Suara sambungan telephone terdengar saat Mery mendekatkan benda pipih itu pada telinganya. Ia hanya bisa berharap kalau Jeremi akan mendengar suara dering handphone dan menjawab sambungan telephone dari Mery.
"Kok tidak dijawab ya," desis Mery berbicara sendiri. Ia nampak resah karena Jeremi masih saja belum menjawab sambungan telephone darinya.
Mery benar-benar resah sementara kondisi Sindi pun masih saja terlihat menangis karena cemas dengan anaknya.
Satu sampai tiga kali, Jeremi masih saja tak menjawab sambungan telephone dari Mery. Dia tak gentar, Mery mencobanya sekali lagi.
Sampai sambungan telephone yang ketiga kalinya terdengar suara menyapa dari dalam benda pipih yang Mery tempelkan pada telinganya.
"Hallo, Mery! Ada apa?" Suara serak menyapa dengan lesu diujung sambungan telephone. Sepertinya Jeremi sudah tidur dan suara dering ponsel telah membangunkannya dari mimpi indah.
Support your favorite authors and translators in webnovel.com