webnovel

BEGINNING - 10

Setelah mendengar suara tadi, John berdiri dan melihat sekitarnya untuk menemukan darimana arah suara itu berasal. "He's here, (Dia disini,)" tukas John.

"He?" tanya Jane.

"Run! Follow me, (Lari! Ikuti aku,)" suruhnya pada Jane. "Enable thermal vision, (Nyalakan pengelihatan thermal,)" John mengganti mode pandangan pada topengnya.

John berlari dengan sangat kencang di tengah hutan rimba tersebut, ia menerobos semak belukar dan tidak perduli terhadap serangga yang berterbangan serta menempel pada tubuhnya, fokusnya sekarang hanya tertuju pada suara yang didengarnya tadi.

Jane yang tidak ingin tertinggal mencoba sekuat tenaga untuk mengejarnya, namun tetap saja ia tidak bisa mengimbangi kecepatan daarinya.

Setelah beberapa saat, ia merasa kelelahan. "John… wait…, (John… tunggu…,)" katanya sembari membungkuk dengan tangan yang mencoba meraihnya. "John!" teriaknya.

John menghentikan larinya dan berjalan mengampirinya. "Get on, hurry! (Naiklah, cepat!)" suruhnya sembari tergesa-gesa.

Ia berjongkong di hadapan Jane sembari memberikan punggungnya, berniat untuk menggendongnya sebab mereka tidak punya banyak waktu. "Get on!! (Naiklah!!)" tandas John membentaknya. "Hold on tightly, (Pegangan dengan erat,)" Jane langsung naik ke atas punggungnya seraya John mulai berlari kembali.

Ranting-ranting kecil yang menghalangi jalan, melukai kulit Jane yang lembut. "Aww… it's hurt, (Aww… sakit,)" keluh Jane. "Slow down John. (Pelan-pelan John.)"

John masih tidak melambat, ia malah menambah kecepatan larinya.

Karena ada sebuah pohon tumbang di hadapannya, ia melompat melewati batang pohon yang tumbang tadi.

Kaki Kanan John mengerem dengan sangat pakem, membuatnya meluncur diatas tanah sambil berbelok ke arah kiri melakukan manuver berbelok yang sangat amat baik dan Jane memejamkan matanya karena takut terjatuh.

Setelah beberapa menit John berlari, akhirnya ia sampai pada tempat yang dirasanya adalah sumber dari suara yang di dengar sebelumnya.

John mengganti mode pengelihatan pada topengnya. "Change to night vision. (Ganti ke mode malam.)"

Lampu pada topengnya menyala dan sebuah tabung menutupi kamera yang berada pada topengnya.

Ia kembali berjongkok untuk menurunkan Jane dari punggungnya, seraya menyisir area tersebut untuk mencari jejak yang ditinggalkan namun tak menemukannya dan hanya mendapati seekor hewan yang sudah mati tergeletak di tanah.

"Shit, I'm late. (Sial, aku telat.)"

"What are you looking for? (Apa yang kau cari?)"

"Nothing, can you walk? (Tak ada, bisakah kau jalan?)"

"I can. (Aku bisa.)"

"It's few mins left to be there. (Tinggal beberapa menit sampai disana.)"

John melepaskan rompi anti peluru dan baju seragamnya, ia terlihat mengenakan kaus polos berwarna hitam. "I don't bring a jacket or raincoat, so wear this, (Aku tidak membawa jaket ataupun jas hujan, pakailah ini,)" tukas John memberikan bajunya. "And pour this on your wounds, (Dan taburkan ini ke lukamu,)" sambung John seraya memberikan botol berisi etanol.

Badan yang tegap dan dada yang bidang serta otot-otot lengan yang terlihat sering di latih, terlihat dari balik kaus yang John kenakan dengan bekas-bekas luka dari pertempuran sebelum-sebelumnya.

Seperti yang ku kira, sangat tidak mungkin baginya berumur enam puluh tahu. Tukas Jane dalam hatinya.

Jane mengenakan kaus miliknya mekipun kebesaran. "So smelly, (Bau banget,)" keluhnya mencium bau tidak sedap dari seragam tersebut.

Sementara itu Michael dan yang lainnya masih bergerak menuju arah yang ditunjukkan oleh alat pelacak, rekannya melihat kepada alat pelacak dan mendapati jika pergerakan dari John sudah berubah sangat cepat hingga mereka tertinggal cukup jauh.

"How can they move so fast? We're just fiveteen mins away from them, and now the gap are more big. (Bagaimana mereka bergerak begitu cepat? Kita cuma berjarak beberapa menit saja, dan sekarang jaraknya lebih lebar.)"

"They're running after hearing the sounds, (Mereka berlari setelah mendengar suara,)" tukas Michael. "We gave our position to them, that's why. (Kita memberikan posisi kita padanya, itulah mengapa.)"

