Yena menjerit, berikutnya ia sama sekali tidak menyadari apa yang akan terjadi selanjutnya. Matanya nanar ke arah Yena yang tidak bergerak lagi di hadapannya dadanya langsung terasa sesak dan ia tidak bisa lagi untuk mengucapkan satu patah kata pun.
Wanita itu benar-benar tidak tahu kalau saat ini tidak hanya dirinya saja yang berada di dalam kematian, tapi juga Yena.
Zoya menatap tangannya yang penuh dengan darah, mata itu terlihat berkilat-kilat dan bibirnya itu membentuk senyuman miring, seakan-akan Zoya sudah puas dengan apa yang telah terjadi saat ini.
"Hentikan...."
Ellen bersuara dengan lirih, berharap kalau ia bisa membantu Yena dalam situasi seperti ini, tapi yang ada wanita itu dapatkan, justru melarangnya dan mengumpulkan kartu untuk video call di tengah malam.
"Kenapa? Kau terlihat menderita, Ellen." Zoya berkata dengan nada setengah mengejek yang ia miliki wanita itu melepaskan dari tangannya dan ia bangkit berdiri. "Apakah kau sekarang merasakan rasanya takut?"
Support your favorite authors and translators in webnovel.com