webnovel

Twelve XII

Fantasy
Ongoing · 11K Views
  • 10 Chs
    Content
  • ratings
  • N/A
    SUPPORT
Synopsis

Derbvaro bersekolah di salah satu sekolahan menengah atas yang teramat terkenal dengan murid-muridnya yang jenius. Kecintaannya dengan buku cerita yang mengangkat cerita dunia fantasi yang berkaitan dengan magic sangatlah dia gemari hingga sampai sekarang ini. Dia telah lama mencari buku legendaris yang merangkum detil tentang magic, buku legendaris yang tidak bisa ditemukan di mana pun di muka bumi ini. Tapi, dia menemukan buku legendaris tersebut pada ruangan laboratorium gurunya Mr. Eyudru. Derbvaro yang penasaran akhirnya memutuskan untuk meminjam buku tersebut dan tersingkaplah beberapa fakta yang membuatnya ketakutan, dan gemetar. Banyak hal yang memnghantuinya setelah dia memasuki dunia lain yang teramat asing baginya, di sana dia mempunyai kekuatan magic sepertimana impiannya selama ini. Di sana juga dia menemukan beberapa fakta dan teka-teki yang harus dia pecahkan.

Chapter 1Derbvaro

Denting jam bergetar memekak telinga, tiap kali jam menunjukkan pukul dua belas malam akan berbunyi sedemikian rupa sebagai penanda dini hari telah tiba. Derbvaro masih asyik dengan lembaran kertas yang penuh dengan coretan, berhamburan di atas meja belajarnya.

Derbvaro, lelaki jenius yang telah memasuki semester akhir untuk sekolah tingkat menengah atas. Dia bersekolah di sekolahan yang amat terkenal dan telah berumur ratusan tahun lamanya. Sekolahan yang memang khusus untuk anak-anak jenius dan berprestasi tinggi.

Cahaya yang tak begitu terang, cukup untuk menyinari setiap lembar coretannya. Kertas jadwal menempel tepat di depan matanya agar tak lengah dengan apa yang harus dikerjakannya. Besok hari ada ulangan harian dan praktik ilmiah dari kelas Mr. Eyurdu. Derbvaro sangat suka dengan alam dan segala penelitian yang menyajikan fakta-fakta menarik yang ada di muka bumi ini.

"Derbvaro, kamu belum tidur?" Ketukan pintu membuat Derbvaro terenyuh, dilihatnya jam tangan yang melingkar di pergelangan tangan lalu dia bergegas berlari menuju pintu kamarnya.

"Ma, Derbvaro lagi belajar. Sebentar lagi ya!" pinta Derbvaro.

"Sayang, ini sudah tengah malam. Sekarang, kamu tidur! Nanti kesiangan besok ke sekolah."

"Tapi, Ma. Nanggung."

"Ya sudah, Mama kasih kamu waktu sepuluh menit lagi, setelahnya kamu harus tidur. Oke!"

"Siap. Good night, Ma." Derbvaro mengecup pipi mamanya.

"Good night too, Derbvaro."

Pintu kamar kembali tertutup. Derbvaro melanjutkan aktivitasnya yang telah terhenti beberapa menit. Dia menepati janjinya, sepuluh menit kemudian dia membereskan semua buku-buku dan alat tulisnya, merapikan ke tempat semula masing-masing benda.

Bruk...

Sebuah buku jatuh ke lantai. Derbvaro dengan cepat meraih buku tersebut, dia pun tersenyum saat nampak cover buku yang mengingatkannya pada beberapa tahun yang telah berlalu.

"Ini kan buku tentang penyihir, kayaknya seru kalau aku baca lagi," gumamnya sembari menatap pada buku yang sedang dia pegang saat ini.

Derbvaro naik ke ranjangnya, dibenamkannya setengah badannya dari kaki ke dalam selimut.

"Baca bentar boleh lah."

