Panas matahari mulai terik membakar tanah-tanah basah karena air dari kran yang tidak memiliki aliran khusus. Beberapa tempat tersebut becek membuat genangan air. Namun, panas kembali menghantam tanah dan membuat genangan air itu kering seketika. Ibu membeli es untuk mereka minum bersama, kebetulan jarak mereka terpaut beberapa meter saja.
Ibu kembali dengan segelas es jeruk di tangannya. Meletakkan es tersebut di antara jaraknya dengan Nial. Ibu menyuruh Nial untuk minum terlebih dahulu. Namun Nial menolaknya.
“Ibu dulu, Nial setelahnya.” Jawab Nial. Ibu mengusap kepala Nial kemudian meraih gelas dan meminum es tersebut dari sedotan yang telah tersedia.
Support your favorite authors and translators in webnovel.com