webnovel

Chapter 18. Van Oranje kehilangan Rival ?

Anneke, Rosarine, dan beberapa pengawal dari OSIS pergi ke lapangan latihan klub Senshado menaiki mobil dengan atap terbuka, beberapa anggota klub senshado Van Oranje sedang melihat siaran dari latihan hari itu yang di tayangkan lewat ponsel, mereka merekam pertandingan itu menggunakan drone dan kamera jarak jauh untuk menghindari kemungkinan kru kamera mengalami cidera ketika pertandingan berlangsung.

"sepertinya kita terlambat" ucap Rosarine mengecek siaran yang berlangsung dan terlihat semua tank dari kedua tim sudah di lumpuhkan.

"sayang sekali ya, padahal ini latihan pertama semenjak pertandingan terakhir kita" ucap Wilhelmina melewatkan latihan mereka hari itu.

Anggota klub yang ada di lapangan klub mengenali iring-iringan mobil yang mendekat kearah mereka, mereka semua langsung bersiap di posisi dan membentuk barisan sementara yang lain bersiap untuk menyambut kedatangan ketua klub mereka.

Rombongan mobil itu berhenti di depan sebuah hangar yang menjadi tempat tank tank mereka di simpan, sebuah tangga portabel yang di lapisi dengan karpet berumbai berwarna merah di bawa mendekati pintu mobil, pintu mobil di buka oleh pengawalnya, Anneke perlahan berdiri dari kursinya dengan aggun, dua pengawal membantu Anneke menuruni tangga dengan memegang tangannya, dengan perlahan dan sambil menebar senyum bangganya ia menuruni 3 anak tangga yang terlihat mewah dan elegan, di depannya sudah menunggu seorang anggota klub yang bertanggung jawab atas urusan administrasi di dalam klub.

"selamat datang tuan putri" ucap seorang anggota klub menyambutnya dengan penuh penghormatan.

"terimakasih Elba" Anneke tersenyum membalasnya. "apa anggota yang bertanding sudah kembali ?"

"mereka sedang di jemput dengan kendaraan pengangkut, harusnya mereka tiba sebentar lagi" jawab Elba sambil mengecek jam tangannya.

Terdengar suara gemuruh mesin dari kejauhan, terlihat beberapa kendaraan Bren Universal Carrier mengangkut para anggota tim yang baru saja selesai bertanding, di belakangnya juga terlihat iring iringan kendaraan penderek yang membawa tank tank yang di lumpuhkan kembali ke hangar untuk di perbaiki nantinya. setibanya di hangar anggota yang baru datang langsung membentuk barisan baru, bersiap untuk mendapatkan pengarahan dari ketua klubnya.

"selamat datang para tuan putri yang tangguh, sepertinya pertandingan yang seru, sampai kalian kelelahan begitu" ucap Anneke memuji anggotanya yang terlihat kelelahan setibanya di hangar.

"ahhh bukan apa apa" ucap Herminna tersipu.

"mendengarkan ocehannya lebih melelahkan daripada pertandingannya sendiri" ucap awak tank Fenna yang harus tahan mendengarkan ocehan komandannya selama perjalanan mereka kembali.

"Berisik, jangan bikin moodku tambah jelek!!!" bentak Fenna kesal. awaknya hanya bisa memasukkan jarinya ke lubang telinganya.

"Itu tadi adalah latihan yang luar biasa, baik kelompok yang di pimpin Herminna maupun yang di pimpin Fenna, semuanya bertanding dengan penuh semangat" ucap Anneke memuji kedua kelompok yang bertanding dengan sungguh sungguh. Semua anggota yang bertanding merasa senang mendapat pujian dari ketua klub nya.

"tapi akan lebih baik lagi jika hasil nya tidak seri" ucap Anneke menyindir hasil pertandingan itu. Semuanya terlihat terkejut mendengar ucapan Anneke dan mereka saling memandang satu sama lain tidak mengerti apa yang di maksud ketua klub nya itu.

"Herminna kau tau kenapa ?" lanjut Anneke menanyakan pendapat salah satu komandan tim yang bertanding, ia ingin tahu apakah mereka dapat menangkap maksud dari ucapannya tadi.

"eh…..ummmmm, karena seri itu tidak menguntungkan ?" ucap Herminna tidak yakin dengan jawabannya sendiri. Anneke hanya menggeleng sambil tersenyum mendengar jawaban itu.

"Fenna ?" lanjut Anneke beralih ke komandan tim satu lagi.

"entahlah tuan putri" ucap Fenna singkat, ia tidak tahu apa yang harus ia jawab dan terlalu lelah untuk sekedar memikirkannya.

"karena kita membutuhkan kemenangan itu, untuk memperkuat tim kita dan untuk membuat sekolah kita semakin populer, kita mungkin berhasil dalam hal perdagangan dan bisnis, tapi itu tidak cukup, Senshado adalah jalan untuk mencapai hal itu" ucap Anneke menjelaskan ambisinya untuk sekolahnya dan juga tim nya.

"mohon maaf putri, tapi kita sendiri kesulitan untuk meningkatkan kekuatan kita karena peralatan yang seadanya, di tambah lagi dengan anggaran yang di berikan sangat terbatas" ucap Elba menjelaskan kondisi yang mereka alami saat itu, pembatasan anggaran klub membuat mereka kesulitan untuk memodernisasi peralatan klub mereka dan mengekspansikan kepentingan sekolah mereka.

