webnovel

Ratna

Pagi ini mas Rendy mengajak ku berkunjung kerumah salah satu teman nya di kantor, namanya Apri dia juga sudah berkeluarga menikah satu tahun lalu

Aku mengiyakan ajakannya, bosan juga jika harus di rumah terus hitung-hitung refreshing. Jam menunjukkan pukul sembilan pagi mas Rendy dan aku sudah siap kami segera berangkat

"Siap sayang. Kamu oke kan bund?" Mas rendy masih khawatir prihal semalam

"Aku gak papa kok, mas"

Sebelum masuk ke dalam mobil aku sempat melirik rumah pak karman yang dingin dan suram. Hanya butuh waktu 20 menit kami tiba di rumah teman mas rendy

Di dalam sudah ada tiga orang yang menunggu kami, Apri, feri dan pacar Feri namanya Aida. Setelah bersalaman aku dan mas rendy duduk bersama

"Tunggu bentar ya, bini gue lagi bikin minum" ucap sang pemilik rumah.

"Santai bro" sahut mas rendy, aku hanya tersenyum ke arahnya. Mataku terus fokus ke arah perempuan bernama Aida ini, entah kenapa aku merasa risih dengan tatapannya saat melihat suamiku. Ada apa?

Sesekali juga dia melirik ku sinis, padahal ini pertemuan pertama kami, apa aku sudah membuat kesalahan?

Tak lama seorang perempuan seumur ku keluar dengan napan di tangannya ia tersenyum lalu manik matanya terhenti ketika menatapku

"Nadia?" Ujarnya membuatku menoleh ke arahnya. Mataku membulat

"Ratna?"

"Gue kangen banget, Nad." Perempuan itu langsung memelukku, aku tersenyum Ratna tidak berubah, suka nyerocos seperti mercon

"Gue juga kangen banget sama lo,"

"Dia temen aku sayang, yang aku ceritain ke kamu" mengerti tatapan penuh tanya dari suaminya, Ia menjelaskan siapa aku

"Lo gimana sehat? masih suka liat setan?" Hufftt aku tidak heran dengan sifatnya yang super duper heboh ini. Ku anggukkan kepala

"Ya ampun, kirain bisa hilang kalo lo udah nikah, nad"

"Belum. Baru semalam dia liat di ganggu setan" mas rendy menimpali

"Ya Allah, kasian banget. Tapi lo gak papa kan?"

"Gak papa kok, slow. Kaya gak paham gue aja" jawabku sedikit meledek. Kami berenam larut dalam obrolan, mas rendy juga menceritakan tentang kemampuan ku

"Lo kapan nikahin Aida, fer. Di pacarin mulu haram" apri melempar candaannya

"Lah gue mah udah siap tinggal calonnya aja"

"Buruan deh, dari pada khilaf." Mas rendy menyahut, lagi-lagi aku masih saja merasa risih dengan Aida, bahkan dia sesekali melempar candaan pada mas Rendy sembari menyentuh tangannya. Itu membuatku sedikit em... Cemburu?

==================

Hari Senin, mas Rendy masuk kantor. Bekal hari ini aku memasak Cumi sambal hijau daun kemangi, Ia menatapku tersenyum, lalu mengecup bibir ku sebelum berangkat. Ini menjadi agenda wajib sebelum berangkat bekerja katanya, badahal dulu sewaktu pacaran mana berani kecup-kecup.

Semalam aku dan ratna sempat bertukar pesan, membahas bermacam-macam hal dari jaman sekolah SMA sampai sama kuliah kami bahas. Dan sekarang kami akan berbelanja bulanan di mall. Sepertinya kegiatan seperti ini akan menjadi favorit kami berdua mulai sekarang. Setelah mendapat izin dari para suami kami langsung tancap gas ke mall terdekat

Jika kalian mengira mall tempat yang bersih dari jin penglaris maka jawabnya salah. Justru mall, pasar dan swalayan-swalayan itu banyak memakai jin pelaris. Tak peduli di desa atau kota. Sejak tadi aku terus menerus menarik ratna kesana-kemari mencari tempat makan yang bersih dari 'mereka'

"Eh gue mau ngomong kelupaan." Ucapnya tiba-tiba, kami berdua sudah berada di salah satu cafe mall yang pasti tempatnya bersih dari 'mereka'

"Apa sih, serius banget kayanya." Jawabku sembari memotong beberapa daging

"Lo inget pacarnya feri, waktu di rumah gue. Namanya aida" ia berusaha mengingatkan ku

"Kenapa emangnya?" Tanyaku penasaran

"Dia suka sama suami lo, sebelum tau kalo Rendy udah nikah sama lo." Ucapnya membuatku otomatis berhenti mengunyah, aku menatap nya horor. Dugaan ku benar, dari tatapannya kemarin saja sudah membuatku yakin bahwa ia menyukai mas rendy

"Tapi ya, dia itu sering ganti-ganti cowok sebelum pacaran sama feri. Gue takut dia tipe cewek yang nekat deketin suami orang" lanjutnya lagi

"Wah gak bisa di biarin nih. Emang ketemu suami gue dimana sih" jawabku tak santai. Pernikahan ku dengan mas Rendy masih seumur jagung wajar saja bila ujian orang ketiga selalu menghampiri

"Dia juga karyawan di kantor suami kita kerja, cuma di bagian yang beda" aku mengangguk-anggukkan kepala mengerti

"Hati-hati aja, kalau ada yang mencurigakan langsung sikat aja Nad, gue siap bantu" lanjutnya lebih semangat

"Beres. Gue pantau terus suami gue" puas kami berbelanja sayuran aku dan Ratna memutuskan langsung pulang saja.

======

"Aku pulang sayang," ia berbisik di samping telingaku sembari memeluk tubuhku dari belakang membuatku kaget

Ku lihat wajah lelah suamiku itu

"Udah pulang mas, cape ya?" Ujarku mengelus pipinya

"Hmm, lagi ngapain sih bun. Aku pulang aja gak kedengaran" bibir itu maju beberapa centi kedepan, sedang merajuk rupanya. Ku kecup bibirnya sekilas

"Lagi bikin kue buat cemilan, kenapa?"

"Lagi dong, cium lagi. Kurang" mendengus geli, aku membalikan badan ke arahnya. Menatap lekat wajah tampan yang kelak akan menjadi ayah dari anak-anak ku. Sorot mata yang teduh membuatku nyaman dan bahagia

"Mandi dulu, sayang. Baru boleh cium sepuas kamu"

"Kamu udah janji bun" mas Rendy langsung ngacir ke toilet rumah kami, aku tertawa melihatnya. Wajar saja aku tidak mendengar suara mobil di luar, musik yang ku putar ternyata lumayan keras.

.

.

Next chapter