webnovel

Brutal Invasion

Author: dal_z_kay
War
Ongoing · 10K Views
  • 9 Chs
    Content
  • ratings
  • N/A
    SUPPORT
Synopsis

Di tengah kekacauan perang antara dua negara yang tak kenal ampun, Soraz dan Xraptar, muncul seorang pria yang tak tergoyahkan, Miguel Zakon. Sebagai prajurit Soraz yang tangguh, Miguel memiliki kekuatan yang melegenda dan insting predator yang membuat musuh-musuhnya gentar. Dengan sifatnya yang dingin dan kalkulatif, dia tidak hanya bertarung di garis depan tetapi juga mengatur strategi invasi yang tak terduga. Perang ini bukan sekadar pertempuran wilayah, tetapi juga ujian bagi Miguel untuk membuktikan dirinya sebagai pahlawan Soraz. Setiap langkahnya di medan perang adalah tarian maut yang menaklukkan benteng-benteng Xraptar satu demi satu. Namun, di balik kebrutalan dan ketenangan yang tampak, Miguel menyimpan luka yang mendalam dan tekad yang membakar untuk melihat Soraz berjaya.

Chapter 1Bayang Bayang Perang

Angin malam berhembus dingin di perbatasan Soraz, membawa desas-desus ketegangan yang terasa hingga ke tulang. Di atas bukit yang menghadap ke lembah Xraptar, Miguel Zakon berdiri tegak, matanya memantau gerak-gerik musuh di kejauhan. Cahaya bulan memantulkan siluet baja pada baju besinya, dan setiap napasnya menghasilkan uap di udara yang beku.

"Kita harus menyerang sekarang, saat mereka tidak mengharapkannya," ujar Miguel kepada komandan pasukannya, Letnan Garcia, yang berdiri di sampingnya.

Garcia, seorang veteran perang yang wajahnya penuh bekas luka, mengangguk pelan. "Tapi pasukan kita belum lengkap, Miguel. Kita masih menunggu bala bantuan dari utara."

Miguel memalingkan wajahnya ke langit, di mana bintang-bintang berkelip seperti mata-mata yang mengawasi. "Kita tidak punya waktu, Garcia. Setiap detik yang kita sia-siakan adalah keuntungan bagi Xraptar."

Di bawah mereka, kamp-kamp tentara Soraz bersiap dengan senjata dan perisai. Api unggun memecah kegelapan, dan wajah-wajah prajurit terlihat tegang namun penuh tekad. Miguel turun dari bukit, langkahnya mantap menuju tenda pusat komando.

Di dalam tenda, peta besar terbentang di atas meja, penuh dengan tanda dan simbol strategi. Miguel menarik pedangnya, ujungnya menunjuk ke sebuah titik di peta. "Ini adalah titik lemah mereka. Jika kita bisa menerobos pertahanan di sini, kita akan memecah formasi mereka dan menyebabkan kekacauan."

Seorang kurir tiba-tiba masuk, napasnya terengah-engah. "Pesan dari Jenderal Armand, tuan. Bala bantuan akan tiba dalam dua hari."

Miguel mengepalkan tangan, frustrasi. "Dua hari... Bisa terlambat." Dia berpaling ke pasukannya, suaranya menggema di dalam tenda. "Kita akan menyerang tanpa mereka. Siapkan pasukan untuk bergerak dalam satu jam."

Protes dan bisikan khawatir muncul di antara para perwira, tapi Miguel menenangkan mereka dengan tatapan tajam. "Kita adalah prajurit Soraz. Kita dilahirkan dari api dan besi. Kita tidak akan menunggu kematian mendatangi kita. Kita akan menjadi kematian itu sendiri bagi Xraptar."

Pasukan Soraz bergerak seperti bayang-bayang di malam hari, mendekati benteng Xraptar dengan diam-diam. Miguel berada di garis depan, pedangnya siap di tangan, matanya mencari celah dalam pertahanan musuh. Dan ketika fajar merekah di ufuk timur, teriakan perang Soraz menggema, memulai babak baru dalam sejarah yang ditulis dengan darah dan baja

Miguel dan pasukannya merangsek maju, menembus kabut pagi yang dingin. Setiap langkah mereka dihiasi embun yang menempel pada rumput dan baju besi. Suara langkah kaki seratus prajurit Soraz bergema, mengumandangkan niat mereka yang tak tergoyahkan.

Di dalam benteng Xraptar, penjaga pertama yang melihat bayangan Soraz segera meniup sangkakala. Alarm perang berbunyi nyaring, membangunkan para prajurit yang masih terlelap dalam tidur mereka. Benteng yang sebelumnya sunyi seketika menjadi sarang lebah yang marah, dengan prajurit-prajurit berlarian mengambil posisi.

