webnovel

Magical Menagerie

Berjalan melewati bar ke halaman belakang Leaky Cauldron, Arel menatap profesor seolah-olah mengatakan 'Setelah ini apa?'.

Mau bagaimanapun juga, Arel hanyalah orang yang baru mengenal sihir, melihat halaman belakang yang buntu dengan beberapa gentong kayu berdebu dan sedikit rumput liar, dia hanya bisa duduk manis di belakang Profesor Mcgonagall.

"Lihat baik-baik." Balas Profesor Mcgonagall setelah melihat tatapan Arel, mengeluarkan tongkat sihir miliknya kemudian mengetuk bagian sekitar dinding yang terlihat masuk ke dalam.

"Ketuk tiga ke atas dan dua ke samping." Gerakan profesor yang perlahan untuk membiarkan Arel mengingatnya.

Tuk

Setelah ketukan terakhir lepas dari dinding, getaran muncul dari dinding tersebut, itu mulai bergerak membuat lorong untuk membiarkan orang lewat.

Arel yang melihat ini tidak bisa tidak berpikir bahwa para penyihir yang membuat ini memiliki ide yang sangat bagus, membiarkan dinding kotor di halaman belakang pub yang menjadi jalan untuk menuju dunia penyihir.

Profesor Mcgonagall yang telah menunjukkan cara membuka jalan, menoleh ke Arel dengan senyuman "Kamu bisa pergi lebih dulu."

Mendengar desakan profesor, Arel mengambil langkah maju.

Suara bising dari banyak orang segera berkumpul di telinga Arel yang membuatnya benar-benar terpesona, melihat jalanan batu yang berkelok-kelok tanpa akhir dan toko-toko yang berdampingan di pinggir jalan, mempersembahkan keramaian Diagon Alley.

"Selamat datang di Diagon Alley, Arel." Tambah profesor setelah melihat Arel yang penuh dengan diam.

"Kupikir sudah saatnya membeli tongkat sihir." Ucap Arel setelah memastikan lagi berbagai barang yang dibutuhkan.

"Kalau begitu ayo pergi."

Arel yang hendak berjalan dengan tangan penuh barang, tiba-tiba diam terpaku ke sebuah toko, menatap sudut jendela toko dengan tatapan yang penuh fokus.

Profesor Mcgonagall yang memimpin jalan merasakan ketidakhadiran Arel untuk mengikutinya terpaksa berhenti untuk melihat ke belakang.

Di sana ada hal yang membuat Profesor Mcgonagall benar-benar terkejut, untuk pertama kalinya dia melihat wajah Arel yang lepas dari keacuhannya.

Melihatnya seperti ini hanya membuat profesor penasaran, hal apa yang membuat orang seperti Arel menunjukkan ekspresi di wajahnya untuk pertama kalinya semenjak berkeliling dunia sihir.

Patut diingat kalau bocah ini belum mengubah ekspresi kakunya sejak awal, paling-paling hanya senyum tipis saat menerima undangan Hogwarts dan kerutan halus di dahinya saat mencari tahu tentang 'kau tahu siapa', juga beberapa rasa penasaran yang tersembunyi di balik mata birunya, itu semua hanya sedikit kedutan pada wajahnya yang imut.

Jika dibandingkan, sekarang dia memiliki tatapan mata yang begitu fokus, bibir yang berkedut, dan dahi berkerut dalam, membuat tampilan yang sulit dijelaskan yang sangat jauh sekali dari tampilan biasanya.

Mengikuti pandangan Arel, profesor hanya melihat bangunan dengan nama Magical Menagerie dan masih tidak dapat mengerti bagaimana Arel begitu diam setelah melihat toko tersebut.

"Apa yang sebenarnya kamu lihat?" Pertanyaan yang datang dari mulut Profesor Mcgonagall membuat Arel sadar.

Kehilangan diri untuk sesaat adalah hal yang tidak pernah diduga oleh Arel, yang membuatnya merasa telah membuat kesalahan besar.

"Bukan apa-apa, hanya ada kucing yang melompat" Arel hanya bisa menggigit lidahnya untuk menjawab pertanyaan Profesor Mcgonagall.

Mcgonagall: Kucing?

Arel kehilangan kedamaiannya hanya karena kucing?

Hal ini hanya membuat Profesor Mcgonagall merasa aneh, dia hanya bisa menatap Arel untuk melihat apakah dia berbohong atau tidak.

