Dua anak kecil yang saling bergantung berada dalam satu bilik.
Oh, tidak tahu apa disebutnya, Harry tinggal di bilik yang sama mungkin karena dia hanya punya Arel sebagai orang yang dikenalnya dan Arel mungkin lebih simpel yang hanya berpikir bahwa mengikuti Harry adalah cara paling mudah.
"Arel… siapa nama kucing itu?" Arel yang melihat Harry bertanya dengan penasaran sebenarnya ingin mengabaikannya, namun orang ini masih berguna.
"Lysithea." Jawab Arel dengan terpaksa, "Kamu bisa memanggilnya Thea."
Meong
Suara Thea yang mengikuti seperti berkata halo kepada Harry.
"Thea? Nama yang bagus."
Arel hanya mengangguk dan melihat keluar jendela, tidak ingin ada percakapan lebih lanjut dan Thea bersembunyi di balik tubuhnya.
Harry yang melihat ini juga tidak memaksa, dia telah melihat bagaimana Arel berperilaku, itu sama seperti di Leaky Cauldron, sangat mengabaikan sekitarnya.
Jadi, Harry juga hanya diam melihat pemandangan di luar.
"Permisi." Suara yang datang membuat Harry menoleh, tapi itu tidak berlaku untuk Arel.
Dia hanya mengabaikannya, lagi pula dia telah merasakan orang yang mendekat di luar.
"Bolehkah aku di sini? Tempat lain sudah penuh." Katanya
"Silahkan." Mendengar Harry mempersilahkan dengan mudah membuat Arel menghela nafas dalam hatinya, dia berpikir bahwa bilik yang sepi ini akan menjadi ramai.
"Ngomong-ngomong namaku Ron, Ron Weasley." Anak yang baru masuk tersebut segera memperkenalkan dirinya.
"Aku Harry, Harry Potter." Balas Harry
Bocah Ron itu sepertinya memiliki ekspresi yang sama seperti orang-orang di Leaky Cauldron setelah mendengar nama Harry Potter.
"Jadi… cerita itu benar." Kata Ron dengan gugup, "Apakah kamu memiliki…" Seraya menunjuk ke dahinya sendiri.
*Memiliki apa?" Jelas saja Harry terlihat bingung dengan tingkahnya.
"Bekas luka." Arel menyelanya tanpa menoleh.
"Oh…" Segera Harry menunjukkannya kepada Ron yang membuat Ron sangat terpesona.
Untuk Arel?
Arel adalah orang yang mati ekspresi, dia sangat malas untuk mengalihkan pandangannya dari pemandangan di luar, bagaimanapun itu hanya bekas luka, orang-orang selalu memiliki bekas luka.
Ron yang telah mengungkapkan perasaan terpesonanya sepertinya baru sadar dengan adanya orang lain di bilik tersebut yang membuatnya canggung, "Uhmmm… aku Ron Weasley."
Tapi perkenalan Ron hanya mendapatkan angin kosong dari Arel.
"Namanya Arel, Arel Arva." Harry yang melihat kesalahan dalam situasi segera menggantikan Arel untuk menjawab.
"Ada yang kalian inginkan dari troli ini, sayang?" Seperti reinkarnasi dewi kebaikan, bibi penjual ini datang di saat yang tepat untuk mengubah suasana.
"Tidak, terima kasih. Aku sudah membawa bekal." Tolak Ron seraya menunjukkan bekalnya ditambah senyumnya yang sangat memaksakan.
Terlihat jelas bahwa keluarganya tidak memberinya uang lebih.
"Kami ambil semuanya." Harry yang jelas orang baik segera menarik semua barang dagangan bibi penjual setelah melihat senyum paksa Ron.
Sekian waktu berlalu perlahan, terlihat Harry yang sangat penasaran dengan makanan ringan di dunia penyihir mencobanya satu persatu dan Ron yang sangat menikmati banyak makanan ringan sangat lancar dalam berbicara.
Arel juga mengambil beberapa permen rasa coklat tanpa sepatah katapun setelah ditawari oleh Harry sebelumnya.
"George, kakakku bersumpah bahwa ia pernah sekali mencoba rasa upil." Harry yang mendengar cerita Ron segera membuat wajah jijik dan meludahkan kembali permen yang telah dimakan olehnya.
Meong
Suara Thea datang diikuti dengan kepalanya yang muncul sedikit, itu seperti meminta makanan lebih dan Harry yang melihatnya memberikan apa yang Thea mau, tapi setelah Harry memberikan makanan ringan lain, yang dilakukan Thea adalah bersembunyi lagi.
Thea, si kucing kecil terlihat sangat ramah dengan Harry, mungkin karena dia melihat Arel tidak mengabaikan Harry.
Tapi di satu sisi, dia sangat menghindari Ron yang seorang pembicara, mungkin itu juga karena sikap Arel atau tikus yang dilihat menjijikkan oleh Thea di pangkuan Ron.
Sangat aneh bahwa kucing bertingkah menjijikkan di depan tikus, tapi Arel hanya diam karena itu bagus untuk sedikit kebersihan bagi Thea, lagi pula Ron itu tidak menyadari sikap Thea kepada tikusnya, jadi lebih baik untuk diam.
