webnovel

Tawaran dari Squad Raven

Satria berjalan menuju kelima orang yang datang dari belakang monster skeleton raksasa. Dari penampilan dan senjatanya saja Satria langsung bisa menebak job class mereka. Seorang swordman pria yang tadi menghantam tulang skeleton terlihat berjalan menghampiri Satria.

"Kami tidak menyangka jika kamu akan bisa mengalahkan skeleton raksasa itu dengan mudah," ucap pria yang bernama Raven itu.

"Lea tadi mendengar suara banyak monster di sini jadi kami kembali untuk mengeceknya," ucap wania beranama Vi dari penampilannya dia adalah seorang archer.

"Iya, aku juga mendengar hanya ada satu orang manusia saja di sini jadi aku meminta mereka kembali untuk menolongmu. Tapi aku tidak menyangka kamu akan mampu mengalahkannya," timpal gadis bernama Lea dengan job class ranger.

"Terima kasih, aku tidak tahu jika ada petualang lain di jalur yang aku ambil ini," ucap Satria.

"Ah tidak perlu berterima kasih. Kami sama sekali tidak melakukan apa-apa," ucap wizard pria yang bernama Zord.

"Apakah squad kalian sengaja berpencar atau bagaimana?" tanya seorang gadis bernama Sil dengan job class cleric.

"Ah tidak. Aku hanya ingin menjelajah Dungeon ini sendirian," jawab Satria tanpa pikir panjang. Sejenak suasana terdengar begitu hening, Squad Raven terlihat termenung seakan tidak percaya dengan yang Satria katakan.

"Aku hanya ingin memeriksa sebentar saja, kalau ada monster yang tidak sanggup aku kalahkan maka aku akan langsung kembali. Nanti kalau sudah tahu keadaannya mungkin aku akan datang lagi," ucap Satria lagi karena dia tidak menyangka perkataannya tadi berdampak seperti itu.

"Oh.. Aku mengerti," ucap Raven sambil mengangguk-anggukan kepalanya. Anggota Squad Raven yang lain juga terlihat mengangguk paham, mungkin perkataan Satria sebelumnya tadi terlalu mengejutkan untuk mereka.

"Kalau begitu bagaimana kalau kita menjelajahi Dungeon ini bersama-sama?" tawar Sil.

"Memangnya kalian ingin menjelajah sampai mana?" tanya Satria.

"Kami berniat menjelajahi lantai 10 kebawah, soalnya kami belum pernah ke sana jadi mumpung bos lantainya belum respawn kami berniat pergi ke sana," jawab Raven.

Satria termenung sejenak, mungkin dia bisa dapat beberapa informasi tentang Ibukota Luxurie dari mereka berlima. Lagipula siapa tahu nanti ada player sepertinya yang juga menjelajahi Dungeon Luxurie.

Satria akhirnya berjalan bersama dengan Squad Raven, menghadapi monster-monster skeleton yang muncul tanpa kesusahan sama sekali. Sil yang merupakan seorang cleric terlihat penasaran dengan job class Satria. Mau tak mau Satria mengubah lagi job classnya ke priest dan menunjukan salah satu sihir healing dasar yang diketahuinya.

Raven dan yang lainnya benar-benar kagum sebab mereka baru kali ini bertemu dengan seorang priest yang mampu bertarung jarak dekat sekuat itu. Padahal tadi saat mengalahkan skeleton raksasa Satria sedang dalam job class ranger. Mereka akhirnya sampai di ujung gua nomor 9 dan menemukan tangga untuk turun ke lantai 2.

Raven dan anggota squadnya terus menerus membahas tentang slot tas ajaib dan statistik yang muncul dari nama mereka. Kelihatannya semua NPC biasa juga memang bisa menggunakannya. Mereka terus berbincang sambil menjelajahi lantai setiap jalur gua di lantai 2. Dari perbincangan itu Satria juga mendapatkan beberapa informasi yang berkaitan dengan Kerajaan Luxurie yang diketahui squad Raven.

Dikatakan bahwa di Kerajaan Luxurie ini terdapat 10 guild besar yang berkuasa dan salah satunya adalah Guild Golden Wings yang juga beranggotakan Gven. Sebenarnya ada banyak guild kecil lainnya tapi yang memiliki wilayah kekuasaan dan pengaruh yang besar hanya ada 10 saja di Kerajaan Luxurie, dikabarkan karena pengaruhnya yang besar itu bisa mempengaruhi setiap keputusan yang dibuat oleh Raja Luxurie.

