Tetua Pertama, meski telah menggunakan segala kekuatannya, tidak dapat mengucapkan sepatah kata pun.
Menyadari ini, Wakil Pemimpin Sekte melambaikan tangannya dan berkata dengan cepat, "Baiklah, sebaiknya kau pergi dan beristirahat."
Beberapa orang segera membawa Tetua Pertama pergi. Menyaksikan sosok mereka yang berlalu, Wakil Pemimpin Sekte menghela nafas panjang.
"Sekarang... Aku seharusnya bisa mengambil tanggung jawab atas sekte," pikir Wakil Pemimpin Sekte.
Dia telah lama merasa jenuh dengan tindakan Tetua Pertama, namun dia tidak memiliki hak untuk mengintervensi.
Saat ini, mengingat Tetua Pertama sedang terluka parah, selama pemimpin sekte tidak mengambil posisi tersebut, posisi itu hanya bisa diisi olehnya.
Dalam beberapa hari kedepan, Wakil Pemimpin Sekte melakukan reformasi besar-besaran, pertama-tama mengirim delapan belas dewa ke perbatasan untuk melawan orang-orang dari Dataran Utara.
Support your favorite authors and translators in webnovel.com