Fei memejamkan mata karena dia tahu apa yang akan terjadi setelah ini.
Ren mendekatkan wajahnya ke Fei. Sedikit ragu, juga malu, tapi dia ingat, dia adalah putra mahkota. Dia calon pemimpin. Mana bisa seorang calon pemimpin malah selembek ini hanya untuk mencium perempuan yang dia sukai?
Maka, dia harus tetap menaruh jiwa putra mahkota dia, wibawa seorang calon pemimpin ke dalam sikapnya, meski itu saat ingin menunjukkan rasa cintanya pada perempuan idamannya.
Oleh karenanya, Ren memberanikan diri secara tegas mulai terus mendekatkan wajahnya dengan Fei hingga nyaris tak berjarak. Apalagi, Fei sudah memejamkan mata, aduhai cantik sekali Fei! Batin Ren menjerit penuh memuja.
Betapa beruntungnya dia dicintai perempuan seindah Fei!
Nah, dikarenakan itu, Ren tak boleh lagi membuang kesempatan berharga ini.
Support your favorite authors and translators in webnovel.com