"Jangan ditutup jendelanya! Aku gak sanggup!" Kesal Hening. Sepanjanh jalan keluar dari desa semua orang menyaksikan kepergian Hening.
Hening gak sanggup melambaikan tangan karena perutnya mual. Hening menyandarkan kepalanya di dekat jendela sambil berusaha tersenyum dengan warga yang mengantar kepergiannya.
Sementara Dipta lebih milih menyandarkan tubuh setengah berbaring sambil menutup mata. Terdengar teriakan dari warga yang mengantar Hening, mereka mendo'akan kebahagiaan gadis itu.
Sayangnya Jana Jani sekolah sehingga gak bisa ngantar kepergian Hening. Tapi kemarin mereka udah puas ngobrol sama Hening, dan udah memberi nomor ponsel mereka. Gitu Hening punya ponsel bisa langsung hubungin mereka.
Juragan nyonya dan juragan Bramantyo yang ada di mobil belakang membuka kaca sampai habis. Mereka membalas lambaian tangan para warga.
Udah kaya presiden dan ibu presiden yang lagi kunjungan kerja.
Support your favorite authors and translators in webnovel.com