"Mas ada niatan beli apartemen?"
Masih fokus dengan kuas dan dinding di depannya. Reygan tak kunjun menjawab. Dia mendengar, hanya saja sedang mencari jawaban yang tepat. Sayangnya, memang tidak ada jawaban yang tepat.
Adriana pasti mendengar percakapannya semalam dengan Tante Fatma.
"Nyewa, Dri, bukan beli."
"Ya sama ajalah. Kenapa harus apartemen? Rumah selalu terbuka untuk kamu, Mas."
"Baru rencana, Dri. Belum sempat nyari."
"Nggak usah. Buang-buang duit. Mending uangnya buat beli mobil."
Reygan berbalik, meletakkan kuas di kaleng cat. Dia melangkah cepat ke adiknya. Tanpa sempat menghindar, Adriana terpaksa harus mencium ketek kakaknya yang asem itu.
"MAS!!"
Beberapa saat Reygan baru melepas pitingan itu. Dia melesat menuju ruangan yang ada di dekat dapur sebelum kena amukan Adriana. Dia juga harus segera mandi. Sudah jam enam lewat.
****
Aneska tiba di rumah yang berada di tengah kota itu ketika Anggun membuka pagar. Sudah siap dengan setelan kerjanya.
Support your favorite authors and translators in webnovel.com