"Woy! Punya gue itu bangsat!" Teriak Irfan.
"Pinjem anjir, pelit banget lo!" Kata Saddam.
"Bukan pelit, tapi ya emang gak boleh aja."
"Sama aja bangsat!" Bagus menatap keduanya dengan malas.
"Ck! Siniin anjir!" Ketus Irfan dengan berusaha mengambil barangnya. Mau tak mau, Saddam memberikan dadu itu pada pemiliknya. Ia mendelik pada Irfan.
"Pelit lo!"
"Bodo amat." Irfan menjulurkan lidahnya.
"Awas aja lo!" Ancam Saddam namun tak diindahkan oleh Irfan.
"Brisik banget sih lo berdua! Adu bacot mulu." Ketus Bagas. Kembaran dari Bagus.
"Temen lo, tuh!" Balas Saddam.
"Temen lo juga bangke!" Balas Bagas.
"Brisik lo semua!" Sahut Alfin yang merasa tidurnya terganggu dengan ocehan para sahabatnya.
***
Brylian memasuki kawasan rumah besar itu. Setelah memarkirkan motornya, ia berjalan masuk ke rumah. Beberapa pria berseragam yang sama memberi sapaan yang dibalas gumaman olehnya.
Support your favorite authors and translators in webnovel.com