"selain itu Marmon Herrington yang kita miliki juga sangat rewel, sering sekali bermasalah dan rusak saat bertanding" ucap Fenna menjelaskan kekurangan tank tipe Marmon Herrington yang mereka gunakan, tank asal Amerika itu memang terkenal sangat mudah rusak selain itu suku cadang yang tersedia di pasaran juga terbatas karena tidak banyak sekolah yang menggunakannya, malahan Van Oranje adalah satu satunya sekolah yang menggunakan tank tipe itu secara masif selama beberapa periode.

"aku paham soal itu, tim Senshado kita memang terbatas baik dalam anggaran maupun peralatan, tapi bahkan dengan keterbatasan itu kita masih bisa membuat prestasi" ucap Anneke menjelaskan hal baik yang masih dapat di raih tim nya meski di bayang bayangi oleh keterbatasan.

"kita pernah menang atas blue division, Chi Ha Tan, bahkan St Gloriana yang terkenal sangat kuat" lanjut Anneke menyebutkan beberapa kemenangan mereka melawan beberapa sekolah lain yang juga memiliki tim Senshado yang bisa di bilang setara atau bahkan lebih kuat, walaupun pertandingan yang di lakukan bukanlah pertandingan resmi melaikan hanya bentuk latihan gabungan atau sparring dalam rangka mempererat kerja sama antar sekolah.

"benar juga sih, meski kita menang karena beruntung waktu itu" ucap Herminna mengingat pertandingan mereka melawan St Gloriana yang berbuah kemenangan.

"Dan tahun lalu kita menang melawan rival kita Nusantara setelah di permalukan 6 tahun kalah berturut turut" lanjut Anneke menyinggung pertandingan yang mereka menangkan melawan Nusantara yang sudah mereka anggap sebagai rival abadi bagi Van Oranje.

"Sekolah inlander itu, aku tidak sabar ingin mengalahkan mereka lagi !" ucap beberapa anggota klub yang ada di barisan.

"jika kita bisa membuat prestasi secerah itu dengan peralatan yang kita miliki saat ini, bayangkan sebanyak apa yang kita dapat buat nanti ketika anggaran klub kita di tingkatkan" ucap Anneke dengan semangat.

"jadi jangan berputus asa, aku berjanji akan memperkuat tim ini, atas nama Van Oranje dan atas nama kakak ku Angelique Wilhelmina !!!" ucap Anneke dengan tegas, ucapannya itu menaikkan moril anggotanya, semuanya melupakan kesulitan yang mereka alami dan bersatu dalam semangat.

"Leve Der Koningin !!! Leve Van Oranje !!! Leve Wilhelmina !!! (Leve = panjang umur/Hidup !)" ucap semua anggota tim berbarengan beberapa kali.

Anneke tersenyum melihat semua anggota timnya dapat bersatu dan mendukung ambisinya, Anneke sendiri baru dua minggu memegang posisi sebagai ketua klub Senshado setelah kakaknya Angelique Wilhelmina lulus dan melanjutkan ke universitas, dengan pengaruh besar yang di tinggalkan kakaknya Anneke mendapat banyak keistimewaan dan sangat di hormati oleh orang orang di sekelilingnya. Ia bangga dapat meneruskan perjuangan kakaknya dalam memajukan klub bersejarah di sekolahnya itu, ia berjanji akan membawa lebih banyak kemenangan untuk Van Oranje.

"baik baik, itu sudah cukup" ucap Anneke menghentikan seruan seruan yang di berikan oleh anggota klubnya.

"oh iya, mengenai Nusantara, apakah kalian sudah mendengar kabar ini" ucap Anneke mengubah pembicaraan mereka.

"ku dengar klub Senshado Nusantara akan di bubarkan akhir tahun nanti, oleh ketua klub nya sendiri Susan Ayu" lanjut Anneke menjelaskan rumor yang di dengarnya melalui Rosarine.

"ehhh Susan Ayu ??? bukankah dia bagian dari aliran Kartika ???" ucap beberapa murid terkejut dan bingung mendengar apa yang di katakan Anneke.

"betul, Susan adalah adik pertama dari Kartika Ayu ketua klub Senshado Nusantara sebelumnya" ucap Rosarine membenarkan dugaan para anggota klub.

"aku penasaran apakah kekalahan mereka tahun lalu sudah menurunkan kepercayaan diri mereka" ucap Anneke dengan nada merendahkan. Anneke terlihat sangat menikmati hal itu, merendahkan tim lawannya dengan gosip yang sangat menjatuhkan adalah sesuatu yang sangat ia sukai.

"aku senang jika sekolah inlander itu tidak aktif di Senshado lagi, jadi saingan kita semakin sedikit" ucap Fenna merasa puas mendengar kabar itu.

"tapi itu berarti masih ada satu pertandingan lagi antara sekolah kita dengan sekolah mereka di akhir tahun nanti" ucap Herminna menyadari jika mereka belum bisa benar benar merebahkan punggung mereka.

"kita akan mempersembahkan hadiah terbaik kepada mereka, dalam pertandingan terakhir melawan Nusantara" ucap Anneke merasa percaya diri dapat mengalahkan rivalnya kembali tahun ini.

Next chapter