webnovel

Pagi hari yang aneh

Hari baru telah dimulai, Mentari pagi-pun telah bersinar sedari tadi mencoba untuk membangunkan penduduk-penduduk bintang biru yang tengah menikmati alam mimpinya...

Setelah perjuangan gigih selama 2 jam lamanya dari mentari pagi, salah satu sosok yang sebelumnya menginap di kediaman Erlangga-pun terbangun dari tidur cantiknya.

Sosok tersebut-pun mengambil nafas lega karena berhasil lepas dari pelukan maut teman sekamarnya tersebut, ya mengingat kedua sosok ini tidur sambil berpelukan sih??

Mata sipit milik sosok tersebut-pun berkeliaran cukup liar memandangi seluruh interior kamar yang dia rasa bukan-lah kamar tidur pribadinya tersebut, "Ini dimana?? Bukannya semalam daku masih duduk di meja makan ya??" Gumam pelan sosok tersebut yang terlihat sangat jelas sedang kebingungan melihat interior kamar itu.

"Ughhh, kamu sudah bangun Via??" Sedikit tersentak kaget karena mendapati kalau teman sekamarnya itu telah terbangun, Via-pun mengangguk pelan.

"Kita sedang menginap di rumahnya Leo, kemarin malam pestanya cukup larut juga dan lagi Ayah serta Ibu juga sudah memberikan izin untuk menginap di mari" Ucap Irene sebagai sesosok Kakak dari Via-pun menjelaskan alasan kenapa mereka berdua ada di-sini karena dia mendapati ekspresi bingung sekaligus heran yang terpampang jelas pada wajah imut milik sang adik.

Via mengangguk pelan pertanda kalau ia telah mengerti betul maksud sang kakak, "Sudah pukul (8.00 AM) nih, kita hanya punya waktu 1 jam lagi untuk berkemas-kemas Kak Irene" Via yang mulai terbiasa dengan pencahayaan remang-remang dari ruangan tersebut-pun melirik smart-watch miliknya, sedikit panik setelah mengetahui kalau mereka hanya punya satu jam saja untuk berkemas-kemas.

"Uhmm kamu benar Via, bagaimana kalau kita mandi bareng??? Hitung-hitung menghemat waktu juga kan??" Usul Irene yang secara spontan membuat Via memberikan tatapan tak percaya kepada Sang Kakak, ekspresi wajah Via-pun seolah mengatakan kalau ide Sang Kakak merupakan hal terkonyol.

"Ayooo mari kita mandi bareng!!!" Tanpa memperdulikan Sang Adik yang terus meronta-ronta tidak ingin mandi bersama, Irene yang punya kekuatan fisik jauh lebih bagus dari Sang Adik-pun memaksa Adik tercintanya tersebut untuk 'Mandi bersama'

.

.

.

[Timeskip : Ruang Makan]

Setelah sedikit insiden pemaksaan yang dilakukan oleh Irene kepada Sang Adik tersayang, kini sepasang kakak-adik berbeda darah itupun tengah duduk anteng menikmati masakan dari sang tuan rumah.

Ya, siapa lagi jika bukan Leonardi Erlangga mengingat untuk sekarang hanya Leo sajalah satu-satunya yang bisa memasak.

"Ayo duduk-duduk silahkan di-nikmati [Nasi Goreng Jamur Tumis]" Tak perlu menunggu lama Leo yang di buntuti oleh Ella keluar dari dapur membawa nampan yang berisi sejumlah porsi untuk mengisi perut dari para penghuni kediaman itu.

"Silahkan, minuman untuk sarapan pagi ini ialah [Jus buah naga]" Tak ingin kalah dengan Sang Kakak tersayang, Ella-pun ikut-ikutan memperkenalkan nama dari minuman tersebut kepada para penghuni yang hanya bertugas sebagai tukang makan yakni Silvia, Irene dan Seto.

"Uhumm Enaknya minuman buatan Ella tidak pernah mengecewakan!!!" Seto yang merupakan pengidap penyakit Siscon akut-pun bertingkah seperti pada umumnya apalagi jika bukan memuji minuman buatan Sang Adik Bungsu dengan ekspresi lebay??

Membuat Silvia yang kebetulan duduk di samping Siscon tersebut merinding disko seketika itu juga, "Glupp... Semoga Kak Irene tidak ikut-ikutan seperti dirinya juga" Gumam pelan Silvia sambil menyicipi minuman buatan Ella, calon adik iparnya...

"Enaknyaaaaa, campuran pedas serta manis yang berpadu begitu sempurna membuat hidangan simple ini menyaingi rasa masakan restoran bintang lima" Berbeda dengan kedua tukang makan yakni Silvia serta Seto yang memuji cita rasa minuman buatan Ella, Irene justru memuji rasa masakan buatan Leo.

