webnovel

24. Masih Dikesalkan Oleh Sang Nenek

"Camelia."

Camelia menghentikan langkahnya lalu dia membalikkan tubuhnya, dia tersenyum saat melihat seorang wanita yang tersenyum padanya. Dia pun tersenyum dan menunggu wanita itu untuk berada di dekatnya lalu dia akan pergi bersama dengannya.

"Shuang Er, aku pikir kamu sudah pergi lebih dulu," ucap Camelia pada wanita yang tadi memanggilnya dan sekarang sudah ada di depannya.

"Aku membantu ibuku dulu di toko," jawab Shuang Er dan dia pun mengajak Camelia untuk berjalan menuju kelas karena sebentar lagi mata kuliah akan dimulai.

Camelia pun berjalan bersama dengan Shuang Er, dia sudah berada di Cina satu tahun lebih, dia giat belajar untuk menyelesaikan pendidikannya dengan cepat. Sehingga di Cina dia tidak pernah bermain-main dan hanya belajar dan belajar saja.

Dia menghentikan langkahnya saat ponselnya berdering dan dia mengambil ponselnya yang ada di dalam tasnya, dia melihat siapa yang menghubunginya. Dia melihat nama yang tertera di layar ponselnya dan yang menghubunginya adalah asisten sang ayah.

"Halo," Camelia berkata setelah dia mengangkat telepon dari asisten sang ayah.

Camelia mendengarkan apa yang dikatakan oleh sang asisten ayahnya itu, dia merasa kesal dengan apa yang didengarnya karena semua yang dikatakan oleh sang asisten ayahnya itu adalah tentang sang nenek. Dia tidak mengira jika sang nenek masih saja mengganggu sang ayah dengan banyaknya permintaan.

Sang asisten mengatakan semua hal yang sudah dirasa keterlaluan dan dia meminta maaf kepada Camelia karena mengatakan semua itu. Dia merasa jika dirinya tidak pantas untuk mengatakan semua itu tetapi dia teringat dengan perkataan Camelia yang memintanya untuk mengatakan apa saja yang dilakukan oleh sang nenek.

"Mengapa kamu tidak meminta ayahku untuk mengabaikan apa yang diinginkan oleh nenekku?" tanya Camelia kepada sang asisten yang ada di seberang telepon.

Sang asisten pun mengatakan jika dirinya sudah memberikan masukan kepada sang tuan tetapi sang tuan mengaibkannya karena sang tuan melihat ibunya Camelia. Dia tahu jika selama ini sang nenek selalu membuat ibunya Camelia kelelahan dan akhirnya jatuh sakit.

"Baiklah nanti aku akan bicara pada ayah dan terima kasih sudah mengabari aku tentang apa yang dilakukan oleh nenekku," Camelia berkata kepada sang asisten yang ada di seberang telepon lalu dia memutuskan sambungan teleponnya dan kembali melanjutkan langkahnya untuk mengejar Shuang Er.

Camelia terus berjalan dan akhirnya dia masuk ke dalam kelas dan memulai pembelajarannya, selama di dalam kelas dia masih memikirkan hal yang dilakukan sang nenek. Dia tidak habis pikir mengapa sang nenek tidak berhenti untuk membuat masalah dan selalu saja berkaiatan dengan uang dan uang saja.

Hingga akhir pelajaran pun dia tidak bisa berkonsentrasi karena merasa kesal dengan sang nenek karena sang bulan kemarin sudah membuat kekacauan sehingga sang ibu harus kembali masuk ke rumah sakit. Dia merasa lega karena sang ayah masih mau membantu sang ibu dan mengurus semuanya.

"Apa yang sedang kamu pikirkan?" tanya Shuang Er kepada Camelia yang terlihat hanya diam saja dan tidak terlalu fokus dengan pelajaran hari ini.

"Semua ini berkaitan dengan nenekku," jawab Camelia sembari menghela napasnya.

Shuang Er mendengarkan apa yang dikatakan oleh Camelia dan dia juga merasa sedih dengan apa yang dialami oleh Camelia. Namun, dia yakin jika suatu saat nanti neneknya Camelia akan berubah dan bisa membuat siapa saja yang ada di dekatnya bahagia.

"Sudahlah jangan memikirkan itu lagi. Bukankah kamu akan membantuku untuk bekerja di tokoku?" Shuang er berkata kepada Camelia dan dia bertanya kembali untuk memastikan apakah Camelia akan membantunya atau tidak.

"Baiklah. Aku akan membantumu," jawab Camelia dan dia pun beranjak sembari tersenyum.

Mereka pun berjalan ke luar dari kelas lalu mereka langsung menuju toko milik keluarga Shuang Er, Camelia sudah selama enam bulan selalu membantu Shuang Er dalam menjaga toko keluarganya. Camelia merasa senang bisa membantu sang teman dan dia juga mendapatkan sejumlah uang dan itu selalu dia simpan sebagai tabungan jika dia kembali ke Jakarta.

Camelia berniat untuk memberikan uang tabungan itu untuk sang ibu, dia ingin membahagiakan sang ibu dengan uang yang dia hasilkan sendiri. Dia sama sekali tidak menyentuh uang itu dan menggunakan uang yang diberikan sang ayah.

Dia sudah berada di toko dan kali ini dia bertugas sebagai kasir, dia sudah beberapa kali menangani tugas ini dan selalu tersenyum dalam menghadapi para pengunjung. Camelia sama sekali tidak merasa kesulitan karena selama di Jakarta dia pun melakukan hal yang sama dalam melayani para pengunjung toko.

"Sudah lama kita tidak bertemu, Camelia," ucap seseorang kepada Camelia.

"Kau ada di sini?"

Next chapter