"Indeed, but if we didn't kill that animal, we'll be the one killed by it, (Memang, tapi jika kita tidak membunuh binatang tersebut, maka kitalah yang akan dibunuhnya,)" sahut rekannya sesama hunter. "And this freaking jungle are pitch black, it feels like as he's born in jungle. (Dan hutan ini gelap sekali, terasa sepeti dia dilahirkan di hutan.)"

"Lets move. (Ayo bergerak.)"

Mereka kembali mengejar dan mempercepat langkahnya agar rentang jarak diantaranya tidak terlalu lebar sembari berbincang.

"How can you end up as a hunter? With your skill and experience, you can be a commander. (Bagaimana kau bisa menjadi seorang pemburu? Dengan kemampuan dan pengalamanmu, kau bisa menjadi seorang komandan.)"

"I don't know, (Aku tidak tahu,)" sahut Michael menanggapi pertanyaan darinya.

"Where you from? I serve in iraq before. (Kau dari mana? I bertugas di irak sebelumnya.)"

"I think you didn't know the purpose of this mask right? (Ku pikir kau tidak tahu makna dari topeng ini?)"

"I know, to hide our identities. (Aku tahu, untuk menyembunyikan identitas kita.)"

"Right. (Benar.)"

"I just want to make new friends and maybe we can be team mates for next event cause you're reliable. (Aku hanya ingin memiliki teman baru dan mungkin saja kita bisa menjadi rekan satu tim di event selanjutnya karena kau bisa diandalkan.)"

"Nah, I'll live peacefully after this end. (Gak, aku akan hidup dengan tenang setelah ini berakhir.)"

Michael sudah cukup tua untuk berpartisipasi dalam permainan selanjutnya, karena ini adalah kali kedua baginya.

Mereka tiba pada sebuah air terjun, dan alat pelacaknya menunjukkan bahwa John hanya beberapa ratus meter di depan.

"Find a way to the top. (Cari jalan agar sampai di atas.)"

Mereka mencari jalan lain agar bisa berada di puncaknya, beberapa meter dari air terjun tersebut mereka menemukan sebuah jalur terjal yang digunakan oleh John.

Jalur tersebut memiliki sudut kemiringan tujuh puluh derajat, mereka menggunakan jalur tersebut dan tiba diatas.

Sepasang bola mata mengamati dengan tajam pergerakan mereka dari balik semak belukar, sorot matanya dipenuhi dengan niatan ingin membunuh.

Kepulan asap dan cahaya api unggun dikejauhan membuat mereka yakin jika John berada tak jauh di depan.

"Keep on alert, he might be set some traps. (Tetap siaga, dia mungkin memasang perangkap.)"

Srek… srek… srek. Bunyi langkah kaki.

Mereka mengendap-ngendap dengan langkah kaki yang bahkan tidak dapat di dengar.

Kuuk.. kuuk, kuk.

Krik, krik krik…. Suara jangkrik dan burung hantu.

Mereka tidak lagu berkomunikasi menggunakan mulutnya, namun menggunakan bahasa isyarat tangan.

Michael mengangkat tangannya dan menunjuk kepada rekan satu timnya sembari menekan-nekan lengannya sendiri kebawah lalu memegang helmnya, rekannya memberi balasan dengan membuat huruf O menggunakan jari telunjuk dan jempolnya, rekannya maju mendekati sumber cahaya dengan posisi tiarap sesuai dengan instruksi darinya.

Setelah mengamati beberapa saat, ia kembali lagi kepadanya untuk memberitahukan apa yang dilihatnya.

Ia memberitahukan pada Michael bahwa target yang mereka incar tidak ada disana, dan hanya John saja seorang diri sedang duduk menghadap kearah api unggung.

It must be trap. (Itu mungkin jebakan.) Pikir Michael dalam hatinya.

Mereka tak punya pilihan lagi selain harus bergerak maju, mereka bergerak mengendap-ngendap dan tiba-tiba.

BRAK! Bug bug gedebug. Bunyi tubuh yang ditabrak dan terpelanting di tanah.

Dengan reflek, mereka menembaki sosok bayangan hitam yang telah menabraknya.

Hunter yang di tabrak tadi diseret menjauh dari rekan-rekannya oleh sosok bayangan hitam tersebut.

Karena tidak ingin melukai rekannya sendiri, mereka menghentikan tembakan dan mengeluarkan pisau sembari mengejarnya.

Mereka menerobos rimbunnya semak belukar untuk mengejar rekannya agar bisa diselamatkan, Michael yang sudah dekat dengan posisi rekannya, melompat dan menancapkan pisaunya pada sosok bayangan hitam.

Buk. Suara Pisaunya

Namun pisau darinya terasa seperti sedang di tancapkan pada dinding karena terhenti begitu saja.

Ia mendapati jika Sosok bayangan hitam tadi adalah seekor serigala berbulu hitam setinggi satu meter.

Next chapter