Tak lupa Irene juga memberikan berbagai macam penjelasan mengenai nasi goreng tersebut, sehingga Leo merasa kalau teman baiknya tersebut mirip dengan beberapa tokoh chef ternama di masa lampau???

Seorang tokoh koki nasional bangsa Indonesia yang menciptakan acara M*ster-Chef, hal ini membuat Leo hanya bisa tersenyum kaku menyaksikan tingkah laku dari teman baiknya itu.

"Ughh memalukan sekali" Silvia menggerang pelan menutupi wajahnya menggunakan telapak tangan, nampaknya putri tunggal tidak mungkin lebih tepat untuk menyebutnya sebagai putri bungsu keluarga Chang tersebut merasa sangat malu sekali terhadap tingkah laku Sang Kakak yang benar-benar berbeda jauh dengan tingkah laku normalnya itu..

"Ehemmm Irene, kamu baik-baik saja??"Merasa tak nyaman dengan tingkah sahabatnya tersebut, Leo-pun berdehem keras mencoba menyadarkan teman baiknya.

'Psttt Zing'er coba kamu check pikiran Irene, mungkin saja ia kerasukan bukan??' Tak tanggung-tanggung Leo bahkan meminta teman hantu kecilnya tersebut untuk membantu, karena sifat Irene yang tidak normal sama sekali.

"Wow-wow tunggu sebentar Leo, perempuan itu tidak mendapatkan gangguan dari hantu sama sekali!!! Ini adalah sifat aslinya lhoo" Zing'er jelas menolak permintaan Leo, karena dia bahkan tidak merasa tanda-tanda energy dari hantu lain dalam tubuh Irene.

.

Dan pada akhirnya acara sarapan itupun berlangsung dengan berbagai macam pujian berlebihan dari Irene (Yang mendadak menjadi seorang chef profesional) serta Seto (Yang memuji cita rasa dari minuman buatan sang adik bungsu)

.

.

.

.

[Class IX-B]

Setelah melalui berbagai macam kejadian aneh nan absurd di-kediaman Erlangga, Via pun bisa bernafas lega karena berhasil tiba dikelasnya tepat sebelum bel pelajaran pertama akan berlangsung.

"Pssttt Via, sedikit penasaran... Daku ingin tahu apa hubunganmu dengan kakak kelas Leo??Daku lihat kalian selalu bersama-sama" Baru saja Via ingin menikmati momen tenang tersebut, tapi Tuhan berkata lain karena mengirim seorang anak gadis yang punya mulut super cerewet kepada Via.

Gadis tersebut memiliki netra berwarna kuning neon, yang dimana mengingatkan dirinya terhadap netra milik kucing hitam peliharaan Seto.

Namanya adalah Jiamo, seorang anak gadis berumur 14 tahunan. Penampilannya sendiri cukup unik karena ia tampaknya mempertahankan penampilan fisik layaknya sosok anak kecil berumur 10 tahunan.

Ya, Jiamo sendiri merupakan salah satu anak yang mengidap penyakit langka bernama Achondroplasia. Dimana sang pengidap mengalami gangguan pada pertumbuhan tulang karena kekurangan enzim protein.

Gangguan pada pertumbuhan tulang mungkin terlihat sepele buat orang-orang akan tetapi hal tersebut dapat memiliki dampak yang akan berakibat fatal contohnya saja ialah Jiamo, ia tidak bisa bertambah tinggi lagi dan harus menjalani kehidupan dengan tinggi seorang anak SD kelas empat.

"Kami berdua hanya memiliki hubungan sebatas teman baik saja, kami berteman sedari kecil hingga umur sekarang" Via dengan santai-pun menjelaskan kepada Jiamo tak lupa ia juga terus menekan kata 'Kami' juga yang dimana ini termasuk dirinya, Leo serta Irene...

Tapi, Jiamo justru tidak berpikiran seperti itu karena dia justru beranggapan Leo dan Via merupakan sepasang tunangan yang telah menjalin hubungan sedari kanak-kanak.

'Persahabatan seorang anak lelaki dan perempuan pada dasarnya tidak bisa di sebut persahabatan abadi, hubungan antar-jenis kebanyakan akan berakhir dengan perasaan cinta pada satu sama lain' Jiamo berpikir sambil tersenyum ramah memandangi Via.

'Hehehe ini adalah berita yang sangat bagus untuk dijadikan topik mingguan' Tanpa di sadari oleh Via, Jiamo yang sebelumnya tengah duduk di sampingnya telah menghilang entah kemana???

.

.

.

.

TBC

Penciptaan itu sulit, dukung aku ~ Voting untuk aku!

Arlie_Kongsucreators' thoughts
Next chapter