Dia membuka halaman pertama dari buku tersebut, sebuah buku yang mengangkat tema dunia penyihir sudah berulang kali selesai dibaca olehnya, buku tersebut mempunyai daya tarik yang kuat baginya hingga mampu membawanya masuk ke dalam cerita tersebut.

Tidak terasa, jam berputar jauh meninggalkan Derbvaro. Harusnya dia sudah tidur beberapa jam yang lalu namun dia masih asyik dengan bacaannya. Larut jauh hingga rasa kantuk pun tak dirasa lagi olehnya.

"Pasti seru kalau punya kekuatan gitu? Argh. Ga ada bosan-bosannya sama buku yang satu ini."

"Astaga, sudah jam dua pagi." Derdvaro baru saja menyadarinya, jikalau dia telah terlampau waktu tidurnya. Langsung saja dia mematikan lampu tidurnya lalu bergegas memejamkan mata.

"Ma, Aku berangkat!" teriak Derdvaro setelah menyantap sarapannya.

Derbvaro masuk ke mobil. Duduk di jok belakang lalu mengeluarkan laptopnya. "Pak, nanti ke toko buku bentar ya!" titahnya pada sopirnya.

"Siap, Tuan."

Derbvaro begitu fokus dengan layar laptopnya. Jemarinya dengan gesit menekan setiap keyboard yang tersusun acak.

Mobil berhenti tepat di depan toko buku yang Derbvaro minta. Sudah menjadi kebiasaannya untuk singgah sebentar ke tempat kesukaannya ini. Wangi dari buku adalah kesuakaanya, susunan buku yang berwarna-warni adalah cuci mata baginya.

Derbvaro, lelaki dengan badan yang tinggi, hidung mancung dan bola mata berwarna hazel ini kerap menjadi incaran para betina. Sifatnya yang dingin dan tak tahu berbicara dengan perempuan. Satu orang yang bisa membuka mulutnya adalah pada perempuan yang selalu ada di dalam toko ini. Perempuan ceria dan juga jenius.

"Nyari buku apa?" tanya salah seorang perempuan berambut pirang. Dia adalah Guezel, teman sekelas Derbvaro yang mana selalu membantu pamannya di toko buku sebelum.dia berangkat ke sekolah.

"Yang ini," jawab Derbvaro memperlihatkan gambar pada layar gawainya.

"Oh, yang disuruh Mr. Eyurdu. Sini, aku tunjukin!"

Derbvaro mengangguk pelan lalu mengikuti langkah Guezel yang berjalan di depannya.

"Guezel, kalau boleh tahu yang kemarin siapa?" tanya Derbvaro perlahan sambil melangkahkan kakinya.

"Yang kemarin." Seketika langkah Guezel terhenti begitu pun dengan Derbvaro. Guezel yang tadinya memunggungi Derbvaro kini membalikkan badannya. Guezel menatap mata Derbvaro dengan tatapan lekat. Derbvaro tak sanggup untuk balik menatap, dia pun hanya mengitarkan bola matanya mengitari sekitar.

"Kenapa? Aku cuman mau tau dia siapa. Aku ga pernah lihat."

"Dia Albert, temenku dari Yunan. Oh iya, dia juga sekelas kita loh." Mereka berdua kembali melanjutkan langkah namun kali ini dengan garis yang sejajar.

"Maksud kamu? Dia murid baru gitu?"

"Iya. Hari ini dia sudah mulai masuk."

"Ohhh."

"Nah, itu di atas. Buku yang kamu cari."

"Oke, thanks!" Derbvaro meraih buku yang dia maksud, buku yang berada di rak atas itu dengan mudah digapai olehnya karna tinggi badannya yang terbilang tinggi. Setelah selesai, dia pun kembali ke kasir untuk membayar bukunya yang dilayani oleh Guezel.

"Guezel, barengan yuk ke sekolah!" ajak Derbvaro kaku. Jujur saja, ini kali pertama bagi Derbvaro mengajak Guezel untuk berangkat bersama. Meski sering bertemu, namun Derbvaro selalu merasa canggung jika ingin berbicara pada Guezel.

