webnovel

Perbuatan Gila

Dengan hati yang berdebar-debar aku mencoba untuk membalas Voice note Ami dengan Voice note dari ku, aku berharap Ami bisa mengerti keadaan ku saat ini, setelah dia mendengar balasan dari ku.

" Letta !! Gue seneng bisa denger suara Lo ! jujur saat ini Gue lagi takut banget sama Bokap Lo, bukan takut di mau dipukul tapi Gue takut jika Gue salah ngomong tentang Hansen ke Bokap Lo..!".

Tanpa menunggu lama Ami membalas Voice note dari ku, dan balasan dari Ami semakin membuat diri ini menjadi gila rasanya, karena aku tidak tahu apa yang sesungguhnya sedang di lakukan oleh Ayah di sana, karena dari suara Ami dia seperti ketakutan karena Ayah.

Jujur saja mungkin saat ini aku sempat berpikir jika Ayah adalah seorang pembunuh berdarah dingin, karena Ayah sepertinya sudah menjadi gelap mata terhadap Hansen.

" Tunggu dulu.... Ami, tolong beri penjelasan yang benar ! maksud Lo itu apa ? kenapa Lo sampai ketakutan seperti itu ngadepin Ayah Gue, memangnya apa yang dilakukan Ayah di sana ? Dan sepertinya Lo sudah kenal ya sama Hansen ?! Ami, jujur Gue jadi bingung ini sekarang !! tolong kasih tau Gue lebih rinci lagi tentang keadaan di sana ".

Jujur saja, aku sekarang semakin tidak menentu menghadapi gejolak dalam hati ini.

Ada perasaan marah dan juga ada perasaan gelisah dan semakin membuat diriku ini menjadi serba salah adalah aku tidak bisa berbuat apa-apa untuk menolong Hansen dan teman-teman ku di sana.

" Pastilah Gue merasa takut sama Bokap Lo, karena enggak ada angin sama hujan tiba-tiba Bokap Lo datang terus menginterogasi kita semua, jadi rasanya itu gimana ya.... he he he. Oh iya !! Gue sekarang juga sudah tau siapa itu Hansen ! karena dia sekarang sudah menjadi terkenal gara-gara Bokap Lo. Hansen itu ternyata karyawan di salah satu toko yang ada di lantai 2, Gue tadinya sih enggak percaya... tapi setelah Gue buktikan dengan mata kepala sendiri, ternyata memang benar dia itu kerja di Toko sepatu sport yang ada di lantai bawah ". suara Ami kini terdengar bersemangat namun masih membuat diri ini menjadi tidak menentu, Jantung ini pun ku rasakan berdebar semakin kencang saat aku Ami bercerita tentang siapa itu Hansen.

Pantas saja dia bisa mengetahui semua tentang diriku karena ternyata dia juga salah satu karyawan di Mall yang sama dengan ku.

" Letta, kenapa Lo gak balas chat gue ini ? Gue harap Lo saat ini baik-baik saja, jangan khawatir tentang Gue, di sini keadaan baik-baik saja tidak ada masalah apapun yang terjadi. Letta Gue berharap kita bisa bertemu secepatnya karena jujur Gue akui jika ternyata Gue saat ini merasa kangen banget sama Lo !"

Hampir saja HP ku ini terjatuh dari tangan ku, karena aku terkejut dengan pesan masuk dari Hansen.

Jujur saja, Aku merasa Hansen itu mempunyai indera ke 6 sehingga dia tahu jika aku dan Ami saat ini sedang membicarakan dirinya.

Ku baca berulang-ulang kalimat demi kalimat yang di tulis Hansen untuk ku.

Aku seperti telah kehilangan akal dan pikiran ku karena merasa tidak mampu untuk membalas pesan darinya itu.

Aku semakin tidak bisa mengendalikan perasaan ini ketika aku menyadari bahwa Hansen tidak mengatakan yang sebenarnya tentang Ayah, dia masih bisa menghibur diriku yang saat ini sudah hampir gila rasanya.

