webnovel

Chapter 15 Selamat datang di dunia SMA

Malam yang begitu sunyi dan hanya terdapat cahaya sinar rembulan yang menyelimuti sebagian bumi

"permisi Ike" ujar Ellen yang sedang berjalan membawa sebuah berkas yang ia pegang dengan kedua lengannya

"oh rupanya kau, bagaimana informasi dari dia apa ada kemajuan? " ucap Wesscot yang sedang duduk tenang dikursinya dengan tatapan yang dingin seperti biasanya

"ya ini dia laporannya"

Setelah memberikan berkasnya, Ia pun mulai membuka dan melihat isinya sembari diberikan penjelasan oleh Ellen dengan foto Tohka yang sedang berjalan mengenakan seragam SMA sekolah Raizen

"seperti yang anda lihat sendiri Spirit dengan codename: Princess sekarang hidup layaknya manusia normal"

"hmm... Menarik sekali pantas saja kita tidak merasakan energi Spirit sama sekali lalu apa ada lagi? "

"ya... Nama Princess sekarang ini ialah Yatogami Tohka, ia menjadi Siswi SMA disekolah Raizen" jawab Ellen

"begitu... Sepertinya kau memberikanku hasil yang memuaskan"

Ketika ia membalik halaman berkas tersebut, terdapat foto seorang pria berambut biru yang tak lain dan tak bukan ialah Itsuka Shido

"lalu pria ini? "

"pria ini adalah Itsuka Shido, jujur aku saja masih belum mempercayai apa yang ia katakan, tetapi ia memiliki kemampuan menyegel kekuatan Spirits layaknya wadah" ujar Ellen sembari menggelengkan kepalanya saat menjelaskannya

Wesscot pun mulai menyenderkan tubuhnya kebelakang kursinya dengam menatap langit langit

"sepertinya kau benar benar membuatku terhibur dengan hasilmu Obero- tidak maksudku Jester. Aku benar benar tak sabar untuk menyaksikan panggung seperti apa yang akan kau siapkan untuk mereka"

Keesokan harinya merupakan hari pertama ia masuk sekolah dikehidupan keduanya ini.

Oberon pun segera keluar dari panti asuhan kemudian pergi menuju pemberhentian Bus terdekat.

Bus pun datang lalu ia pun segera naik kedalam dan hanya melihat segelintir orang saja yang memakai Seragam sekolah Raizen.

Disini Oberon dibicarakan oleh siswi disana karena baru pertama kali ia melihatnya dengan wajahnya yang terlihat blasteran antara orang asia dan orang eropa.

Beberapa menit kemudian, ia telah sampai lalu ia pun turun dari bus dan melewati gerbang sekolah dan melihat beberapa orang memperhatikannya baik itu siswa ataupun siswi

'ini orang gk pernah liat orang blasteran atau gimana dah, lebay amat' ucap dalam hati Oberon.

Setelah memasuki gedung sekolah, Oberon pun pergi menuju ruang guru dan berhadapan dengan wali kelasnya yakni Tama-san.

1 menit sebelum bel sekolah dibunyikan, Oberon beserta wali kelasnya segera pergi menuju kelas dan ketika bel berbunyi, mereka berdua pun menggeser pintu kelas kemudian masuk kedalam diikuti oleh Oberon.

"baiklah semuanya, kita telah kedatangan Murid pindahan baru lagi. Silahkan diperkenalkan dirimu" ujar Tama sembari memberikan kapur untuk menuliskan namanya.

Ia pun segera menulis namanya yakni Oberon dalam tulisan latin bukan dalam tulisan kanji

"perkenalkan namaku adalah Oberon, Kotomine Oberon karena aku adalah anak dari panti asuhan dan sekaligus diangkat menjadi anaknya dari pastor disana, jadi aku memakai marganya dan aku tinggal dikota teguh distrik 8, salam kenal semuanya" ucap Oberon dan sedikit membungkukan kepalanya.

Disini ia memakai seragam seperti mereka serta memakai kacamata.

"ya... Itu dia perkenalan dari Oberon, ngomong ngomong kalo bisa ibu mau bertanya, apa benar kamu ini blasteran?" tanya Tama yang masih berdiri sebelahan didekat Oberon

Oberon pun membalasnya dengan nada yang begitu sopan. "ya tentu, ayahku dari british dan ibuku dari jepang fuyuki"

" begitu ya, kalau begitu silahkan duduk disamping Yatogami-san" sembari menunjuk kursi yang kosong didekat sana

Ia pun segera berjalan melalui sisi kiri dimana terdapat Shido, dan temannya Tonomachi disisi kiri, dan Tohka serta Origami disisi kanannya. Ketika hendak melewati Origami, Oberon dengan sengaja mengeluarkan Mana yang besar yang selama ini selalu ia keluarkan ketika menjadi Jester dalam melaksanakan misi sampai membuatnya terdiam dan sedikit mengeluarkan keringat dingin.

Lalu Oberon pun menyembunyikan Mana tersebut lalu duduk ditempat yang diharuskan.

'hmm... Panik panik'kan '

Ketika duduk, Tohka pun memperhatikan dirinya dengan seksama lalu kembali melihat papan tulis

"baiklah semua mari kita mulai kembali pembelajarannya, apa ada tidak mengerjakan Pr minggu kemarin" ujar Tama

'sepertinya yang dia bicarakan kemarin bukanlah bualan belaka. Dia bisa saja menghabisi kita semua saat dipesawat' dalam hati Tohka.

'orang ini benar benar berbahaya' ujar Origami yang sempat mengeluarkan keringat dingin

-To Be Continued-

Next chapter