webnovel

(G.I) K.K x reader : katakan cinta

'Plak'

Tamparan keras di pipimu membuat kepalamu berdengung keras. Kau mengusap lembut pipimu dengan ekspresi kosong.

"P*lac*r! Jadi kau yang membuat kazuha menjauhiku bukan? Setelah semua yang kulakukan untuk mu, kau malah mengkhianati ku?" Gadis yang kau pikir temanmu menjambak rambut mu dengan erat.

Kau ingin memprotes kata-kata nya.

Kau tidak pernah melakukan apa! Kau tidak pernah mengkhianati persahabatan ini!

"Aku tidak melakukannya, Ana!" Katamu keras.

Namun gadis yang bernama anarayu itu menatapmu jijik dan mendorong tubuh mu. Teman mu yang satunya mencibirmu.

"Teruslah berpura-pura! Kau pikir aku tidak pernah melihat kazuha mendekati mu? Jangan menghindar kau, kami semua tahu kau pasti sengaja menggoda kazuha karena ana menyukainya"

Kau shock "kapan aku menggoda kazuha?! Aku tidak pernah melakukannya! Dialah yang mendekati ku! Siti kau jangan memfitnah!"

Siti menampar pipi mu yang satunya "diam kau p*lac*r!"

Kau menatap kedua temanmu dengan sakit hati.

Bngst...

Setelah semua yang kau lakukan demi keduanya, mereka sekarang menjelek-jelekkan dirimu?

Tidak cukup sekali menamparmu dan mereka berdua menyerangmu bersama?

Mereka pikir mereka siapa?

Apakah kau kesemek lembut? Tidak! Kau adalah manusia yang memiliki emosi! Kau bisa marah!

Kau membalas menampar keduanya tanpa basa-basi.

'Plak'

'Plak'

Suara tamparan keras terdengar di kelas kosong itu. Mata mu menatap keduanya dengan kosong.

"Kupikir kita teman" Ucapmu ironis.

"Ternyata aku salah... Kuharap kita tidak akan pernah berhubungan lagi"

Kaupun berbalik dan meraih tasmu dengan penuh kebencian meninggalkan keduanya.

Meskipun begitu hatimu sangat panas.

Rasa sakit di kedua pipimu semakin membuat mu marah. Dalam hatimu kau menyalahkan kazuha dan teman-teman mu.

Seandainya kau tidak mengenal mereka, kau tidak akan merasa sesakit ini.

"Bngst!"

Kau mengutuk pelan sambil berjalan pulang, kau hanya ingin menangis di kamarmu sekarang.

"Apakah ini benar-benar salahku?" Kau bergumam rendah memeluk bantal guling mu. Kepalamu pusing memikirkan siapa dan apa yang salah di situasi ini.

Apakah ini salah mereka?

Apakah ini salah mu?

Ataukah ini salah kazuha?

Kau tidak ingin memikirkan apa-apa untuk sekarang.

"Lebih baik tidur...." Dengan kata-kata itu kau pun bersusah payah untuk melepaskan pikiran mu dan menutup mata mu.

Memikirkan semua masalah ini benar-benar melelahkan.

Keesokan harinya kau menyaksikan mata-mata penuh gosip yang kau benci. Tetapi tentu saja kau adalah orang yang mahir dalam berpura-pura buta dan tuli.

"Dia sendiri?"

"Heh... Kasihan"

"Kudengar semalam dia bertarung dengan kelompok ana"

"Tidak heran pipinya terlihat merah. Pipi mereka juga"

"Sudahlah bukan urusan kita"

Bisikan-bisikan temanmu jelas terdengar di telingamu. Kelas yang semula membosankan semakin mengganggu mu.

Namun kau selalu mengabaikan semua.

Kau sangat membenci yang namanya masalah. Terserah mereka mau membicarakan mu atau apa.

"Kau baik-baik saja?"

Meskipun kau menghindari semua orang, kau tidak bisa kabur dari yang satu ini.

Seorang pemuda yang sejak awal pertemuan sudah berusaha untuk mendekati mu dengan penuh kegigihan.

"Bukan urusan mu, kazuha"

Pemuda yang merupakan anggota sekretaris OSIS dan merupakan ketua klub puisi di sekolah.

Pemuda yang merupakan salah satu idola di sekolah.

Dan alasan mengapa kau dikucilkan.

Kazuha kaedehara.

Pewaris keluarga kaedehara. Seorang pria lembut yang sangat lembut dan cantik.

"Itu dingin sekali" Pemuda itu menatapmu sendu.

"Apakah aku melakukan kesalahan?" Dia bertanya, sama sekali tidak menyembunyikan kekhawatiran nya.

Kau sama sekali tidak tahu kenapa dia begitu perhatian kepadamu, meskipun kau selalu mendorongnya, dia tetap bersikukuh mendekati mu. Seolah-olah ada magnet di dalam dirimu yang selalu berhasil menariknya ke arahmu.

