webnovel

Masih dalam Pencarian

Rasanya Kevin paling enggan jika harus menutupi seluruh rasa keingintahuan itu, karena dia tidak mungkin mampu menjelaskan semuanya kan pada hal yang harus diselesaikan dengan cepat.

Bukan lagi menjadi alasan paling indah dari apa yang harus dibenahi, sebab semua itu terasa percuma bahkan akan terasa jauh lebih sulit untuk bisa dikenal lagi lebih dalam daripada apa yang harus tetap dipertahankan.

Tidak ada tempat yang sama dan tidak ada cerita yang bisa dikisahkan lagi oleh lelaki itu. Kini dia hanya bisa terdiam tanpa menyadarkan lagi semua yang telah hilang, dan membiarkannya menjadi alasan yang tidak sama untuk bisa sama-sama dikatakan lagi dengan lebih cepat daripada itu.

Terasa sulit bagi Kevin untuk bisa menerima semua hal yang ada di dalam keadaannya saat ini. alasannya terlalu rapuh untuk bisa dipercayakan lagi menjadi sesuatu yang tidak akan mudah untuk dipertahankan dalam hal yang tidak akan pernah mungkin bisa dijelaskan dengan lebih.

Rasanya terlalu sulit untuk harus menghadapi semua kenyataan itu, di samping masih ada banyak hal yang harus direncanakan dan masih ada banyak kesempatan yang belum bisa dijadikan sebagai pecutan untuk tetap membiasakan semuanya menjadi hal paling biasa dan menjadikannya sebagai sesuatu yang terbiasa.

Entah bagaimana harus melupakan semua keadaan itu, namun di sisi lain masih ada perasaan yang harus diperjuangkan supaya tidak ada kesan paling menyakitkan untuk bisa dilewati kembali.

"Kita tidak bisa membiarkan ini terus saja berlalu tanpa ada usaha yang lebih untuk bisa kita pertahankan. Masih ada banyak hal yang tidak akan mudah membuat kita terasa jauh lebih asing, bahkan kita harus lebih percaya bahwa semua ini pasti ada jalan keluarnya." Kevin yakin bahwa apa yang dia tempuh saat ini, tidak akan memberikan hasil yang membuatnya sia-sia.

Pasti ada kebahagiaan yang akan dia tuai di kemudian hari, hingga menjadikannya sebagai kenangan yang tidak akan pernah mungkin bisa dilupakan oleh dirinya, Albert dan juga Pak Arthur itu sendiri.

"Setelah ini, kita harus lebih mencari dengan ekstra karena takut batu itu malah berpindah tangan ke tempat yang jauh lebih sulit lagi untuk kita jangkau," seru Pak Arthur, "Mungkin untuk ke depannya, kita harus lebih siaga lagi dalam menghadapi semua itu dan jangan pernah membuat apa-apa yang terjadi ini menjadi rasa ketakutan kita untuk terus melangkah. Masih ada banyak hal yang harus kita selesaikan dan kita tidak boleh semudah itu harus menyerah dalam perasaan yang tidak bisa kita kendalikan. Jika batu itu memang sulit untuk dicari, maka setidaknya kita harus berpencar ke beberapa arah namun tetap untuk bisa saling melindungi satu sama lain. Jangan lengah dan jangan pernah merasa takut. Karena energi itu akan terasa semakin kuat ketika kita lemah dan tidak bisa memutuskan hal apapun untuk ke depannya. Jadi semoga kita bisa belajar lebih lagi untuk menghargai keberadaan masing-masing tanpa ada pihak yang harus dirugikan dari semuanya."

Pak Arthur meminta Kevin dan Albert untuk mencari batu itu ke tempat berbeda, namun masih tetap di daerah rumah itu. Dia tidak mau mengambil resiko lebih karena keadaan Kevin juga yang belum pulih, dan dia tidak mau ada sesuatu hal yang terjadi kepadanya ataupun kepada Albert.

Dia harus lebih menjaga ekstra mereka berdua karena yang jahat tidak akan pandang bulu untuk menjatuhkan karma buruknya kepada orang lain. Masih ada banyak hal yang harus diselesaikan dan semua itu tidak mudah untuk dia pastikan, kalau semuanya tidak akan mudah untuk dilakukan.

