Setelah mengetahui tentang kekalahan tim Senshado sekolahnya melawan sekolah rival mereka Van Oranje, Susi mulai mencari informasi tentang pertandingan itu, ia mulai mencari di perpustakaan dimana data tentang event yang di selenggarakan sekolah di bukukan setiap tahunnya. Susan mendatangi perpustakaan yang ada di lantai 2 yang dekat dengan ujung koridor, perpustakaan di sekolah itu tidak sering di kunjungi oleh murid, malah ada anekdot yang mengatakan jika perpustakaan itu hanya buka dua kali dalam setahun, yaitu ketika pemberian buku paket di awal tahun ajaran dan ketika pemulangan buku di akhir tahun ajaran.
"selamat siang"ucap susi mendatangi meja penjaga perpustakaan yang di jaga oleh seorang perempuan berkacamata.
"selamat siang Ndoro Ayu, mau cari buku kah?" tanya penjaga perpustakaan itu menyambut kedatangan Susi dengan ramah.
"iya bu, saya mau cari arsip tentang catatan pertandingan Senshado yang kita pernah lakukan" Jawab Susi menjelaskan apa yang di carinya.
"baiklah sebentar ya" ucap penjaga perpustakaan itu lalu ia menuju komputernya untuk mengecek arsip yang di inginkan Susi.
"mau baca yang cetak atau yang Elektronik ?" tanya penjaga perpustakaan itu menawarkan dua versi dari arsip yang di carinya, perpustakaan sekolahnya selalu menyimpan dua bentuk arsip dengan tujan untuk efisiensi dan juga untuk mencegah hilangnya data secara permanen.
"yang Elektronik tidak apa apa" jawab Susi memilih untuk membaca arsip dalam bentuk elektronik yang di tampilkan di komputer.
"baiklah, silahkan ke komputer nomor sepuluh ya nanti Arsipnya di tampilkan disana" ucap penjaga perpustakaan menunjukkan komputer yang akan di gunakan Susi.
"terimakasih untuk bantuannya" ucap Susi sambil membungkuk, ia kemudian berjalan menuju komputer nomor 10 yang sudah menyala.
Ia langsung membuka Dokumen dan melihat ada beberapa file berbentuk PDF yang sudah tersedia, setiap dokumen memuat data pertandingan senshado yang terjadi selama waktu 5 tahun dan ada cukup banyak pertandingan yang di lakukan tim Senshado Nusantara baik resmi maupun tidak resmi. Susi langsung memilih file yang berisi data pertandingan selama 5 tahun berakhir sampai tahun lalu.
file itu terbuka dan memunculkan data yang tersusun mulai dari nama/jenis pertandingan, waktu pertandingan itu berlangsung, komposisi/susunan kendaraan yang di gunakan kedua tim serta anggota yang mengawakinya, kronologi berjalannya pertandingan, hingga hasil pertandingan. Dengan informasi sepadat itu membutuhkan ratusan halaman untuk memuatnya dan Susi menscroll halaman demi halaman dengan perlahan.
Dari 5 tahun terakhir Susi melihat nama nama yang tidak di kenalinya dan melihat tim yang ada saat itu tidak begitu efisien, dalam pertempuran sering terjadi miskomunikasi dan miskoordinasi menyebabkan banyak tank di lumpuhkan meski pertempuran baru saja di mulai, namun meski begitu Nusantara selalu berhasil menang melawan beberapa tim seperti Chi Ha Tan dan Van Oranje serta mendapatkan hasil seri dengan tiga sekolah partner, Saunders, St Gloriana, Pravda.
Memasuki catatan 3 tahun terakhir nama kakaknya mulai sering muncul di banyak catatan, di catatan itu di sebutkan Kartika sudah memegang posisi Komandan tim semenjak duduk di kelas 10/kelas 1 sekolah menengah, tidak di jelaskan bagaimana kakaknya dapat langsung memegang posisi itu namun Susi mencurigai jika ada sangkut pautnya dengan pengaruh keluarganya.
Selama Kartika memegang posisi sebagai komandan tim ia membentuk tim yang solid serta membuat sebuah gebrakan dengan menciptakan taktik standar yang efektif, berbeda dengan taktik yang di gunakan sebelumnya yang mengandalkan serangan kejutan secara mengendap endap, Kartika lebih mengutamakan taktik serangan cepat dengan memanfaatkan mobilitas tank mereka, selain itu ia juga mengutamakan pertempuran di wilayah urban atau hutan dimana visibilitas sangat terbatas dan dapat memanfaatkan medan yang penuh dengan persimpangan untuk memisahkan pasukan lawan, mobilitas yang tinggi juga menjadi keuntungan untuk dapat mundur dengan cepat dan meng organisir ulang serangan.
