7 CHAPTER 6:BANTUAN KECIL

Perjalananku di SMA SONGHWA kini semakin terasa panjang dan berat, rasa jenuh untuk belajar membuatku menjadi sangat malas dan tidak ingin lagi berjuang demi nilai yang bagus. Aku semakin terhasut oleh pemikiran praktis Yi El "tidak perlu terlalu keras belajar dan bersaing satu sama lain, yang penting nilaimu cukup untuk ujian perguruan tinggi, kau boleh tenang" itu yang selalu ia katakan setiap kali kita belajar bersama. Namun itu tidak berlaku bagi Ye Rin, belajar keras hanyalah satu – satunya jalan agar nilainya naik, dan tentu saja itu membuatnya cemas akan masa depannya sendiri. Seperti biasa tugas menumpuk dari setiap mata pelajaran dalam sehari, aku menghembuskan nafas lelah dari mulutku sambil menutup buku di hadapanku, aku membayangkan sampai di rumah aku harus tetap membuka buku untuk menyelesaikan tugas yang menumpuk. Ye Rin membalikkan badannya lalu mengetuk kecil mejaku

"kita harus mengerjakan tugas kelompok" tekannya mengingatkanku akan tugas kelompok.

Aku memejamkan mataku menunduk dalam sambil menghembuskan nafas besar dari mulutku, aku mengacak – acak rambutku kesal lalu membereskan bukuku terpaksa. Aku berdiri lesu dari bangkuku dan menoleh kecil menatap Ye Rin yang sedang asik mengetik pesan di ponselnya, aku mencondongkan badanku mengintip layar ponsel Ye Rin "mwoya?" tanyaku ingin tahu. Ye Rin melirikku, ia tersenyum puas "aku sudah mendapat bantuan untuk tugas – tugas kita" sahutnya tenang. Ia menatapku sombong lalu menarik lenganku cepat "ikut aku" ajaknya tanpa mengatakan kemana kita akan pergi.

000

Kami sudah sampai di depan rumah seseorang yang tidak ku ketahui rumah siapa ini. Aku menoleh menatap Ye Rin dengan alis terangkat sebelah bingung, Ye Rin hanya mengangguk bangga seakan mengatakan 'percayalah padaku, tenanglah'. Ia memencet bell yang tertempel di dinding samping pagar, tak lama terdengar suara familiar menjawab bell Ye Rin dari dalam, aku yang menyadari suara itu pun menarik lengan Ye Rin "hey, bagaimana bisa kau memabawaku ke rumahnya?" tanyaku tidak percaya. Ye Rin mengangguk santai "tenanglah, aku sudah meminta ijin" timpalnya santai. Aku membuka mulutuku hampa namun yang bisa ku keluarkan hanyalah nafas besar, terdengar suara langkah pelan dari balik pagar dan tak lama, pagar pun terbuka lebar menunjukkan Yi Ahn dengan setelan rumah yang santai. Mata kami langsung bertemu, membuat senyum canggung otomatis tersungging di bibirku, aku mengangkat tanganku pelan "anyeong.. sunbae" sapaku sangat canggung. Yi Ahn tersenyum kecil "masuklah" sambil menggerakkan kepalanya kecil, Ye Rin yang terbiasa dengan rumah itu pun langsung melangkah masuk santai meninggalkanku begitu saja yang masih merasa canggung untuk masuk begitu saja sepertinya. Mata Yi Ahn mengikuti Ye Rin yang berjalan masuk santai, ia kembali menatapku lalu tersenyum lebar "masuklah, anggap rumahmu sendiri" sahutnya berusaha membuatku lebih santai. Aku pun menyunggingkan senyum kecilku dan mengambil langkah masuk melewatinya. Mataku di manjakan dengan isi rumah yang sederhana namun terasa nyaman, ruang tamu menyambut kedatanganku dari depan pintu. Rumah itu terlihat panjang dari dalam, lurus sedikit dari ruang tamu terdapat ruang makan dan satu pintu pemisah menuju dapur dan halaman belakang yang terbuka lebar. Aku melihat ke kanan terdapat belokan kecil menuju kamar mandi dan satu pintu yang sedikit terbuka, Yi Ahn berjalan melewatiku "kemarilah" sahutnya mengajakku masuk ke pintu yang sedang ku tatap. Ruangan di balik pintu itu adalah kamar Yi Ahn, kamarnya tidak terlalu besar namun sangat tertata rapi. Ketika masuk terlihat lemari besar di ujung ruangan bersebelahan persis dengan jendela yang menembus keluar, di depan lemari itu terlihat satu tempat tidur yang cukup luas, di depan jendela terdapat meja belajar dengan buku berserakan dan laptop hitam menyala di atasnya. Ia berjalan masuk duduk santai di kursi meja belajarnya lalu menatapku bingung

"mwohae(1)? Deureoowa(2)" sahutnya,

aku mengedipkan mataku beberapa kali "o- oh..." jawabku gugup. Aku pun melangkahkan kakiku canggung masuk ke dalam kamar itu, Yi Ahn menggerakkan dagunya "duduklah di atas kasur, tidak apa" sahutnya lagi. Aku pun tersenyum kecil lalu duduk di ujung kasur pelan sambil terus melihat ke arah lain menghindari tatapannya, Ye Rin pun masuk setelah selesai dari kamar mandi memecah suasana hening di antara kami "bantu aku mengerjakan tugasku" minta Ye Rin tanpa basa – basi. Aku menoleh menatap Ye Rin melihat sikapnya terhadap Yi Ahn yang menurutku terlalu jauh dari batas sekedar dekat itu, Yi Ahn pun hanya tersenyum kecil sambil menggusap kepala Ye Rin pelan. Ye Rin pun menoleh menatapku

"So Eun –ah, apa yang harus kita kerjakan terlebih dahulu?" tanyanya santai

aku menggelengkan kepalaku kecil berusaha kembali fokus "hmm... kita mulai dari tugas sastra saja" gumamku cepat.

