"Eh, serius ini?" tanya Hening. Dipta gak jawab, langsung makan bagiannya.
"Aku gak ikut bayarkan?" tanya Hening yang masih enggan makan daging steak menggiurkan itu. Takut disuruh patungan bayar, emang dasar Hening gak mau rugi sama sekali.
"Kalo mau liat kuda cepetan."
"Gak jawab berarti kau yang bayar." Hening langsung makan daging yang rasanya super enak. Tektsurnya super lembut, gak a lot sama sekali. Saking enaknya, Hening sampe lupa sama pizzanya, tapi tenang tetap habis dimakannya kok.
Selesai makan mereka langsung pergi kepeternakan kuda yang ternyata milik seseorang yang berpengarh di New Zealand ini. Peternakannya cukup luas, sejauh mata memandang punya dia, Hening tau dari pegawai peternakan yang menginfokan padanya dan Dipta.
Jadi peternakan ini gak dibuka untuk umum, tapi kalo mau liat-liat boleh. Sangat disayangkan gak bisa belajar nunggang kuda, padahal kudanya sehat-sehat.
Tubuhnya tegap dan kekar, kalo manusia mirip mr. Brayn lah.
Support your favorite authors and translators in webnovel.com