Namun kini tersiar kabar bahwa hanya terlihat ada 3 guild besar saja yang aktif, sedangkan 7 guild lainnya terlihat belum begitu aktif. Setiap guild besar biasanya memiliki gedung sendiri yang menjadi markas mereka. Dari percakapan itu juga Satria bisa menyimpulkan bahwa 7 guild yang anggotanya belum terlihat aktif seperti biasa adalah guild milik para player game.

"Itu artinya, setiap player yang masuk ke dalam dunia ini memang masuk secara terpencar sesuai lokasi keberadaannya di dunia nyata," batin Satria.

"Aku khawatir kalau nantinya akan ada perebutan wilayah dari 3 guild yang masih terlihat aktif saat ini," ucap Raven.

"Memang benar, aku malah berharap semua anggota 7 guild besar lainnya bisa segera datang lagi agar tidak terjadi kekacauan di Kerajaan Luxurie," timpal Lea.

"Tapi aku benar-benar heran saat mendengar rumor bahwa anggota 7 guild besar lainnya mendadak hilang dalam semalam, aku dengar hanya ada beberapa orang saja dari mereka yang tetap tinggal di markas guildnya," tukas Sil.

"Mereka hilang dalam semalam?" tanya Satria.

"Ya, bukan hanya anggota 7 guild besar saja. Tapi dulu banyak sekali petualang tangguh yang hilir mudik di setiap kota Kerajaan Luxurie, tapi mereka saat ini entah berada di mana," jawab Zord.

"Ya. Aku dengar bahkan salah satu petualang terhebat di dunia yang bernama Loner King sempat mengalahkan bos lantai 70 Dungeon Luxurie. Tapi hingga saat ini keberadaannya belum diketahui," kata Raven. Sontak saja Satria terkejut mendengarnya, dia tidak bisa berkata apa-apa dan hanya bisa berusaha mencerna apa yang dikatakan oleh Raven.

"Memang benar, padahal kabar tentang keberadaannya selalu menggemparkan Kerajaan yang dia kunjungi. Aku benar-benar mengaguminya, aku dengar banyak guild besar yang mencoba mengajaknya bergabung namun dia tolak," imbuh Vi.

"Tidak mungkin. Apakah ingatan dan kesadaran mereka telah tersimpan sejak lama sebelum para player masuk ke dunia ini," pikir Satria. Jika memang itu kenyataannya maka dia sudah mengambil keputusan tepat dengan menyamarkan identitas nickname aslinya.

"Dia memang sangat misterius. Aku dengar dia adalah salah satu orang yang memiliki senjata dewa. Bahkan mungkin kekuatannya sudah setara dengan dewa," timpal Zord.

"Hoi, hoi, mereka terlalu melebih-lebihkan diriku," batin Satria yang tidak mau ikut berbicang dengan topik seperti itu sebab khawatir dia akan keceplosan.

Sekarang Satria semakin paham bahwa ingatan, pengalaman, pengetahuan dan kesadaran NPC mungkin sudah disimpan di otak mereka sejak awal game Mythical World RPG dirilis di dunia. Sejenak Satria benar-benar kagum dengan developer game MW RPG sebab dia tidak menyangka akan sampai sedetail itu NPC di dunia ini. Meski hingga saat ini Satria masih bingung dengan cara developer memindahkan para player ke dunia game ini.

"Oh iya, Raven bagaimana keadaan orang yang kau tolong seminggu yang lalu?" tanya Zord mengalihkan pembicaraan.

"Kondisinya sangat buruk, meski tubuhnya masih utuh namun kesadaran dan mentalnya sudah hancur. Bahkan sihir-sihir penyembuh dan yang lainnya tidak bisa menyembuhkannya. Dia terus berteriak ketakutan dan memanggil nama-nama temannya. Dia juga meracau tak karuan, banyak kata-kata yang tidak bisa dimengerti," jawab Raven. Satria langsung mengerutkan alisnya dan mulai memasang telinganya tajam-tajam.

"Menyedihkan sekali, aku dengar beberapa hari yang lalu banyak kabar orang-orang aneh yang mati dihabisi monster atau bandit. Kebanyakan dari mereka juga meracau tidak jelas, aku dengar bukan hanya di Kerajaan kita saja, tapi kerajaan lain juga mengalaminya," tukas Vi.

"Meracau tidak jelas?" celetuk Satria.

"Ya. Banyak kata-kata mereka yang tidak bisa dimengerti, banyak diantara mereka yang mengatakan bukan dari dunia ini. Benar-benar aneh mereka pikir ada dunia lain lagi selain yang kita tempati sekarang ini," jawab Raven.

Dengan percakapan segitu saja Satria langsung bisa menyimpulkan bahwa mereka adalah player dari dunia nyata. Satria yakin pasti banyak player yang bernasib seperti itu jika mereka tidak mampu bertahan hidup dan kurang cerdas dalam mengolah informasi dan memahami apa yang sedang terjadi.