"Kenapa kau peduli?" Kata mu berusaha untuk acuh meskipun kau merasa agak bersalah karena sikapmu.

Kau tahu kau salah tetapi kau tidak bisa meminta maaf kepadanya. Sifat keras kepalamu dan gengsimu membuat mu menolak untuk mengaku salah.

Lagipula kau masih tidak terima dikucilkan hanya karena dia mendekatimu.

Kazuha menghela nafas pelan dan mendekati mu. Tangannya terulur, menyentuh rambut mu dengan sentuhan menenangkan.

Kau teralihkan dengan aroma tubuh nya yang memikat.

Aroma yang sangat memabukkan....

Suaranya yang indah tanpa sadar menghipnotis mu.

"Kau bisa mengatakan masalahmu kepadaku. Aku berjanji aku akan menjadi pendengar mu yang baik. Percayalah padaku"

Detak jantung mu berdetak kencang, membuat tubuh mu memanas, kedua pipimu merona.

Tunggu kenapa kau begitu gugup tiba-tiba?!

"T-tidak! Terimakasih!" Kau melangkah mundur. Tiba-tiba saja merasa malu dengan sikap mu yang berubah.

"Aku akan pergi ke kafetaria! Aku lapar!!"

"T-tunggu!" Kazuha yang berusaha menghentikan mu dengan tidak berdaya menyaksikan tubuh mu yang dengan gesitnya kabur.

"Apakah aku terlalu cepat mendekatinya?" Dia bergumam rendah dan menghela nafas pelan.

"Tapi.... Ini memang sudah seharusnya.. Gadis itu terlalu tidak peka"

Kazuha tersenyum lembut dan berjalan mengikuti mu ke kafetaria. Pikirannya dipenuhi dengan dirimu sekarang.

Bagaimana kah sifatmu setelah dia berhasil mendapatkan mu?

Akankah kau bersikap berbeda dari dirimu yang biasanya?

Kazuha ingin sekali melihat dirimu tersenyum berkat dirinya, dia ingin kau lebih mengandalkanya, dan dia selalu ingin kau bersikap natural apa adanya di depannya.

Dia tentunya sudah melihat kegugupan mu.

"Sungguh manis... Dia ternyata seorang pemalu" Kazuha terkekeh pelan.

Langkah kakinya dengan ringan membawanya menuju kafetaria. Senyuman manisnya tidak lentur, dia membalas setiap orang yang menyapanya dalam perjalanannya menuju dirimu.

Kau yang sudah mengambil makan siangmu memilih tempat paling sepi untuk makan, kau memilih meja paling pojok, keberadaan mu dalam lautan manusia tentunya sulit untuk ditemukan namun mata kazuha dengan cepat menangkap sosok mu.

'Ketemu' dia tersenyum lebar.

Kazuha pun mendekatimu

"Bisakah aku duduk bersama mu?" Ucapnya lembut.

Kau menatapnya, sedikit kesal karena di interupsi makan namun di tengah banyak orang kau merasa tidak enak menolaknya.

"... Bagaimana jika aku mengatakan tidak?"

Ucapmu menantang.

Kazuha menyipit kan matanya, dia mendekatimu dan berbisik dengan nada rendah.

"Berhati-hati lah... Mungkin aku bisa saja menghukummu jika kau menolakku"

Kau membeku.

Ini pertama kalinya kau melihat sisi tersembunyi kazuha.

Dia adalah seorang sadis.

Gawat.

Kau dengan enggan membiarkan nya duduk disampingmu.

Kau tidak punya pilihan.

Pria ini memaksamu secara halus.

Siapa tahu dia benar-benar akan menghukummu?

Lagipula kau sendiri tidak pernah tahu apa isi pikirannya.

Kazuha yang melihat keengganan mu tertawa kecil.

"Terimakasih"

Kau hanya bisa menghela nafas.

Ada perasaan ketidakberdayaan yang samar.

Lupakan biarkan saja dia!

Sentuhan hangat di pipimu membuat mu menatap sosoknya, kau yang telah memakan makan siangmu menoleh ke arahnya.

Sentuhannya pada kulit mu terasa sangat lembut, seolah-olah dia mengelus lapisan kaca yang rapuh.

"Hm?"

Kazuha menopang pipinya dengan sebelah tangannya, senyum miring terpampang di wajahnya yang cantik.

Dia mengusap sudut bibirmu.

Samar-samar kau melihat emosi aneh di dalam mata merah oranye milik nya. Tetapi kau dengan cepat teralihkan ketika dia berbicara.

"Ada nasi" Ucapnya dengan kekehan kecil.

Astaga... Kau merasa malu.

Pipimu terasa panas.

Apakah dia menggodamu?

Kau menoleh ke arah lain dan mengabaikan pria itu.

Jangan jatuh!!!

