itu Valerine mengeluarkan nasi yang tadi yang ada di dalam tenda. Lalu menghangatkannya.

"Kau yakin nasi itu masih baik? Coba cium, takutnya itu sudah basi." Ucap Yachiko.

"Sudah, dan ini masih segar. Aku tadi juga menemukan buah buahan dari sana. Ada pisang, jeruk, dan jambu." Valerine mengeluarkan semua makanan yang dia temukan dari hutan. Mereka memakan bersama sama.

Disitulah Yachiko mulai meras kalau dia mencintai Valerine dengan tulus, begitu pula sebaliknya, Valerine juga merasa nyaman saat ada di dekat Yachiko.

"Uhh- dingin ya, aku perlu kehangatan.. api unggun saja tidak cukup." Gumam Valerine kedinginan.

"Kau merasa dingin?" Tanya Yachiko.

Yachiko langsung memberikan jaketnya kepada Valerine sekaligus memakaikannya ditubuh Valerine.

"Ta-tapi apakah kau tidak kedinginan juga, Yachiko?." Tanya Valerine.

"Tidak, aku kan laki laki yang tahan dan kebal. Sudahlah tidak perlu khawatir." Jawab Yachiko dengan santai.

Mereka sampai ketiduran, dan keesokan harinya api unggun padam dan Yachiko terbangun. Dia melihat Valerine tidur pulas.

"Kasihan Valerine, sebenarnya aku tidak tega kalau dia terus terusan berbuat manja seperti ini. Aku juga mulai suka dengannya.." Ucap Yachiko dalam hati. Sambil mengelus kepala Valerine.

"Kalau saja kau tahu aku menyukaimu karena sifatmu yang sudah mulai berubah perlahan Valerine. Waktu kita terjebak dalam sekelompok ular ular itu." Gumam lagi Yachiko.

Valerine terbangun, dan dia bingung.

"Hoaaamm~~ ehh.. Yachiko.. Auhh-... Kita ketiduran nyenyak semalam..." Ucap Valerine yang baru bangun dari tidurnya.

"Yahh.. begitulah... Sekarang ayo kita pulang ke rumah." Ajak Yachiko dan langsung menggendong Valerine.

"Ehh tidak apa apa Yachiko, aku bisa. Aku tau jalan keluarnya, percayalah." Ucap Valerine.

"Kau yakin? Hmmm... Begini saja, aku akan membiarkanmu pergi kemana saja untuk mencari jalan keluar, jika menang kau akan ku traktir sesuatu di taman bermain, kebetulan nanti malam juga ada taman seru yang diadakan di dekat kota tokyochi." Jawab Yachiko yang memberikan tantangan.

Valerine tidak takut dengan tantangan itu..

"Kalau aku kalah?" Ujar Valerine.

"Kau akan menjadi babu ku selama kurang lebih satu Minggu." Jawab Yachiko sambil bergaya.

Valerine semakin berani. Tanpa basa basi dia pun cepat cepat mencari jalan keluarnya. Yachiko terkejut dan bingung, dia langsung mengikuti Valerine berjalan.

"Eihh- memangnya ini benar jalan keluarnya?." Tanya Yachiko dengan tidak yakin.

"Yakin lah! Dari insting ku!." Jawab Valerine dengan meledek.

Setelah beberapa menit, akhirnya Valerine menemukan jalan keluarnya. Dia pun senang dan gembira.

"Yashh! Akhirnya aku menemukan!." Valerine senang sampai meloncat loncat.

Yachiko merasa pasrah dan dia pun mengajak Valerine besoknya ke kota tokyochi.

"Hahahaa... Tumben sekali kamu dapat keluar dari sini?." Tanya Yachiko.

"Kan sudah kubilang, aku lama lama hafal sendiri dengan jalan hutan. Lagipula hutannya tidak terlalu lebar dan luas jadi mudah untuk pulang ataupun datang." Valerine menjawab dengan logika.

"Kau cerdas! Tetapi kenapa kau tidak mau mendaftar ke sekolah Bangsu Jayadhana? Itu sekolah nasional yang paling keren loh!." Ucap Yachiko.