Kuakkk
Suara katak terdengar dari tempat Harry.
Di sana ada permen coklat berbentuk katak yang tiba-tiba melompat ke jendela.
"Awas!" Teriak Ron setelah melihat permen katak tersebut berjalan keluar melewati sela-sela, "Sungguh sial, dia hanya bisa melompat sekali saja." Kata Ron yang terlihat begitu menyesal.
"Omong-omong ini Scabbers." Kata Ron sambil melihat tikus yang telah membuat Thea jijik, "Terlihat menyedihkan, bukan?"
"Sedikit." Kata Harry dengan canggung.
"Fred mengajarkanku mantra untuk mengubahnya menjadi kuning, kau ingin melihatnya?" Tanya Ron yang sepertinya sangat bangga.
"Ya…" Harry yang melihat Ron ingin menunjukkan sebuah mantra juga menunjukkan ekspresi senang.
Arel juga menoleh untuk melihat Ron untuk pertama kalinya, dia sangat tertarik dengan mantra yang ingin diucapkan oleh Ron.
"Ummm…" Ron yang mempersiapkan dirinya dengan mengeluarkan tongkat sihirnya, mulai bersiap untuk merapal.
"Hahhh…" Tapi sebelum Ron mengucapkan sebuah mantra, sebuah helaan nafas datang untuk mengganggu fokus semua orang di dalam bilik.
Dia terlihat kecewa, "Apakah ada yang melihat katak? Seseorang bernama Neville kehilangan hewan peliharaannya."
Arel yang merasa terganggu menjawab dengan blak-blakan, "Jika kamu mencari katak, itu telah melompat ke luar."
"Uhuk… uhuk…" Suara tersedak datang dari Harry dan Ron secara bersamaan, terutama bagi Ron yang baru saja mendengar suara Arel, dia sangat tidak menduga bahwa Arel begitu… sesat.
"Ke luar? Apakah itu benar?" Tanya gadis tersebut yang terdengar lebih kecewa..
"Uhuk… itu bukan katak yang kamu cari." Kata Harry untuk mencegah sesuatu menjadi salah.
"Ya… itu pasti bukan." Suara Ron juga datang untuk mendukung perkataan Harry.
"Oh… oke kalau begitu." Katanya dengan sedikit lega, tapi saat dia melihat Ron yang memegang tongkat sihir, wajahnya yang kecewa berubah lagi dengan sebuah kesenangan "Oh… kamu akan melakukan sihir? Coba aku lihat."
Jelas gadis ini hanya datang untuk mengganggu.
Dia datang tanpa persetujuan dari orang-orang yang terlibat.
Ron yang melihat ini hanya bisa menelan keengganan dalam hatinya dan memulai, "Sinar matahari, bunga daisy,mentega."
Arel: …
Arel yang mendengar mantranya, langsung mengabaikan Ron dengan perasaan kecewa, itu hanya omong kosong baginya.
Ron yang tidak menyadarinya hanya melanjutkan, "Ubahlah tikus yang gendut dan bodoh ini jadi kuning."
Puchi
Hanya ada suara tikus yang terkejut dan sedikit asap yang terlihat, Arel yang telah menduganya telah menoleh sejak awal, tidak ingin melihat.
Tapi bagi gadis kecil di pintu, "Kamu yakin itu mantra sungguhan? Tak terlalu bagus, bukan?" Mengeluarkan kata-kata yang mengejek dengan senyum yang terpampang, yang sangat membuat wajah ron jelek.
Gadis yang telah di cap mengganggu oleh Arel jelas datang dengan wajah yang sombong, "Aku sendiri baru mencoba beberapa yang sederhana saja… tapi semuanya berhasil."
Mengeluarkan tongkat miliknya, menunjuk ke wajah Harry "Oculus Reparo."
Kacamata Harry yang entah kapan rusaknya, seketika berubah menjadi bagus.
Harry sebagai pemilik kacamata, menatap kacamatanya dengan wajah kagum dan Ron melihatnya dengan heran.
"Holy cricket." Suara terkejut datang saat melihat Harry melepas kacamatanya, "Kamu Harry Potter!"
"Namaku Hermione Granger. Dan kamu?" Seraya menoleh ke Ron.
"Ron Weasley, senang bertemu denganmu." Kata Ron yang terlihat sibuk memakan makanannya dengan senang.
"Kalau kamu?" Menoleh ke Arel.
"Namanya Arel Arva."Harry yang telah belajar dari pengalaman sebelumnya segera memperkenalkan Arel, ini untuk mencegahnya jatuh terlalu jauh.
Hermione yang malah melihat Harry memperkenalkan Arel melainkan dirinya sendiri membuat keringnya berkerut, "Mengapa kamu tidak menjawab?" Katanya dengan suara yang kesal.
Arel hanya menoleh dan menatap balik mata Hermione.
Ini membuat Hermione terkejut, matanya yang biru terlihat kosong ditambah dengan mulutnya yang datar yang membuatnya sedikit menakutkan.
"Uhuk…" Hermione terbatuk untuk mengubah suasananya, "Sebaiknya kalian bersiap-siap, kupikir kita akan segera sampai."