5 CHAPTER 4:PERTEMUAN KEDUA

Aku duduk sambil menggigit es krimku santai bersama Ye Rin dan Hye In menikmati jam kosong sejenak setelah perlajaran olahraga. Sekolah kami memiliki taman kecil di pinggir lapangan basket yang hanya berupa satu pohon sakura dan meja kursi taman yang terbuat dari batu, taman itu terletak tak jauh dari depan tangga menuju lantai dua yang adalah kelas para senior. Aku mendongak santai melihat kuncup bunga sudah bermunculan di ranting pohon, musim semi kini terasa semakin nyata. Aku memejamkan mataku merasakan segarnya angin musim semi yang berhembus halus saat itu, tiba – tiba Ye Rin berdiri kaget "ohh..!" gumamnya. Aku reflek membuka mata dan menoleh ke arah Ye Rin yang mendongak ke balkon lantai dua sambil melambai kecil, aku mengikuti arah lambaiannya dan kembali melirik Ye Rin sejenak, aku pun kembali memutar mataku ke arah balkon membuat pandangan kami bertemu tanpa sengaja. Aku langsung memutar mataku canggung sambil menelan air liurku berat 'mwoya(1).. perasaan canggung apa ini?' Keluhku dalam hati.

Hari demi hari pun berlalu, aku mulai terbiasa dengan suasana SMA SONGHWA yang awalnya asing bagiku. Aku berjalan masuk dengan langkah yang semakin terasa ringan, mataku langsung tertuju pada pohon sakura yang telah menggugurkan kelopak merah muda hari itu, aku berjalan mendekati pohon itu dan mendongak menatap bunga – bunga indah yang menghiasi dahan pohon. Tanganku langsung tergerak ke udara membuat guguran kelopak bunga itu pun menyentuh lembut ujung jariku, ada pula guguran yang mendarat di atas telapak tanganku. Melihat guguran indah itu senyum kecil mengembang di ujung bibirku, aku menghela nafas dalam lalu kembali mendongak sejenak. Aku membenarkan posisi tas yang menggantung di bahu kananku hendak pergi, namun langkahku terhenti melihat seseorang yang tengah berdiri diam menatapku. Itu adalah awal pertemuan kedua kami. Pertemuan sederhana, tanpa dialog ataupun senyuman, hanya tatapan yang terasa sangat bermakna.

Keesokan harinya, segalanya berlanjut. Bell istirahat berbunyi keras, tentunya suara bell adalah bunyi yang paling menyenangkan di telingaku dan teman – temanku. Kami langsung menutup buku kami cepat dan berlari secepat kilat menuju kantin. Setelah menyantap makanan kami, sambil mengobrol panjang kami berjalan santai menuju kelas, Ye Rin tiba – tiba berhenti dan menahan lenganku

"So Eun –ah" panggilnya teringat akan sesuatu

aku menoleh santai lalu menaikkan alisku "hmm..?" gumamku.

Ye Rin meringis canggung menatapku dan melihat ringisannya itu membuat perasaanku tidak enak, aku menyipitikan mataku curiga tanpa mengatakan apapun. Ye Rin pun langsung menyelipkan tangannya ke sela lenganku sambil merayu

"temani aku ke atas sembentar ya!" mintanya manja,

aku memutar mataku dengan perasaan tidak enak mendengar permintaannya yang terdengar mencurigakan itu. Ye Rin menggoyang – goyangkan lenganku manja melihat reaksiku

"ayoolahh.. temani aku sembentar saja..! 10 menit tidak... tidak... 5 menit" rayunya.

Aku menggigit kecil bibir bawahku ragu dan memiringkan kepalaku berusaha diam tidak memberikan jawaban, Ye Rin pun semakin keras merayu "ohh.. ohh.. jebal(2)" lanjutnya. Aku mendengus tidak tahan dengan rayuannya itu lalu menoleh cepat menatapnya sinis

"hanya 5 menit" tekanku,

senyum lebar menghiasi wajah Ye Rin, ia langsung melompat kecil sambil menepuk tangannya puas. Ia pun menarik tanganku cepat berlari menuju tangga lantai dua.

Mataku melebar kagum melihat pemandangan dari lantai dua sekolah yang sangat berbeda, jujur saja, hari itu adalah hari pertama aku naik ke lantai dua. Alasannya? Sedikit konyol, karena aku tidak mau menampakkan diriku ke hadapan para senior, seperti yang kalian tahu, aku adalah... hot news. Lapangan basket dan pohon sakura terlihat sanggat berbeda dari atas, dan tentunya angin yang berhembus di lantai atas juga terasa berbeda. Tiba – tiba seseorang keluar dari kelas dan tentu saja ia orang yang di tunggu Ye Rin. Aku membalikkan badanku pelan mendapati pria yang melambaikan tangannya pada Ye Rin beberapa hari yang lalu, mata kami bertemu untuk kedua kalinya. Ia tersenyum kecil lalu menunduk kecil menyapaku sopan, aku pun langsung menundukkan kepalaku sambil memaksakan senyum canggung di bibirku. Aku memalingkan wajahku perlahan dan langsung menghembuskan nafas kecil berusaha menghilangkan perasaan canggung yang menjalari tubuhku. Mereka mengobrol kecil sejenak lalu pria itu memberikan tas kecil yang di bawanya keluar dari kelas kepada Ye Rin, setelah mengucapkan salam perpisahan, Ye Rin menepuk kecil bahuku dan mengajakku kembali ke kelas. Aku pun langsung membalikkan badanku tanpa menoleh pada pria itu sedikitpun, setelah aku rasa kami cukup jauh dari kelasnya, aku akhirnya menoleh kebelakang kecil. Mataku melebar kaget dan aku reflek kembali membalikkan badanku 'dia masih disana menatap kita' kataku sendiri dalam hati. Saat kami di depan tangga, Ye Rin pun membalikkan badannya sambil melambaikan tangannya kecil pada pria itu sebelum menuruni tangga, aku pun langsung menundukkan kepalaku terus melanjutkan langkahku tanpa menoleh sedikitpun.

