Sudah sepuluh menit Aneska berdiri di depan kaca. Di dalam sana, terlihat Tante Diana yang sedang duduk menemani Reygan. Mengajak lelaki itu berbincang. Meski dari tempatnya berdiri. Aneska tidak bisa mendengarnya.
Reygan masih terbaring dengan selang di sekujur tubuh. Dokter bilang jika operasinya telah berhasil. Hanya saja belum pasti kapan Reygan akan siuman. Hal yang sejujurnya, membuat beberapa orang berdiri di garis kepastian yang sangat tipis. Bisa saja kabar buruk. Atau bahkan sebaliknya.
"Nggak masuk?" Suara Ari tiba-tiba hadir di sebelahnya.
Aneska menggeleng.
"Gue sama Kiki tadi udah ke sana. Masuk aja, Nes."
Aneska menggeleng lagi. "Nggak usah. Dari situ aja."
"Nggak kangen emangnya?"
Jika situasinya berbeda. Aneska akan memukul bahu Ari. Bisa-bisanya dalam situasi seperti ini, Ari menyinggung akan hal itu.
Support your favorite authors and translators in webnovel.com