"Ah, iya. Benar. Ada di meja depan Anda," Julian memajukan tubuhnya masih dengan Arabella yang duduk di depannya, sementara gadis itu malah ingin menoleh ke belakang untuk menatap Julian.
CUP!
Suara bibir yang agak berdecit karena mencium sesuatu itu menghentikan semua gerakan manusia di kamar Julian. Kedua orang itu membeku, layaknya patung es. Bibir Arabella tanpa sengaja mengecup leher Julian karena pria itu maju begitu saja tanpa aba-aba.
Sekujur tubuh Julian menegang, dari ujung rambut hingga ujung kaki, bahkan termasuk senjatanya yang di tengah tubuh.
'Sial,' umpat Julian dalam hati. Tubuhnya benar-benar kaku dan bingung harus bagaimana bereaksi. Ditambah lagi, bibir Arabella masih menempel di lehernya, terpaan nafas gadis itu terasa menggelikan di permukaan kulit Julian.
Support your favorite authors and translators in webnovel.com