Awalnya terasa aneh, namun setelah mengalami perjumpaan itu aku belajar dari pengalamanku sendiri. Dari perjumpaan itu aku belajar untuk membuka hatiku pada orang baru, karena setiap perjumpaan akan membawamu pada pengalaman yang tak terlupakan, entah apa akhir yang akan ku alami pada setiap perjumpaan. Tapi itu tetap bermakna.

Hari – hari selanjutnya, Ye Rin selalu mengajakku untuk menemuinya, karena teman – teman lain selalu menolak ajakannya dan aku adalah orang yang terkesan "mudah" jadi ia selalu membujukku sekuat tenaganya. Awalnya kami hanya tersenyum canggung, namun setelah beberapa pertemuan singkat kami mulai menunduk sopan pada satu sama lain sambil melempar senyum kecil. Sampai pada satu hari yang tidak terduga, dimana akhirnya kami berdiri berhadapan.

000

Aku duduk santai menunggu Tae Hyung dan Yi El yang sedang membereskan barangnya untuk pulang bersama dan ia datang dari arah tangga bersama teman – temannya. Langkahnya terhenti melihatku duduk sendirian sambil memainkan ponselku bosan, pria itu pun mendekatiku dan berdiri santai dengan kedua tangan di dalam saku celana. Ia tersenyum kecil sejenak lalu berdeham membuyarkan konsentrasiku, aku mengangkat kepalaku kaget dan langsung berdiri panik

"ohh.. sunbae.. anyeonghaseyo.." sapaku sambil membungkukkan badanku kaku.

Ia tersenyum kecil "ooh.. anyeong" sapanya santai.

Aku meringis canggung menatapnya, lalu memutar mataku panik 'situasi canggung aneh apa ini?' keluhku dalam hati. Ia terlihat menggaruk belakang kepalanya binggung, sementara aku hanya diam sambil melihat ke sekeliling terus berdoa dalam hati, semoga Yi El dan Tae Hyung segera datang menyelamatkanku dari situasi canggung ini. Kami saling melirik satu sama lain dan akhirnya membuka mulut

"hey" "apa" sahut kami bersamaan,

tawa kami pun pecah bersamaan setelah kebetulan kecil itu terjadi. Ia tampak menundukkan kepalanya sambil tertawa kecil dan aku pun menggeleng kecil, aku kembali mentapnya lurus "sunbae bisa mengatakannya duluan, ada apa?" timpalku sopan. Yi Ahn tampak menggaruk kecil belakang kepalanya lagi lalu mengigit ragu bibir bawahnya ragu, ia melirikku sejenak dan membuka mulutnya "apa yang kau lakukan disini sendirian?" tanyanya. Aku membuka mulutku hampa lalu menaikkan tanganku canggung "a- aku... aku menunggu teman – temanku, untuk pulang bersama" jawabku gugup sambil menunjuk ke belakang acak, ia membuka mulutnya hampa dengan anggukan paham mendengar jawabanku. Matanya kembali melirik canggung

"Ye Rin?" tanyanya,

aku memiringkan kepalaku "Ye Rin?" tanyaku tanpa ku sadari begitu saja, "ahh... Ye Rin, di- dia sudah pulang duluan" jawabku lebih canggung dari sebelumnya.

Pria itu kembali mengangguk, ia pun mengeluarkan tangan kanannya dari saku celana perlahan. Ia melirikku sejenak dan memberanikan dirinya menjulurkan tangannya ke arahku. Aku melihat tangannya bingung dan mengalihkan pandanganku menatap lurus matanya, ia memamerkan senyum miringnya dan menatap tangannya yang terulur ke arahku "aku rasa kita akan sering bertemu" bukanya. Aku pun menaikkan alisku mendengar kata – kata pembukanya, hatiku pun mulai menebak – nebak apa yang akan ia katakan selanjutnya. Tawa kecilnya terdengar pecah sejenak dengan cepat ia berdeham kecil mengendalikan dirinya, menatap ku lurus

"bangawo(3), aku Han Yi Ahn" ucapnya terdengar gagah.

Aku tertegun menatapnya lurus – lurus, nafasku terasa berhenti sejenak. Aku mengedipkan mataku beberapa kali cepat menyadarkan diriku, aku berdeham kecil dan mengangkat tanganku cepat menjabat tangannya

"Yoo So Eun" timpalku cepat.

Hari itu, perkenalan kami yang sesungguhnya. Sedikit canggung, namun itu adalah awal dari cerita kami. Jika aku tidak duduk di bawah pohon sakura hari itu, mungkin kami akan menjadi orang asing selamanya. Lebih tepatnya, seharusnya aku berterima kasih pada Ye Rin, karena kami tidak bisa bertemu tanpanya. Meskipun ungkapan terima kasih ini tidak pernah ku ucapkan dengan kata - kata.

***

(1) Apa, Apaan. Terkadang juga bisa menjadi reaksi (baik ataupun buruk) terhadap sesuatu tergantung situasinya.

(2)Ungkapan memohon.

(3)Senang bertemu denganmu.

avataravatar
Next chapter