Berkat perubahan taktik itu di tahun pertamanya Kartika berhasil meraih 4 kemenangan dari 5 pertandingan di tahun pertamanya, hanya St Gloriana yang tidak berhasil mereka kalahkan, di tahun kedua Kartika menang dalam 3 pertandingan atas Saunders, Chi Ha Tan, dan Van Oranje, sementara St Gloriana tetap dengan kedudukan mutlaknya sebagai pemenang berturut turut dan Pravda mulai mengutamakan penggunaan tank berat yang tidak dapat di tembus oleh tank terkuat di Nusantara sekalipun. Keberhasilan Kartika dalam meraih kemenangan atas tim tim kuat yang belum pernah di kalahkan tim sekolahnya sebelumnya membuat namanya melejit di lingkungan dan komunitas Senshado, orang orang menyebut gaya bertempurnya dengan Senshado aliran Kartika.
Nama Susan sendiri sudah muncul di catatan 2 tahun lalu ketika Kartika naik ke tingkat 2, namun catatan tentang Susan sangat sedikit di arsip itu dan perannya dalam tim tidak terlalu signifikan, Kartika tetap menjadi fokus utama di kebanyakan halaman, barulah ketika Susan naik ke kelas 11/kelas 2 SMA Ia mendapatkan posisi sebagai wakil komandan menggantikan wakil komandan sebelumnya, Kedua kakaknya bertanding dengan baik tahun itu, menang melawan Saunders dan Chi Ha Tan, Kalah melawan Pravda namun berhasil seri dengan St Gloriana, namun ketika ia menscroll ke bawah menuju pertandingan terakhir melawan Van Oranje, ia tidak menemukan banyak catatan seperti pada pertempuran pertempuran lainnya, hanya terdapat informasi dasar seperti waktu dan lokasi serta komposisi tim, namun informasi tentang kronologis jalannya pertempuran tidak di jelaskan, dan informasi tentang hasil pertandingan itu juga hanya bertuliskan "Van Oranje memenangkan pertandingan setelah tank bendera Nusantara di lumpuhkan" ia melihat kembali susunan awak dan terkejut melihat jika kakaknya Susan yang menjadi tank bendera di pertandingan itu, itu berarti tank Susan di lumpuhkan dalam pertandingan yang mana sangat jarang terjadi sejauh pengetahuannya setelah mempelajari cara bertempur kakaknya selama di SMP.
"permisi bu, sepertinya ada informasi yang hilang di catatan ini" ucap Susi memanggil penjaga perpustakaan Karena ada informasi yang tidak lengkap.
"iya kah, koba saya lihat" ucap penjaga perpustakaan itu beranjak dari kursinya dan pergi menuju meja computer yang di tempati Susi. Ia mengecek kembali file arsip paling akhir itu, mengecek apakah ada perubahan yang di lakukan pada arsip itu selama beberapa tahun terakhir.
"hmmm sepertinya file ini sudah di ubah sejak tahun lalu" ucap penjaga perpustakaan itu menemukan ada rekaman perubahan yang dilakukan pada arsip itu.
"perubahan, siapa yang mengubahnya ?" tanya Susi bingung.
"sepertinya….dari OSIS" jawab penjaga perpustakaan itu menjelaskan pihak yang kemungkinan mengubah isian dokumen itu.
Susan langsung menyadari jika kakaknya sendiri adalah bagian dari OSIS sekolahnya, ia mencurigai jika kakaknya ada hubungannya dengan pengubahan isi dokumen itu, kakanya seakan mencoba menyembunyikan sesuatu dari khalayak orang banyak.
"bagaimana dengan dokumen cetak?" tanya Susi, mungkin dokumen cetak masih memiliki catatan asli yang tidak tersentuh oleh OSIS dan kakaknya.
"sepertinya sama saja, OSIS menarik file file itu bersamaan dengan pembaruan catatan utama sekolah tahun lalu, tapi mungkin mereka masih memiliki catatan aslinya" ucap penjaga perpustakaan itu.
Kini dugaan Susi semakin kuat, pasti ada yang di sembunyikan oleh anggota OSIS dan kakaknya dari pertandingan itu, tidak ada yang bisa ia cari di dalam perpustakaan itu, satu satunya cara adalah dengan mencari arsip asli di dalam ruang OSIS yang di jaga ketat oleh anggota OSIS lain yang sangat loyal kepada kakaknya.