webnovel

05. Si bungsu

Saat pulang mereka terbagi menjadi tiga kelompok yaitu gamall dan brina, cicil dan kaidan sedangkan tara sendirian. Mereka semua mengendarai mobil kecuali tara yang mengendarai motor awalnya Cicil datang bersama dengan tara, namun saat pulang cicil penumpang mobil kaidan. Situasi menjadi sunyi di dalam mobil gamall mereka terhanyut dalam pikirannya masing-masing

'Bagaimana ini gue belum juga menemukan love.' Batin brina

'Sepertinya masalah ini lebih rumit daripada yang kukira.' Batin gamall

Sementara di mobil kaidan terjadilah pertengkaran antara kaidan dan cicil

"Tumben kalem biasanya galak." ujar kaidan memecah kesunyian terserah gue lu diam aja.

"Om tahu kan gue itu sebenarnya nggak mau semobil sama om.Namun karena ini sudah malam gue nggak suka kena angin malam karena angin malam itu nggak bagus untuk tubuh." Jawab cicil menjelaskan alasannya menumpang mobil dengan kaidan

"Oh iya.Tapi lo udah semua semobil sama gue, nggak usah banyak alasan bilang aja lo mau dekat-dekat sama gue. Terus jangan panggil gue om gue masih muda." Jawab kaidan seolah-olah tidak percaya

"Wah nggak usah terlalu pede yah om. Om bukan tipe gue." Balas cicil dengan ekspresi tidak suka

" Benarkah gue yang tampan ini aja lo bukan tipe lu berarti tipe lo jelek dong. Haa...." Ejek kaidan pada cicil yang sudah kesal

'Om ini kok tambah nyebelin. Gue ngak akan kalah sama om.' Batin cicil

"Nggak usah ketawa om. Mending om cari pacar deh karena kalau dilihat om jomblo seumur hidup." Balas cicil menahan tawanya dan kaidan yang sudah kesal

'Anj!ng, gue kalah sama anak sma.' Batin kaidan

"Kenapa om diam, ternyata benar kalau om jomblo seumur hidup. Haa...." Ejek cicil yang tidak dapat menahan tawanya membuat kaidan makin terpojok

"Padahal lo juga jomblo." Ujar kaidan

"Gue udah punya pacar om." Jawab cicil

"Masih kecil udah pacaran." Guman kaidan yang sudah kalah

"Mending gue daripada om, udah besar kok jomblo." Balas cicil senyum penuh kemenangan

"Anj!ng." Kesal kaidan

"Haa... haa...." Tawa cicil

Setelah itu tidak ada lagi pertengkaran di antara mereka. Sementara di mobil Gamal Brina tertidur lelap karena kelelahan.

"Cantik, lo tidur sangat cantik." Guman gamall yang berusaha mengusap rambut brina namun kemudian dia menghentikan aksinya

"Bisa gila gue." Tambahnya

Setelah sampai ke rumah Sabrina mereka meminta izin untuk menginap di rumah Brina karena sudah pukul 23.00 malam. Brina kemudian menunjukkan kamar tidur untuk mereka. Terdapat 3 kamar di rumah Brina yaitu kamar dirinya sendiri, kamar kakeknya, serta kamar tamu semuanya telah dilengkapi dengan kamar mandi. Para pria tidur di kamar tamu sedangkan cicil tidur bersama brina di kamarnya. Setelah mandi kemudian mereka menuju meja makan.

