webnovel

POSSESSIVE - Ibu Negara

"Udah ketemu siapa orangnya?" tanya Reynard yang mempertanyakan hal tersebut.

Serion menggelengkan kepalanya. "Belum," jawabnya dengan cukup datar.

"Motor dia bukan?" tanya Reynard sambil melirik ke arah Retta.

Setelah mendengar pertanyaan tersebut membuat Serion melirik ke arah Retta dan kemudian memperhatikan motor Retta yang terparkir tepat di samping mobil Reynard.

"Bukan Rey, bukan Retta orangnya." Serion menjawab dengan santai.

"Yakin?" tanya Reynard serius.

Serion menganggukkan kepalanya, karena memang motornya Retta cukup jauh berbeda dengan motor yang sudah menyerempet mobilnya.

Retta melirik ke arah di mana beberapa anak Rans sedang memperhatikan sebuah mobil. "Itu juga bukan mobil yang gue serempet malam itu," ujar Retta memberikan pengakuan.

Mobil cowok itu berbeda, karena seingat Retta mobil yang tak sengaja dia serempet spion-nya berwarna hitam, sedangkan mobil anak Rans yang mengaku berwarna biru.

Mengetahui kalau orang yang sudah menyerempet mobil anak bukan dirinya, membuat rasa tenang menghampiri Retta, karena berarti dia sama sekali tidak ada sebuah urusan dengan anak Rans.

Rasa takut yang timbul kalau anak Rans akan marah memang sudah hilang, tapi ternyata hal itu tidak membuat pemikiran Retta tenang dalam seketika. Masih ada sebuah hal yang mengganjal dalam dirinya.

"Tapi gue masih penasaran sama mobil yang gak sengaja gue serempet," ucap Retta penuh dengan kejujuran di tengah-tengah Inti Rans.

"Memangnya Buneg sedang apa, kenapa bisa sampai menyerempet mobil?" tanya Theo yang merasa kebingungan dengan kronologinya.

Mendengar hal tersebut membuat Retta melirik ke arah Theo, memperhatikannya dengan penuh keseriusan. "Manggil gue Buneg lagi, gue tampol pala lo!" ketus Retta yang merasa gereget dengan panggilan dari Theo.

Kalimat yang sudah Retta keluarkan membuat beberapa inti Rans tertawa, apalagi melihat ekspresi Retta yang begitu tajam saat menatap Theo yang membuat Theo mengangkat 2 jari tangannya.

"Udah tahu dia gak suka dipanggil Buneg, masih aja lo panggil sampai sekarang." Daffa berucap dengan santai, sebab memang bukan kali pertamanya Retta marah dipanggil 'Buneg' oleh Theo.

Theo tertawa tidak berdosa mendengar hal tersebut. "Tapi, enak lho menggil dia Buneg. Simple," ucap Theo yang memberikan alasan kenapa dia begitu suka memanggil Retta dengan panggilan itu.

"Enak mata lo enak, yang ada dipikiran gue bukan Buneg, tapi budeg!" jelas Retta yang memang sedari awal dia merasa kesal, karena yang ada di pikirannya seperti itu.

Reynard mengukirkan senyuman kecilnya saat melihat Retta yang terlihat begitu kesal dengan hal sepele itu, begitu juga dengan yang lainnya yang tertawa melihat Theo yang terlihat ketakutan sebab Retta yang merajuk.

Dikarenakan Retta yang merajuk akibat panggilan tersebut, membuat Reynard memberikan sebuah penjelasan singkat yang membuat Retta datang ke Basecamp Rans dengan membahas mobil yang keserempet.

"Nanti gue coba cari tahu, sebutkan aja ciri-cirinya. Kalau lo ingat platnya, akan lebih mudah." Seorang cowok yang baru saja menyimpan minumannya berucap.

Dia menjadi orang yang membuat pembahasan kali ini kembali pada pembahasan utama. Cowok berhidung mancung dengan bibir tebal itu adalah Bagas. Lengkapnya adalah Bagas Aratas.

*****

Waktu berlalu dengan sendirinya, berjalan sesuai dengan kehendaknya. Seperti Sang Semesta yang mengatur keindahan langit malam dengan sebuah hiasan bintang yang bertaburan.

Seorang cowok yang sekarang tengah menggunakan hoodie warna hitam melangkahkan kaki ke arah di mana cewek cantik dengan rambut panjang tengah berbincang bersama dengan 5 cowok yang semuanya adalah inti Rans.

"Udah malam, pulang sekarang." Reynard berucap menggunakan naada bicara yang begitu datar dan begitu jauh dari nada bicara yang bisa ditolak.

Mendengar hal tersebut membuat cewek berhidung imut, dengan bola mata yang indah itu mengalihkan pandangannya ke arah jam yang tengah melingkar cantik di pergelangan tangannya.

Memang waktu sudah malam, tapi masih cukup berjarak dengan waktu tengah malam. Tidak ingin menolak, pada akhirnya dia hanya mengangguk.

"Karena gue sedang tidak ingin berdebat dengan lo, maka gue menurut." Retta mengukirkan senyumannya dengan begitu bebas.

Dengan santai Reynard menganggukkan kepalanya dan menunggu Retta yang tengah berpamitan dengan anak-anak yang lainnya.

Melihat Retta yang begitu bahagia bersama dengan anggota Rans membuat Reynard merasa begitu senang dan juga tenang saat dia mengajak Retta datang ke Basecamp-nya.

"Bye-bye semua," ucap Retta sambil melambaikan tangannya berpamitan kepada mereka.

"Bye-bye."

"Bye-bye Buneg, sering-sering ke sini." Theo benar-benar begitu nyaman memanggil Retta seperti itu, meski baarusan saja dia mendapatkan tatapan yang cukup tajam dari Reta.

Reynard menghentikan langkah kakinya yang membuat Retta ikut menghentikan langkahnya. "Ada apa?" tanya Retta yang merasa yakin kalau ada alasan yang membuat Reynard berhenti.

"Kalau bukan anak Rans, siapa pemilik mobil yang sudah lo serempet?" tanya Reynard disertai dengan sebuah senyuman yang memojokkan Retta.

Next chapter