"Ayo kesana." Semakin profesor memikirkannya, semakin hal tersebut sangat mengganjal hatinya yang akhirnya dia putuskan untuk datang ke toko Magical Menagerie.

Arel yang melihat Profesor berjalan ke sana terpaksa mengikuti dengan enggan, lagi pula Profesor Mcgonagall adalah pemandunya di sini.

Semakin Arel berjalan mendekat semakin berkerut dahinya, sebelumnya dia hanya berpikir bahwa itu adalah kesalahan, tapi setiap langkah yang dia ambil membuatnya pusing karena hal yang dilihatnya sangat benar.

Profesor Mcgonagall yang merasa harus menghilangkan rasa penasarannya melihat ke Arel lagi setelah sampai ke depan toko, hanya menemukan wajah Arel yang semakin sulit dijelaskan.

Mengikuti pandangan Arel, profesor akhirnya melihat apa yang dapat membuat Arel kehilangan kedamaiannya, itu benar-benar kucing.

Hanya seekor kucing dapat membuat wajah Arel penuh dengan kehidupan, tapi saat ini hal paling membuat profesor heran adalah betapa bagusnya penglihatan Arel, ini hanya kucing kecil dengan berat sekitar 3,5 kg dan anak ini bisa melihatnya dari sudut jalan.

Menatap bolak-balik dari kucing ke Arel, "Mengapa kamu begitu terpaku dengan kucing itu?"

Sekali lagi kilatan kesadaran baru muncul setelah pertanyaan Profesor Mcgonagall, Arel semakin merasa telah gagal untuk menjadi dirinya sendiri hari ini.

"Kucing itu sangat mirip dengan kucing rumahku." Kali ini Arel tidak menghindarinya dan memberikan penjelasan.

"Kalau begitu, apakah itu kucingmu?"

"Tidak mungkin." Pertanyaan Profesor Mcgonagall hanya mendapatkan penolakan yang tegas dari Arel.

"Mengapa?"

"Kucingku sudah pergi ke tempat yang sangat jauh." Jelas Arel dengan nada penuh penyesalan.

Profesor Mcgonagall terdiam, sekali lagi berpikir tentang keadaannya.

"Apakah kamu menginginkannya?"

Menyentuh dompet untuk merasakannya, "Itu terlalu mahal untukku profesor, aku hanya memiliki 8 Galleon."

Mendengar jawaban Arel yang tidak menolaknya langsung, membuat profesor memikirkan sebuah ide yang membuatnya tersenyum.

Dengan senyum yang masih menempel di wajahnya, "Kamu tidak memintanya dariku? Mungkin aku akan memberikannya untukmu?"

"Hm?" Arel segera menoleh setelah mendengar itu, api harapan muncul di matanya.

Tapi sebelum dia berbicara, dia sepertinya sadar akan sesuatu yang membuat dirinya tersiram air dingin "Profesor?"

"Iya?" Profesor Mcgonagall merasa suasananya berubah lagi, dia menemukan bahwa anak kecil ini bukan tanpa ekspresi yang membuatnya semakin menyenangkan.

"Profesor… mungkin kamu memiliki niat baik untukku, tapi aku akan menolaknya." Tolakan Arel membuat profesor terkejut, tapi sebelum profesor berkata, dia disela "Bukan karena aku berpikir bahwa kamu kekurangan uang, aku yakin kamu yang seorang profesor tua di sebuah sekolah sihir pasti memiliki banyak uang."

"Jadi mengapa?" Mendengar alasannya hanya membuat profesor mengerutkan kening, ini hanya terasa aneh.

"Itu sederhana, itu hanya karena kita baru bertemu."

"Hah?" Profesor tersendat bingung, hanya itu?

"Lagi pula kucingku sudah pergi, mau seberapa miripnya kucing itu dengan kucingku, itu hanya kucing lain yang mirip, lebih baik kita segera pergi membeli tongkat." Tambah Arel dengan tegas, tapi masih ada sedikit kerinduan yang bersembunyi.

"Hah…" Profesor Mcgonagall mulai menghela nafas untuk menenangkan dirinya setelah mendengar alasan anak ini, menggigit lidahnya untuk menyetujuinya "Kalau begitu ayo pergi."

Tapi setelah beberapa langkah dari toko, senyum tipis muncul di wajah Profesor Mcgonagall, dia tidak akan melupakan ide sebelumnya.

Next chapter