"Rumah ini cantik gue kira rumah lo pasti mewah namun ternyata rumah ini sangat sederhana." Ujar cicil memecah kesunyian di meja makan

"Gue juga setuju dengan lo,rumah ini sangat cantik." Balas tara membenarkan perkataan cicil

" iya makasih. Memang kakek gue lebih suka rumah yang sederhana daripada rumah yang bertingkat dan juga mewah. Beliau pernah bilang kalau kesederhanaan terkadang mendatangkan kenyamanan." Jawab brina semua menatapnya dan situasi menjadi sedikit canggung

" Oh,Iya. Sekarang cerita gimana lo tidak tertangkap." Ujar brina mengintimindasi kaidan

"Oke, gue cerita." Jawab kaidan dengan cepat

Kaidan Pov On

'Kenapa dia berada di tempat ini? Apa yang akan dia lakukan. Semoga bukan hal yang buruk.' Batin kaidan yang mengikuti gamall

'Gue terlihat seperti penguntit. Sudahlah ikuti saja dia.' Tambahnya

Kaidan mengikuti gamall menuju lokasi yang mereka lacak karena kaidan sangat penasaran sebab gamall tidak pernah sekalipun dekat dengan seorang perempuan. Kemudian gamall keluar dari mobilnya dengan seorang perempuan.

"Jangan bilang gamall akan haa.... itu tidak mungkin." Gumannya memikirkan hal negatif kemudian dia reflek sembunyi saat gamall berbalik

"Uhh... hampir saja gue ketahuan." Ujar kaidan menghelakan nafasnya

"Sepertinya ada yang mengikuti kita." Bisik gamall kepada brina yang merasakan hal yang sama

"Biarkan saja dulu." Balas brina

Mereka memasuki rumah tersebut yang diikuti oleh kaidan ternyata pintu yang tidak terkunci.

"Kemana mereka pergi, cepat sekali mereka. Ini kan bukan pintu ke mana saja doraemon." Ujar kaidan yang kehilangan keberadaan gamall dan brina kemudian dia berbaring ke belakang "aaha...hehe..." Keterkejutan kaidan melihat yang dia cari

" Kenapa lu di sini. "Ujar gamall

"gue ke sini karena penasaran. " Jawab kaidan

"Lo, lo kan cowok gila/penguntit itu." Kompak mereka

"Siapa dia?" Kompak mereka lagi menatap gamall

" Kenapa lo ngikuti kata-kata gue." Ujar brina kesal

"Lo yang ngikuti gue, dasar penguntit." Balas kaidan sama kesalnya

"Dasar cowok gila stres." Tambah brina

"Dasar penguntit." Balas kaidan yang tidak mau kalah

"Sudahlah ini bukan waktu yang tepat untuk bertengkar. Dia bernama Sabrina Pricilia Aurel bisa lo panggil brina." Ujar gamall yang menghentikan pertengkaran kemudian memperkenalkan brina kepada kaidan

"Brina, dia adalah Akhdan Zaka Mahardika bisa lo panggil kaidan." Tambah gamall yang memperkenalkan kaidan kepada brina

"Sudahlah kita harus menemukan love. Jangan buang-buang waktu dengan cowok gila yang ngak jelas, karena hari sudah sangat sore." Ujar brina meninggalkan gamall dan kaidan untuk memeriksa ruangan didalam rumah

Mereka mencari di setiap ruangan namun tidak menemukan namun tidak ada tanda-tanda keberadaan love dirumah tersebut.

"Semuanya sudah diperiksa namun tidak ada siapapun di sini. Bagaimana cara kita ke halaman yang mungkin kita akan menemukan sesuatu." Ujar kaidah memberikan saran

"Itu ide yang bagus." Jawab Brina

Kemudian mereka mencari di sekitar halaman. Walaupun dilihat dari luar rumah ini terlihat tua dan sangat pelosok karena berada disekitar hutan namun halaman rumah tersebut sangat luas terdapat pohon yang sangat lebat dan juga sebuah kebun kecil.