Guezel mendilikkan matanya ke luar. "Naik apaan?"

"Naik mobiku."

Guezel berdecak pelan. "Thanks, Der. Aku naik sepeda aja."

"Emm, aku boleh ikut sama kamu?"

Guezel menatap Derbvaro heran. "Ikut di mana? Kamu mau aku bonceng? Der... Der..." Guezel menggeleng-geleng.

"Maksudnya. Kita barengan. Aku jalan kaki kamu pakai sepeda. Gimana?"

"Yakin?"

"Iya," jawab Derbvro.

"Ya terserah kamu. Tapi, aku nggak tanggung jawab ya kalau kamu kecapean!"

"Oke. Aku ngambil tas aku dulu ya!"

"Heem."

Derbvaro pergi menuju mobilnya yang terparkir di depan toko. "Pak, aku jalan aja sama temen ke sekolah."

"Kenapa, Tuan? Nanti telat gimana?"

"Nggak bakalan kok. Sudah, pulang aja, Pak. Aku ada yang mau dikerjain juga sama temen."

"Guezel, yuk!"

Guezel telah siap dengan sepdanya berwarna merah muda. Tapi dia tidak menunggangi sepedanya. Guezel dan Derbvaro adalah murid dengan nilai terbaik di sekolah. Mereka juga kerap bersaing untuk mendapatkan nomor satu yang paling terbaik. Keduanya seringkali imbang dan bergantian. Jika ada selisih pun nilai, selisihnya sangat tidak jauh. Derbvaro sudah lama menaruh hati pada Guezel, namun Guezel tak pernah menyadari akan hal itu dan Derbvaro pun juga tak pernah mengungkapkan perasaannya pada Guezel.

Mereka berdua pun berjalan bersama, Guezel dengan sepeda yang dibawanya pun tetap tak menunggangi sepedanya. Mereka berbincang-bincang sembari membahas pelajaran dari Mr. Eyudru yang teramat disukai oleh keduanya.

"Guezel!" suara panggilan itu menghentikan langkah Guezel dan Derbvaro. Mereka berdua pun menatap ke belakang yang mana ada seorang pria tengah melambaikan tangannya.

"Albert. Hay!" Dengan semangat Guezel membalas menyapa dengan lambaian tangannya.

Derbvaro memasukkan tangannya ke kantong celana. Berusaha menarik napas saat melihat mimik wajah Guezel yang tersenyum lebar pada Albert. Albert setengah berlari menghampiri Guezel.

"Untung kamu baru sampai sini. Tadi, aku dari tokomu."

"Astaga, kenapa ga bilang kalau mau barengan?" ujar Guezel. "Oh iya, ke lain ini Derbvaro!" Guezel memperkenalkan Derbvaro pada Albert. Albert mengulurkan tangannya pada Derbvaro dan Derbvaro merih uluran tangan Albert.

"Albert," ujar Albert memperkenalkan namanya.

"Derbvaro," jawab Derbvaro.

"Salam kenal ya!"

Akhirnya yang tadinya adalah waktu berduaan bagi Derbvaro, sekarang dia menjadi nyamuk di antara Albert dan Guezel. Albert pandai mencari topik pembicaraan berbeda dengan Derbvaro yang kaku saat bersama Guezel meski dalam hatinya sangat ingin mengutarakan segalanya.