"Formasi pertahanan!" teriak Kapten Rael dari Xraptar, suaranya mengatasi kekacauan. "Jangan biarkan mereka mendekat!"

Namun, Miguel sudah terlalu dekat. Dengan pedangnya yang berkilauan, dia memimpin pasukannya menyerbu gerbang benteng. "Untuk Soraz!" teriaknya, suaranya memotong dinginnya udara.

Pertempuran pecah dengan brutal. Pedang bertemu pedang, perisai bertabrakan, dan teriakan prajurit mengisi udara. Miguel, dengan insting buasnya, bergerak melalui medan perang seperti badai. Setiap serangannya tepat dan mematikan, setiap gerakannya menginspirasi pasukannya untuk bertarung lebih keras.

Di tengah pertempuran, Miguel bertemu dengan Kapten Rael. Keduanya bertarung dengan sengit, pedang mereka menyala dengan setiap pukulan yang diblok atau dihindar. "Kau tidak akan menang hari ini, prajurit Soraz!" teriak Rael, sambil mengayunkan pedangnya dengan kekuatan penuh.

Miguel hanya tersenyum dingin, matanya tidak pernah meninggalkan mata lawannya. "Kami sudah menang sejak kau membiarkan kami mendekat," jawabnya, sebelum akhirnya menemukan celah dalam pertahanan Rael dan menyerang dengan kejam.

Ketika Kapten Rael jatuh, moral pasukan Xraptar runtuh. Benteng yang sebelumnya tampak tak terkalahkan kini terbuka lebar. Pasukan Soraz menerobos masuk, membawa kemenangan yang telah lama mereka dambakan.

Miguel berdiri di atas reruntuhan benteng, pedangnya masih meneteskan darah musuh. Dia menatap kejauhan, ke arah tanah Soraz, dan berjanji dalam hati bahwa ini hanya awal. Perang masih panjang, dan dia akan memimpin setiap pertempuran hingga Soraz berdiri sebagai pemenang yang tak terbantahkan.

You May Also Like

Daftar Operasi TF Amethyst

Seorang pria tua, seorang pemuda dan seorang anak perempuan, ketiganya berdiri di atas padang rumput nan luas, di bawah langit yang bersih dari awan. Sang anak perempuan memandang keadaan di sekelilingnya dengan mata berbinar. Sebelumnya ia harus melewati padang salju dan lorong kecil yang gelap, jadi wajar kalau benaknya kini dipenuhi pertanyaan. “Grandpa, tempat apa ini?” Sang pria tua berlutut di hadapan cucunya sebelum dengan lembut ia menjawab. “Penduduk lokal menyebut tempat ini Benua Amstell.” “. . . Benua Amstell?” Sang anak perempuan memiringkan kepala mungilnya sementara kakeknya melanjutkan. “Delapan tahun yang lalu Grandma menemukan tempat ini secara tidak sengaja, sayangnya di tempat ini pula Grandma meninggal. Jadi, maukah kau membantu Grandpa menjaga tempat peristirahatan terakhir Grandma ini?” Sang anak perempuan mengangguk mantap sebelum menjawab. “Tentu saja, Claire akan menjaga tempat ini dengan sekuat tenaga.” Sang pria tua lalu menoleh ke arah pemuda di sampingnya sebelum berkata. “O’Neil, kau tahu aku dan Samantha memperlakukanmu seperti anak kami sendiri, dan kami tahu kau memutuskan masuk militer karena tidak mau bersaing dengan Robert dalam mengelola korporasi yang akan kami tinggalkan, meski bakatmu dalam berbisnis jauh lebih baik.” “. . .” “Tapi setidaknya berjanjilah kau akan membantu Claire menjaga tempat ini, karena begitu keberadaan Nouel diketahui, seluruh dunia akan memperebutkan tempat ini.” “Anggap sudah terlaksana.” Jawab Sang Pemuda dengan kasual, namun Sang Pria Tua seketika tersenyum karena ia tahu anak angkatnya tersebut tidak pernah mengingkari kata-kata yang ia ucapkan. *****