Hansen telah membuat tangan ku ini semakin tidak bisa membalasnya karena perasaan di jiwa ku ini penuh dengan rasa bersalah dan sangat malu kepada dirinya. Aku tidak bisa membayangkan jika aku bertemu dengan dirinya lagi.

Meskipun aku mencoba menghindari dirinya namun tetap saja dia bisa menemukan diriku karena ternyata dia bekerja di satu Mall yang sama.

" Oooh Tuhaaan..... kenapa hidupku jadi beginiiii ???" teriak ku dengan suara yang pelan karena aku pun saat ini masih berada dalam rasa ketakutan yang tidak terkira.

Aku masih takut jika aku bertemu dengan Ibu.

Dan jika Ayah pulang nanti aku pun sudah tidak tahu lagi bagaimana cara untuk menghadapinya.

Karena Ayah telah melakukan sesuatu tanpa sepengetahuan ku dan juga tanpa seijin ku.

Mungkin perbuatan Ayah itu dimatanya adalah perbuatan yang benar, namun Ayah tidak mengerti dan memahami diriku jika perbuatannya itu, telah menghancurkan diriku dan juga masa depan ku, karena yang ada didalam diri ini, aku telah membawa rasa malu dan rasa bersalah yang tidak terhingga dihadapan semua teman-teman kerja ku di Mall.

Tanpa sadar ternyata aku telah berdiri tepat di pintu kamar ku, karena ada sedikit rencana di otak ku ini untuk nekat keluar dari rumah ini. karena aku sudah tidak bisa menahan semua rasa yang sedang berkecamuk di dalam hati ini.

" Kelihatannya Ibu tidak ada di ruang tengah, mungkin Ibu sedang berada didalam kamar".

ucap ku sambil mengintip keadaan di luar kamar melalui lobang kunci kamar ini.

" Semoga benar perkiraan ku ini !" ucap ku sambil berjalan menghampiri lemari ku.

Aku berniat mengambil tas ransel ku yang berada di atas lemari ku karena aku berniat memasukkan baju-baju yang bisa ku bawa berlari bersama denganku.

Kali ini tekad ku sudah bulat, aku benar-benar ingin pergi karena aku sudah tidak bisa menahan perlakuan Ayah dan Ibu yang terlihat sudah kelewatan bagiku.

Mungkin hari ini adalah hari terakhir ku bertemu dengan Ayah dan Ibu, dan aku akan membiarkan mereka memikirkan diri ku dengan apa yang ada didalam pikiran mereka.

Aku sudah membiarkan diriku ini akan masuk kedalam dosa karena aku sudah merasa dosa itu adalah teman dan tempat diriku berteduh.

Jika ini semua adalah keinginan Ayah dan Ibu maka aku pun punya keinginan terhadap diriku sendiri.

Yaitu... Aku ingin bebas dan tidak mau lagi selalu merasa bersalah jika aku membuat Ayah dan Ibu hatinya terluka.

" Sudah segini saja ! nanti saat aku gajian aku bisa membeli yang baru !" ucapku sambil merapikan ransel ku agar bisa tertutup dengan rapi, aku hanya membawa pakaian ku seperlunya saja karena aku lebih banyak membawa buku-buku untuk kuliah ku, bagiku itu lebih penting daripada baju-baju ku.

Setelah merasa beres dengan ranselku, Aku melangkah mendekati jendela kamar ku, mata ku jauh menatap jalan depan rumah ku, sesaat ada terbesit di dalam kepala ku jika aku keluar dari rumah ini lewat jendela kamar ku saja.

----->

Teman teman pembaca ku tersayang, saya mohon kepada kalian semua yang menyukai isi cerita ini, tolong bantu saya dengan Vote nya dan juga reviews nya,

agar saya semakin semangat untuk menulis cerita lagi ....

Tidak lupa saya mengucapkan terimakasih

kepada kalian semua, Terima kasih untuk semuanya salam hormat dari Saya,

Chand.

NB :

Instagram : @Divanandadewi

Facebook : @Chandrawati2019

Next chapter