Dia adalah sahabatku

(Clarissa Lim)

Cukup lama untuk aku keluar dari balik reruntuhan yang menimbun setengah tubuhku, hingga di bagian terakhir. Bongkahan dinding yang lumayan besar menghimpit kakiku, aku kesulitan mengangkatnya. Sebenarnya aku bisa saja mengangkat bongkahan dinding itu dengan kekuatan. Tapi, entah mengapa aku tidak bisa, seperti kekuatanku habis begitu saja. Tak berdaya seperti orang biasa. Aku berusaha mengangkat bongkahan dinding yang menghimpit kakiku, tetapi tetap tidak bisa.

"Gadis kecil sepertimu pantas dihabisi."

Aku mendongakkan kepala, menatap sosok pria berbadan besar itu, cepat sekali, sudah berada di depan mataku.

Yang terlihat dari celah bola matanya yang memutih, bukan manusia biasa atau mungkin, pria berbadan besar itu salah satu eksperimen Indra.