Tropic_Panda · War
4.9
79 Chs

Continental Tyrant

VRMMORPG adalah permainan yang sangat populer pada tahun 2143 dimana di era ini, semua orang diseluruh dunia dapat memasuki dunia baru yang berbeda dengan bumi dengan cara bermain game di sebuah VRGear, salah satu game ini berjudul Continental Era dimana didalamnya para pemain bisa hidup di dunia lain dan menjelajahi benua yang bernama Euspos. Para Pemain dapat menjelajahi dan menyelesaikan seluruh misi dan alur cerita yang ada di dalamnya, dimana para pemain setelah menyelesaikan setiap misi akan diberikan hadiah seperti title,barang dan lainnya. Akan tetapi setelah 20 tahun semenjak game ini di rilis, 2 tahun belakangan ini game ini tidak mempunyai perkembangan update patch setelah berakhirnya cerita didalam kontinen Satrun, yang mengakibatkan penurunan para player di setiap harinya hanya 100 orang yang bermain atau online didalam game itu sendiri selain dari player lama pergi memainkan game-game baru yang sejenis. Namun ada satu High-End player bernama Vanyo yang masih terus-menerus bermain untuk mengisi waktu luang di sela-sela pekerjaan yang dia miliki meskipun player yang sekelasnya telah pergi memainkan game baru. Entah itu karena waktu kosong, nostalgia atau bosan memainkan game baru yang sejenis. Disini Vanyo memutuskan untuk pergi menjelajah lautan yang ada didalam game dengan harapan menemukan sebuah benua baru yang belum terjamah oleh player manapun dan takdir apa yang akan terjadi dengan player satu ini dan kegelapan apa yang ada di kontinen Euspos yang belum terungkap oleh para player?

Vanyo · War
Not enough ratings
5 Chs

Kembalinya Bocah Terlantar

Bernama lengkap Frank Abraham, tuan muda dari keluarga misterius di dunia, keluarga Abraham. Keluarga Abraham menghilang secara tiba-tiba karena persaingan bisnis di dunia, selama kurang lebih dua puluh tahun mengalami kemerosotan bisnis karena di tekan oleh banyaknya penguasa di seluruh dunia Mengincar kekayaan yang hampir menguasai separuh ekonomi dunia, keluarga Abraham akhirnya tumbang karena peristiwa yang memalukan Alexander Abraham, ayah Frank di tuduh menjadi biang keladi atas terjadinya inflasi dunia, seluruh bahan pokok industri seperti besi, nikel, batu bara dan bahkan minyak bumi menjadi komoditas yang menurun harganya Monopoli yang di lakukan oleh pengusaha-pengusaha dunia termasuk keluarga Abraham menjadi salah satu penyebab terjadinya inflasi yang parah Mata uang di seluruh dunia merosot nilainya di bursa saham, menjadikan negara-negara miskin dan berkembang banyak yang di nyatakan pailit oleh bank dunia Alexander Abraham saat suatu malam, di tangkap oleh pemerintah dengan dalih melakukan korupsi yang merugikan Empire Odessa dan dunia. Dan menyebabkan inflasi secara besar-besaran Frank yang saat itu berusia lima tahun harus mengungsi bersama ibu dan adiknya Jane, sedangkan Alexander Abraham di tangkap Di malam musim dingin, seorang pria tua dengan mengendarai mercedes mewah menghampiri mereka dan mengulurkan tangan untuk membantu mereka melewati hari-hari mereka Pria tua yang mengetahui banyak hal di dunia merasa iba atas kemalangan yang menimpa keluarga Frank, atas dasar kemanusiaan pria tua tersebut menolong Frank sekeluarga keluar dari kesulitan yang mereka hadapi Tanpa Frank ketahui, pria tua tersebut adalah penguasa dunia saat ini, dimana dunia memberi julukan kepadanya The Second God Pria tua memberikan sebuah rumah sederhana untuk keluarga Frank tempati dengan bayaran, Frank harus menjadi murid sekaligus penerusnya Ibu Frank yang sudah tidak bisa berpikir apapun, menyetujuinya dengan alasan keamanan dan kenyamanan anak-anaknya Sejak saat itu, Frank di haruskan untuk belajar secara personal baik itu ekonomi, budaya, sosial, politik, sasta, seni, dan bahkan beladiri di bawah bimbingan pria tua tersebut Selama lebih dari sepuluh tahun, Frank di latih oleh pria tersebut siang dan malam, di pukuli, di omeli dan hingga tidak di berikan makan jika Frank melakukan kesalahan di mata pria tua tersebut Namun, berkat pelatihan yang sangat keras selama sepuluh tahun. Akhirnya Frank berhasil masuk ke dalam akademi militer Empire Odessa sebagai rekrutan top Dan sejak saat itu, Frank menjalani karirnya sebagai seorang prajurit yang di awali dari kadet akademi Sepuluh tahun berlalu sejak di mulainya karir Frank di militer, dan saat ini Frank telah berhasil menjadi salah satu petinggi militer termuda dalam sejarah di Empire Odessa Dengan pangkat Laksamana, memiliki bawahan sebanyak lima ratus ribu personel yang terlatih, Frank mencatatkan namanya di dalam sejarah dunia sebagai satu-satunya komandan militer termuda yang berhasil mengalahkan lebih dari lima puluh negara dan jutaan pasukan musuh hanya dalam waktu tiga tahun Dan menjadikan Empire Odessa sebagai salah satu negara dengan militer terkuat di dunia dengan urutan ketiga

Eka_Ramonez · War
Not enough ratings
7 Chs