You May Also Like

ATMA-TRUTH OF SOUL

Sebuah retakan misterius muncul dan mengubah seluruh sistem tatanan dunia. Para peneliti mencoba memastikan tentang sesuatu yang mereka sebut retakan dimensi. sebab retakan misterius yang disebut retakan dimensi mengeluarkan energi aneh. Sebuah energi yang tidak diketahui oleh para peneliti manusia di bumi karena baru pertama kali melihatnya. "Monster Dimensi" Itulah teriakan yang sering terdengar ketika manusia melihat monster keluar dari retakan dimensi. Fenomena kemunculan monster dimensi masih menjadi perdebatan para peneliti. Namun fenomena itu tidak hanya membuat kekacauan, tapi juga memakan banyak korban. Sampai akhirnya sosok manusia yang disebut etranger muncul dan membunuh monster dimensi. "Etranger yang bisa mengalahkan monster dimensi adalah kunci utama untuk keselamatan umat manusia." Begitulah argumen Presiden Amerika ketika melakukan pertemuan darurat tentang kemunculan monster dimensi. Dunia telah menganggap keberadaan etranger merupakan kondisi istimewa yang menguntungkan manusia. Namun tidak semua kekuatan mendatangkan kebaikan, sebab tidak semua orang bisa menjadi etranger. "Kami kaum elit yang telah berkuasa jauh lebih pantas mendapatkan kekuatan itu dari pada rakyat jelata...!" Rasa iri terus menghiasi orang-orang yang tidak mendapat kekuatan untuk menjadi seorang etranger. Tingkat kejahatan di sebuah negara yang tidak bisa mengatur etranger pun meningkat dengan pesat. Indonesia juga termasuk negara yang pernah mengalami krisis akibat ulah para etranger. Pembunuhan, pemerkosaan, pencurian, dan banyak kejahatan lainnya yang melibatkan para etranger. Rigma Sanja Dawala, anak dari seorang peneliti dan Jenderal Besar Militer Indonesia yang tidak menyukai etranger. Di tengah kekacauan dunia, rigma lebih memilih menjadi seorang peneliti. Rigma mencoba mencari pengetahuan tentang sumber kekuatan etranger. Segala macam jenis pengetahuan tentang etranger terus dipelajari olehnya. Semua itu dilakukan karena sosok terpenting baginya terkena penyakit kontaminasi jiwa akibat serangan monster dimensi. Sampai akhirnya muncul kondisi dimana rigma hampir mati karena serangan monster dimensi peringkat SS+. Di saat kritis rigma masih memikirkan keselamatan temannya, hingga sebuah suara terdengar. "Terimalah kontrak ini untuk membuat kami bertiga menjadi milikmu." Tiga jiwa pengelana menawarkan kontrak saat rigma hampir mati untuk membuatnya menjadi etranger. Rigma pun terpaksa menjadi etranger untuk menolong teman sekelasnya di universitas. "Kami, sosok yang sering disebut Raja terkuat akan membantumu menemukan jawabannya."

KannaSayu · Fantasy
Not enough ratings
478 Chs

Gelora Gairah [R18+!]

Vivadhi Ranata (Umur 69 Tahun) adalah seorang Pemilik Perusahaan Game yg gila kerja. Sampai - sampai saking asyik dan sibuknya dia bekerja hingga dia pun akhirnya kurang memberikan perhatian kepada keluarganya sendiri. Hingga pada suatu hari saat dia pulang kerja lebih awal, dia mendapati istrinya yang lebih muda 10 tahun dari umurnya dan telah dinikahinya selama 39 tahun sedang berselingkuh dengan pria lain. Lalu karena kalap dan gelap mata, dia pun langsung mengamuk tanpa ampun, menghajar istri & selingkuhannya tersebut secara brutal. Hal ini pun kemudian berujung pada gugatan cerai dan kekerasan dalam rumah tangga yg diajukan oleh istri dan anak - anaknya. Akhirnya karena depresi, dia pun kemudian mengambil pensiun dari tempat kerjanya dan pergi menyepi sendirian ke sebuah desa terpencil. Di suatu malam saat dia sedang merenungi nasibnya dan membulatkan tekad untuk membuka lembaran hidup baru yg lebih baik, Vivadhi Ranata melihat sebuah "bintang jatuh" yg jatuh di sebuah Gunung di belakang rumahnya. Dia pun langsung bergegas pergi kesana dan menemukan sebuah Dadu Dewa yg dijatuhkan oleh Tiga Orang Ranah Beyond True GOD saat sedang asyik bermain game.... Mulai dari saat itu lah, hidupnya pun mulai berubah ke arah yang tak pernah dia impikan sebelumnya. . . . . Tak hanya mengumpulkan kekuatan yang sangat besar hingga mampu menandingi para Dewa dan Makhluk Abadi, namun dia juga mengumpulkan Gadis - Gadis cantik muda belia sebagai selir - selir yang selalu dihujaninya dengan limpahan kasih sayang tiada batas dari Sang Lelaki! . . . [Spoiler] Penjelasan Cover Novel: Dari Bagian Tengah, Geser ke Atas, lalu Memutar Searah Jarum Jam adalah Para Wanita Kekasih Hati Vivadhi Ranata: 1. Faladhina Kiseki 2. Myradhia Chikane 3. Saladhina Olivia 4. Nadhine Aisyah 5. Nadhine Alisya 6. Renadhi Flavina 7. Anadhita Revati 8. Belladhina Sophia 9. Angelina Gladhis 10. Varissa Nadhilla 11. Melani Amadhius 12. Lynadhi Vindatri 13. Reysha Marradhi 14. Eleanord Bradhius 15. Sagradhi Emilia