" Halamannya lebih luas dibandingkan rumah tua ini di sini juga ada kebun. " Ujar kaidan

"Kau benar. Namun kita belum menemukan love sedangkan jam sudah menunjukkan pukul 18.00 sebentar lagi magrib. Lebih baik kita pulang terlebih dahulu." Balas gamall memberikan saran

"Namun bagaimana dengan love?" Tanya brina

"Jika kita terus disini malam akan tiba itu lebih berbahaya apalagi disini masih banyak kawasan hutannya brina. Besok kita kembali lagi kesini." Ujar gamall yang menyakinkan brina

"Bagaimana jika tidak ada hari esok." Balas brina

Sementara kaidan telah menghilang menuju kebun kecil dekat pohon besar tersebut.

'Ini bukannya tanaman ganja.' Batin kaidan

'Gue harus memberitahukan ini pada gamall. Sepertinya ini jebakan, rumah ini bukan rumah tertinggal.'

"Gamall‐" Ucapan kaidan terpotong kala melihat brina dan gamall telah jatuh pingsan dan akan dibawa seperti preman

dan mereka membawa senjata

'Bagaimana ini apa gue langsung serang aja, sudahlah untuk sementara gue sembunyi dulu. Ini sudah azan maghrib lagi.' Batin kaidan yang bingung

"Tenyata benar yang dikatakan bos bahwa tikus-tikus curut ini bakal datang." Ujar preman berotot dan berwajah sangar seperti pemimpin preman

"Sebelum mereka merusak rencana bos, kita harus menghabisi mereka." Tambah preman dengan tubuh kurus jangkung

"Bukankah ini sulit karena dia adalah‐" Ucapan preman yang berbadan yang cukup ideal

"Jangan kamu berkata itu lagi jika kamu masih mau tetap hidup." Ujar preman wajah sangar tersebut

"Iya, kita kamu tidak ingin bernasib sama seperti gadis remaja dan keluarga." Tambah pria kurus tersebut

"Lebih baik kita melaksanakan tugas yang diberikan oleh bos dan membawa mereka dengan cepat sebelum mereka bangun." Ujar preman wajah sangar itu dan akhirnya mereka menggeret tubuh brina dan gamall dengan cepat

'Apakah yang dimaksud gadis itu adalah love? Lalu siapa yang dimaksud dengan dia? Gamall?atau Brina? Siapa bos mereka?' Batin kaidan yang membuat kepala meledak

'Sudahlah gue harus menyelamatkan mereka tapi ada gamall disana dia yang terbaik dalam tim. Apa kubiarkan saja walaupun begitu disudah pingsan.'

Secara tidak sengaja dia menginjak telpon dan mengambilnya.

'Apa ini punya love? Gue simpan saja dulu.' Batin kaidan kemudian memasukkan ponsel tersebut kedalam kantong celananya

'Pertama gue harus keluar dari sini takut gue nanti ketemu tante kunti dipohon beringin setelah itu gue kembali kemobil mengambil senjata baru gue menyelamatkan mereka.'

Saat kaidan kembali ke mobilnya dia melihat dua orang sedang berada didekat mobilnya.

"Siapa mereka?" Guman kaidan kemudian menghampiri mereka 

"Siapa kalian? Apa kalian komplotan para preman tadi?" Tanya kaidan waspada 

"Bukan kami teman gamall dan brina." Ujar tara 

"Kenapa lo kasih tau dia, kita kan ngak tau dia baik atau enggak." Bisik cicil 

"Siapa kamu? Kenapa kamu disini?" Tanya cicil mencurigai kaidan 

"Gue teman gamall." Jawab kaidan singkat 

"Dimana mereka sekarang?" Tanya cicil lagi 

"Mereka sedang ditangkap oleh para preman tadi dan gue juga mau menyelamatkan mereka." Balas kaidan 

"Apa! Gue juga mau ikut." Ujar cicil terkejut 

"Lebih baik kalian disini karena ini berbahaya apalagi ini sudah malam. " Balas kaidan 