"Jadi, aku harap kalian semua bisa saling paham bahwa tidak ada yang mudah bagi kita untuk bisa menyelesaikan itu secara individu. Kita harus cepat menyelesaikan semuanya supaya tidak ada lagi hal buruk yang akan terjadi ke depannya. masih ada banyak yang harus dipikirkan dan kita semua tidak akan pernah mudah untuk menjadikannya sebagai sesuatu yang bisa untuk dipahami lagi, dalam artian semua itu akan bisa terobati dalam kenyataannya tidak akan pernah mungkin sama. Masih ada keadaan yang harus kita hargai supaya tidak ada lagi perpecahan dan sesuatu yang membuat kita merasa bersinggungan dalam memahaminya menjadi sebuah hal yang tidak akan mudah untuk dibiarkan baik."

Setelah mendengar nasihat itu, Kevin segera pergi dari tempat itu ke sebuah ruangan yang tidak jauh dari dapur. Secara hati-hati dia berjalan ke sana, dengan mata yang jeli berusaha mencari titik terang dari apa yang sedang mereka pertanyakan.

Sebelum usaha mungkin Kevin harus bisa mendapatkan batu itu. Dia benar-benar penasaran dengan apa yang ada di dalam mimpinya dan dia enggan jika harus menjadikannya sebagai mimpi haluan tanpa ada sesuatu yang bisa membuat dia biasa kembali.

Mungkin, ke depannya dia harus lebih intens dalam menilai seseorang yang dia temui di sana. Tanpa ada pengalaman, tentunya dia tidak mau memutuskan sebuah permasalahan itu tanpa ada angan-angan yang mampu membuatnya merasa lebih layak daripada itu.

Tapi harus lebih hati-hati lagi untuk bisa mengenali orang-orang di sekitarnya, karena kita semua tidak tahu kejahatan bisa datang dari siapa saja.

Perlu dipahami dalam waktu tersebut, hingga biasanya tidak akan mudah bagi mereka untuk tetap menjadikannya sebagai alasan yang tidak sama.

Kevin mulai mencari ke beberapa tempat dan tak lupa, dia juga menyalakan senter agar cahayanya bisa terlihat dengan jelas. Ada banyak barang sudah berdebu, bahkan sudah terlihat lapuk karena tidak terpakai sama sekali. Debu rasanya sudah menempel kuat ke beberapa barang itu hingga terasa sulit untuk dibersihkan.

Ada foto, kursi, meja, bahkan beberapa perlengkapan yang menurutnya masih terlihat bagus. Entah bagaimana jadinya mengapa barang-barang itu malah disimpan di sebuah gudang seolah-olah tidak dipakai lagi. Kevin yakin jika barang-barang itu dia bawa ke daerahnya lalu dijual murah, pasti ada banyak orang yang membeli karena barang tersebut sudah terlihat antik sekali.

Tapi dia juga tidak mau mengambil resiko lebih karena mengambil sebuah barang yang dia sendiri tidak tahu apakah pemiliknya mengizinkan atau tidak.

"Kalau tidak ada sesuatu, aku yakin barang-barang ini pasti tidak akan disimpan di tempat ini. Apalagi, barang-barang tersebut terlihat masih mulus dan tidak ada kerusakan sedikitpun. Mungkin aku harus bereskan barang-barang ini agar terlihat lebih enak dipandang," Kevin menyimpan senter itu di salah satu tempat kemudian dia mulai merapikan barang-barang yang terlihat sangat berantakan. Sesekali dia terbatuk karena debu-debu itu masuk ke dalam hidungnya.

Untuk ada sapu dan tempat sampah yang disediakan di sana. Jadi, Kevin sedikitnya bisa menyapukan kotoran-kotoran yang ada di lantai agar terlihat jauh lebih layak untuk dilihat. Dia tidak mau ada banyak ruangan kosong yang kotor berada di rumah ini. Dia tahu jika tempat-tempat seperti itu tentu saja disukai oleh para hantu.

"Ah, sinar apa itu?" mata Kevin masa silau ketika dia melihat ada sebuah cahaya kecil di sudut ruangan itu.

...

Next chapter