Vanadhi_Lucia · Fantasy
5.0
126 Chs

Global Digitalisasi: Xin Sheng

[#Fantasi #Game #Sihir #Action #Adventure #Reinkarnasi #Romantis #Strategi #System #Romantisdewasa #Overpower #ArmyBuild #GodProtagonis #Antiheroprotagonis #Necromancer #Kindombuild #Evil] Di kehidupan sebelumnya, setelah dunia digitalisasi, dan diubah menjadi sebuah papan permainan oleh hukum tertinggi. Xin Sheng yang mendapatkan bakat Rank-EX diawal, segera merasa dirinya adalah seseorang protagonis. Dengan pemikiran seperti itu dan bantuan bakat yang kuat, ia segera menjadi sangat sombong dan merendahkan segala bentuk kehidupan yang menghalangi jalannya menuju puncak dunia. Namun karena sifat dan perilaku tiraninya ini, yang selalu akan membunuh siapa saja yang dia anggap harus dibunuh, seluruh makhluk hidup di bumi mengalami kematian akibat kurangnya kekuatan menghadapi invasi makhluk asing setelah beberapa tahun digitalisasi. Mati dengan menganggap dirinya sebagai pembawa kesialan bagi bumi. Xin Sheng yang mati penuh rasa penyesalan akhirnya mendapatkan kesempatan untuk dilahirkan kembali. Namun apakah dia akan menjadi pembawa bencana lagi di kehidupan ini?? Atau menjadi pelindung bumi?? Dan apakah dia bisa membalaskan dendamnya kepada makhluk yang menjadi dalang pembunuhnya itu?? Note: 1 chapter/2day (Old) & 2 Chapter/day (Now Start 1 September) [•Season 1 (End) •Season 2 (Coming Soon)] [Global Digitalisasi: Xin Sheng Versi: •>Indonesia "Global Digitalisasi: Xin Sheng" •>Inggris "Global Digitalisasi: Xin Sheng (Inggris)"] [Note Penulis: •>Sejak novel ini terkontrak, saya berjanji setiap seminggu sekali, saya akan menyebarkan kartu berisi kata-kata motivasi kepada orang-orang. •>10% penghasilan saya dari novel ini akan disimpan dan kemudian disumbangkan ke yang membutuhkan setiap tahun baru Imlek atau tahun baru. (#XinShengProjek) •> Jika ada saran untuk novel ini, saya sebagai author akan dengan senang hati mendengarkan, dan saran kawan-kawan sekalian bisa dikatakan lewat Instagram saya @Xjazzly atau ulasan novel ini. •>Btw MC novel ini memiliki sifat yang akan secara perlahan menjadi non-naif, soalnya saya berpikir MC reinkarnasi yang tiba-tiba menjadi non-naif itu terlalu aneh.]

Xjazzly · Fantasy
5.0
180 Chs