Sekilas Satria langsung teringat lagi dengan para petualang yang menyerangnya saat pertama kali datang ke dunia ini. Jika saja jejak mereka bisa ditemukan maka akan lebih mudah lagi untuk melacak keberadaan teman-teman brengseknya.

"Oh iya, apakah kalian tahu squad petualang dengan ciri-ciri seperti ini?" tanya Satria sambil menjelaskan ciri-ciri para petualang yang waktu itu menyerangnya dan membantu Vanzard beserta yang lainnya.

"Eh?" ujar Raven dan anggota squadnya dengan sangat terkejut setelah mendengar penjelasan ciri-ciri petualang yang dikatakan Satria.

"Ada apa? Apa kalian pernah melihatnya?" tanya Satria dengan semangat. Tapi Raven dan anggota squadnya langsung saling memandang.

"Apa itu teman-temanmu?" tanya Raven seolah ragu-ragu. Hal itu membuat Satria bingung dan ikut ragu untuk menjawabnya dengan benar.

"Bukan bahkan aku tidak mengenalnya, hanya saja aku ada sedikit keperluan dengan mereka," jawab Satria agak ragu dengan jawabannya. Tapi Raven dan teman-temannya malah terlihat lega.

"Beberapa hari yang lalu ada satu squad petualang yang menemukan mayat satu squad full party dengan kondisi mengenaskan di hutan yang agak jauh dari Ibukota Luxurie. Mereka tewas dalam keadaan tanpa sehelai benangpun, tidak ditemukan baju, uang, senjata atau barang-barang lainnya. Kemungkinan mereka tewas dihabisi bandit," jelas Raven.

"Dan ciri-cirinya sama persis seperti yang kamu jelaskan tadi, jumlah mereka mungkin lebih dari sepuluh orang. Kabar itu sangat menghebohkan di Ibukota Luxurie, sebab ini pertama kalinya ada korban bandit yang mati setragis itu. Setahuku selama ini bandit-bandit hanya menghabisi korbannya saja tanpa melucuti pakaiannya, bahkan ada kabar bahwa kondisi alat vital mereka juga rusak," sambung Raven. Sil, Vi dan Lea yang mendengarnya langsung bergidik.

"Kira-kira sudah berapa hari sejak mereka ditemukan?" tanya Satria.

"Mungkin dua hari yang lalu, tapi dilihat dari kondisinya mungkin mereka sudah tewas lebih dari satu hari," jawab Zord.

"Apakah diantara mereka ada orang-orang seperti ini?" tanya Satria sambil menceritakan ciri-ciri ke-24 teman sekelasnya. Dia tentunya mengingat mereka semua karena dia tidak akan pernah melupakan siapapun orang yang pernah menghina dan merendahkannya di sekolah termasuk adik-adik ataupun kakak-kakak kelasnya.

"Tidak ada satupun dari mereka seperti itu," jawab Raven dengan wajah heran sebab Satria dengan begitu rinci menjelaskan ciri-ciri 24 orang sekaligus.

"Memangnya mereka siapa Sat?" tanya Lea yang juga penasaran.

"Mereka juga hanya punya sedikit urusan denganku, mereka sebenarnya berbeda dengan para petualang yang aku tanyakan di awal. Tapi jika mereka baik-baik saja sih aku senang sebab urusanku satu lagi nyatanya bisa aku selesaikan," jawab Satria sambil tersenyum. Dia memang sangat gembira jika target balas dendamnya tidak ikut tewas.

"Itu artinya aku masih bisa membalaskan perbuatan mereka selama ini," batin Satria. Meski dia sadar setelah semua itu terjadi kini akan semakin sulit melacak keberadaan target balas dendamnya.

Sekilas saja Satria sudah bisa menebak bahwa squad full party yang tewas mengenaskan itu adalah perbuatan Vanzard dan yang lainnya, pastinya setelah mengira dirinya mati mereka langsung pergi menuju ke Ibukota Luxurie. Namun dia yakin dengan kelicikan Vanzard dan kelompoknya, para petualang itu ditipu dan barang-barangnya diambil.

Setelah itu mereka pasti melarikan diri ke tempat yang jauh, sebab tidak mungkin mereka datang ke Ibukota Luxurie yang tempatnya berada di dekat lokasi kejadian. Mereka pasti akan langsung dicurigai oleh petualang lain. Kelihatannya Satria kini benar-benar sudah kehilangan jejak, sebab di pihak Andre dan kawan-kawannya juga ada Vanzard yang super licik. Pasti dia tidak akan membiarkan jejaknya bisa diendus begitu saja oleh petualang lain.

Bersambung…

Next chapter