Yi Ahn membaca terlebih dahulu pembahasan pokok bab yang kami kerjakan dan mulai membantu kami mengerjakan pekerjaan rumah kami, ia menjelaskan berbagai pengertian yang ia pahami dari teori yang ada, dan membantu kami mengerjakan tugas kami. Tak lama suasana menjadi sangat hening dan serius, tiba – tiba Ye Rin berhenti lalu menghembuskan nafas besar "ahh... aku tidak mau mengerjakannya lagi" keluhnya merengeknya kesal. Aku hanya meliriknya sejenak dengan senyum miring dan kembali melanjutkan pekerjaanku, Ye Rin yang kesal dengan sikapku mencibir ke arahku, ia berdiri dengan bibir cemberut "aku mau ke toilet dulu" pamitnya cepat lalu pergi dengan langkah kesal. Aku hanya tertawa sambil menggeleng kecil tetap fokus pada pekerjaanku, Yi Ahn yang sejak tadi menatapku membuka mulutnya

"apa kau tidak lelah?" tanyanya santai,

aku menghentikan gerakanku sambil menaikkan alisku lalu mengalihkan pandanganku menatap Yi Ahn. Aku menggeleng kecil dengan senyum miring menghiasi bibirku, aku memainkan bolpenku pelan "menurutku, lebih cepat selesai lebih baik" jawabku santai. Tawa Yi Ahn pecah mendengar jawaban praktis dariku, ia mengulurkan tangannya mengusap rambutku pelan, gerakan itu terasa alami dan tidak terasa canggung sama sekali. Aku hanya menatapnya diam, ini pertama kalinya bagiku. Pertama kalinya aku membiarkan seseorang mengusap rambutku dengan bebas, perasaanku terasa biasa dan gerakan itu terasa sangat alami. Aku mendengar suara pintu kamar mandi yang terbuka sontak manarik tubuhku menjauh entah mengapa, aku berdeham kecil dan kembali mengangkat bolpenku cepat melanjutkan pekerjaanku yang terhenti tadi.

Pekerjaan rumah kami pun akhirnya selesai, aku mengangkat tanganku meregangkan otot tubuhku yang terasa sangat kaku, aku pun membereskan barang – barangku santai sambil menoleh kearah Ye Rin

"ayo kita pulang" ajakku santai.

Ye Rin menatap lurus ke arah Yi Ahn di samping kiriku membuatku tersadar, aku melirik kecil sejenak lalu menoleh ke arah Yi Ahn. Aku menyunggingkan senyum lebarku yang paling tulus

"terima kasih atas bantuannya hari ini" ungkapku berterima kasih,

Yi Ahn tersenyum kecil lalu mengusap singkat rambutku "aku akan membantumu dan Ye Rin kapan saja" jawabnya santai.

Yi Ahn mengantar kami sampai ke depan pagar rumahnya, satu tangannya membukakan pagar untuk kami, sementara tangan lainnya masuk ke dalam saku celananya. Aku berjalan keluar pagar melewatinya sopan, langkahku terhenti dan aku membalikkan badanku menatap Yi Ahn sekali lagi, senyum kecilku tersungging "gomawo.." ucapku sekali lagi. Yi Ahn memamerkan senyum mirignya yang tampan sambil mengangguk kecil, aku menunduk kecil lalu membalikkan badanku berjalan meninggalkan rumahnya merangkul lengan Ye Rin santai. Setelah kami cukup jauh aku kembali menoleh ke belakang namun Yi Ahn sudah tidak ada disana. Aku menatap Ye Rin lalu berdeham kecil sebelum memulai pembicaraan

"Ye Rin –ah" panggilku

Ye Rin menoleh sambil menaikkan alisnya kecil "hmm" gumamnya

"sudah berapa lama kau mengenalnya?" tanyaku.

Ye Rin yang tampak tak paham siapa orang yang aku bicarakan mengerutkan dahinya bingung "siapa?" tanyanya, aku menggerakkan kepalaku kebelakang kecil "Yi Ahn sunbae" timpalku singkat. Ye Rin tersenyum kecil sambil mengangguk paham, ia memiringkan kepalanya berfikir "hmm... entahlah, sudah lama, aslinya kami tidak terlalu dekat namun karena orang tua kami berteman akrab, ya begitulah..." jawabnya menjelaskan singkat. Aku mengganguk kecil diam mendengarkan jawaban Ye Rin, entah mengapa sejak hari itu dari dalam diriku mulai timbul rasa penasaran terhadapnya, aku ingin semakin mengenalnya. Aku ingin tahu lebih banyak lagi tentangnya.

***

(1)Apa yang kamu lakukan?

(2)Masuklah.

avataravatar
Next chapter