"A-ahh itu... Lain kali saja.." jawab Valerine.

Dari dulu dia menjadi Karine, dia sangat ingin sekali bersekolah disana. Itu adalah sekolah yang dia impikan. Tetapi jauh Dnegan kotanya meski nama kota nya hampir sama "Tokyo" tetapi jaraknya sangat jauh.

"Dari dulu sebenarnya aku ingin bersekolah disana, tetapi karena jauh tidak bisa. Sekarang aku dengan berenkarnadi menjadi orang lain aku senang sekali." Jawab Valerine dalam hatinya.

"Hello? Valerine Cavallea? Apakah anda dengar saya?." Tanya Yachiko.

"Ehh iya Yachiko.. baiklah besok kita kesana! Dengan membawa mobilku!." Jawab Valerine.

Mereka pulang bersama. Setelah Valerine sampai di rumah, Mama Valerine menghampiri Valerine dan memarah marah. Karena tidak pulang pulang daritadi.

"Astagaaa!! Kemana saja kamu hari ini seharian?! Ehh semalaman!. Tanya Mama Valerine dengan marah.

"Aku hanya jalan jalan ke hutan bersama Yachiko saja kok, tidak lebih. Dan aku tidak berbuat hal hal aneh Mama.." jawab Valerine dengan santai.

"Kamu ini ya! Kebiasaan! Dihutan ingat saat kamu tergigit ular piton sampai menangis sesenggukan? Lihat bekas di kakimu itu..." Sambil menunjukkan ke bekas luka.

"Ini bekas biasa mama, tidak perlu sesampainya begitu..." Jawab Valerine.

Valerine masuk kekamarnya dan melihat foto masa kecil. Dia tertawa tawa sendiri melihatnya. Dan salah satunya ada yang dlepas dari pajangan, dia melihat dengan serius.

"Ahahahahaaa... Ternyata Valerine dulu cengeng anaknya, tetapi dia masih saja mengeyel dan keras kepala. Meski begitu, dia itu lucu. Aku juga suka dengan sikapnya." Gumam Valerine sekarang. Dia mengelus elus foto itu.

"Setelah di fikir fikir, aku ingin sekali kembali ke dunia aku yang dulu. Tetapi peri hati tidak mungkin akan datang kesini setelah aku berenkarnasi jadi orang lain." Lagi lagi Valerine bergumam seperti itu. Tetapi dia memaklumi kehidupannya.

Valerine berbaring diatas kasur dan membayangkan dulu waktu dia mau ditembak oleh Devlynn.

"Devlynn Devlynn.. kira kira kamu dimana yaa?.. aku juga rindu sama mereka mereka." Sambil menangis, Valerine memutar msuk favoritnya hingga terdengar sampai ruang tamu.

"Apa musik yang kau putar sekeras ini Valerine.. astagaaa banyak tingkah sekali anak itu." Gumam mamanya.

"Sebentar, sepertinya aku kenal dengan musik ini..." Gumam mamanya, mamanya langsung memberhentikan aktivitasnya di dapur dan fokus mendengarkan musik itu

"Akuuu~ rinduu pada merekaaa~ kenangan yang ada~" suara Valerine kini menjadi indah, dulu Valerine tidak pandai dalam bakat. Tetapi sekarang semakin pandai dan hebat.

Mamanya Valerine datang dan membukan pintu kamar...

"Sayang, apa lagu yang kau putar barusan?." Tanya mamanya.

"Ini lagu kesukaanku mama, sangat enak didengar." Ucap Valerine.

"K-kau..." Mamanya Valerine membisikkan sesuatu kepada Valerine.

Seketika, kemudian Valerine terkejut.. ternyata mamanya adalah...

"Aku dari masa lalu yang dibawa kesini bersama Peri Hati. Apakah kau dari masa lalu itu juga?." Tanya mamanya Valerine.

"I-iya begitulah.. aku juga dibawa ke sini setelah aku tiada." Jawab Valerine.

"Woahh... Jadi di kehidupan sebelumnya, kau berumur berapa?." Tanya mamanya Valerine.

Next chapter