______________________________________

Sejak kejadian makan siang, kazuha semakin gencar mengejar mu. Dia selalu mengikuti mu layaknya anak anjing.

Kau tidak berdaya.

Dia akan mengancammu ketika kau menolaknya.

Kau semakin bertanya-tanya tentang tujuan nya mendekatimu. Tidak mungkin pemuda ini menaruh hatinya padamu..... Kan?

Kau tidak percaya diri, bahkan jika dia menyukaimu kau tidak akan mempercayai nya.

Bagian mana dari dirimu yang pantas dicintai?

"Kemana kali ini kau akan pergi?"

Kau menoleh kebelakang, menatap wajahnya dengan tenang.

Oke kau mulai ragu.

Pemuda ini terlalu lengket.

Dia pasti memiliki motif tidak murni untuk mendekati mu.

"Aku akan pergi ke toilet"

Kazuha tidak mengatakan sepatah katapun dan tersenyum, artinya sudah dapat di tebak.

Aku ikut denganmu.

Dan kau jelas menyadari maksudnya. Kau dengan langkah berat pun berjalan menuju kamar mandi.

Kazuha dengan setia menunggumu di luar. Pikirannya melayang, dia menatap pintu kamar mandi dengan kosong.

Suara angin berdesir.

'Swoosh'

Lorong kelas yang sepi, samar-samar terdengar canda tawa dari siswa-siswi yang berkeliaran.

Kazuha bersandar disamping pintu kamar mandi wanita, menunggu sosok mu yang akan tiba.

Wajahnya terlihat tenang begitu kontras dengan senyumannya saat bersamamu. Samar-samar dia mendengar suara tamparan yang sangat pelan, hampir tidak terdengar

'Plak'!

Seketika itu wajahnya berubah, dia segera bergerak membuka pintu kamar mandi wanita.

"Apa yang terjadi di sini?!"

Kazuha terkejut menyaksikan pemandangan di depannya. Sosokmu yang terjatuh di lantai kamar mandi dengan pipimu yang terlihat merah membuat amarahnya muncul.

Kazuha tersenyum, namun senyuman itu tidak mencapai matanya.

"Bisakah kalian menjelaskan apa yang terjadi di sini?"

Kazuha tidak mempedulikan meskipun dirinya memasuki kamar mandi wanita, aura dingin menyeruak dari senyuman lembutnya.

Gadis-gadis yang sebelumnya membully mu membeku.

"Kazuha ini tidak seperti yang kelihatannya"

"Ya p*lacur ini yang menjebak kami!"

"Kazuha gadis ini adalah gadis yang buruk!"

Gadis-gadis itu terus berbicara tanpa henti, mengabaikan dirimu yang telah berdiri dari posisi memalukan mu sebelumnya.

Kau diam-diam mencari celah untuk kabur. Namun kazuha yang telah memperhatikan mu segera menarik mu ke dalam pelukannya sebelum kau bisa lari.

"Kalian bertiga akan menerima hukuman kalian atas kata-kata kasar, fitnah dan pembullyan, aku sudah merekam kata-kata kalian. Sampai jumpa di kantor OSIS"

Dengan tenang pemuda itu membawamu pergi dari kamar mandi wanita.

"Kenapa kau tidak memberitahu ku? Apakah sesulit itu untuk mengatakan masalahmu? Mengapa kau tidak pernah mencoba untuk mempercayaiku dan bersandar kepadaku?! Aku ingin menjadi orang yang kau percayai"

Untuk pertama kalinya kazuha menunjukkan emosi yang begitu kaya dihadapan mu. Seolah-olah topengnya pecah, dia mengeluarkan sisinya yang paling lembut dan rapuh.

Lengannya yang kokoh melingkari pinggangmu, suara nya dipenuhi keputusasaan.

"Kumohon... Sedikit saja... Bergantung lah padaku"

Kau menahan rasa sakit di hatimu. Sejujurnya kau sangat senang akan kata-kata jujurnya. Kau sangat bahagia namun....

"Kazuha apa kualifikasi mu untuk mengatakan semua ini?"

Kau mendorong nya.

Ini bukan pertama kalinya kau bertanya. Biasanya kazuha akan mengatakan bahwa dia adalah temanmu di saat-saat seperti ini, tetapi reaksi kali ini agak berbeda.

"Aku mencintaimu"

"Aku mengatakan semua ini karena aku memiliki kualifikasi untuk meraih hatimu sebagai pelamar"

Kini kau tidak bisa menyembunyikan wajahmu yang memerah.

"Aah...?"

Kazuha mencium pipimu "sepertinya usahaku tidak sia-sia"

Rona merah di wajahmu menyebar. Jawaban apa yang akan kau berikan? Tentunya kisah cinta kalian di tentukan oleh pilihan yang kalian ambil~

"Katakan padaku... Kau juga mencintaiku" Bisiknya di telingamu.

Next chapter