"Ngak, gue mau ikut." Ujar cicil bersikeras 

"Gue juga mau ikut." Tambah tara 

"Kalian ngak boleh ikut ini berbahaya anak kecil ngak boleh ikut." Balas kaidan 

"Kita bukan anak kecil om, gue udah besar." Ujar tara yang tidak terima 

"Pokoknya ngak boleh." Balas kaidan yang akhirnya terjadi perang kata-kata diantara mereka 

"Sudahlah lebih baik kita tunggu mereka disini." Ujar kaidan 

"Om, gila. Mereka dalam bahaya." Balas cicil kesal 

"Tenang disana ada gamall semua akan baik-baik saja." Ujar kaidan mempercayai kemampuan gamall 

Seperti yang ucapkan olehnya tidak lama kemudian gamall dan brina menghampiri mereka 

Kaidan Pov Off 

"Oh, jadi gitu ceritanya. Terus bagaimana kalian juga datang?" Tanya brina kepada tara dan juga cicil 

"Kami mendengar percakapan kalian diparkiran sekolah dan juga lokasi yang kalian datangi setelah itu kami mengikuti kalian datang ketempat tersebut. Awalnya kami sempat tersesat kemudian kami melihat preman kemudian kami mengikuti mereka hingga akhirnya bertemu om ini." Ujar cicil menjelaskan secara rinci 

"Om? Maksud lo kaidan." Ujar gamall 

"Iya, memang siapa lagi." Jawab cicil tanpa dosa dan gamall yang berusaha menahan tawanya 

"Aku sudah selesai makan." Ujar kaidan kesal 

Setelah selesai makan mereka kemudian keruang tamu untuk membahas ponsel yang ditemukan kaidan.

"Ini ponsel yang gue temukan itu." Ujar kaidan membuka obrolan 

"Sepertinya ini butuh diperbaiki karena sudah mati." Tambah tara 

"Iya, gue punya kenalan untuk memperbaiki ponsel ini." Balas kaidan tersenyum 

"Siapa? Jangan bilang dia, gue ngak setuju." Ujar gamall dengan nada sinis

"Siapa lagi kalau bukan dia." Balas kaidan yang ingin tertawa melihat wajah tertekan gamall 

"Oke, nanti kita temui dia hari minggu." Ujar brina tersenyum namun matanya berkaca-kaca 

" ini semua lo bukan selalu, jangan menyalahkan diri sendiri jika memang besok kemungkinan terburuk terjadi semua bukan salah dirimu sama seperti pesan yang terakhir dikirimkan oleh love." Ujar gamall seketika air mata brina terjatuh dan ia menangis sejadi-jadinya kemudian love menenangkan brina dan akhirnya

memutuskan membawanya kedalam kamar. Tak lama kemudian tara menyusul menuju kamar tamu dan hanya tinggal gamall dan kaidan.

"Gue mau memberikan ini, gue menemukannya tadi." Ujar kaidan sambil menyerahkan sebuah kalung 

"Ini kan punya adik gue, Makasih." Jawab gamall 

"Lo bilang makasih itu hal yang mengejutkan lo banyak berubah. Apa itu karena dia?" Ujar kaidan 

"Siapa yang lo maksud?" Balas gamall 

"Lo tau dia siapa, jangan lupakan tujuan lo." Ujar kaidan 

"Iya gue tau namun menurut gue rasa ini salah Jadi gue harus melupakannya." Balas gamall 

"Gue nggak pernah bilang salah mencintai seseorang namun jangan lupakan tujuan awal lo itu aja." Ujar kaidan mengingatkan 

"Ayolah bro, ngak usah galau bentar lagi kita bertemu sibungsu." Tambah kaidan menghibur gamall 

"Bisa gila gue, lo aja udah membuat gue stres." Ujar gamall yang membayangkan sibungsu

"Bungsu pernah bilang membuat lo gila adalah hal terindah." Balas kaidan sambil terkekeh 

"Iya terindah buat lo menderita buat gue." Ujar gamall yang kesal 

"Ha...ha..." Tawa kaidan 

Next chapter