Mansion Lingga
Setelah kepergian sang bibi, kini hanya tersisa Aliysia dan Shasa, yang menatap si calon pengantin dengan senyum kecil, sambil mengusap pipi sahabatnya lembut.
"Lysia, percaya ya kalau besok adalah hari bahagia yang tertunda. Jangan menundukkan wajah apalagi memperlihatkan air mata ini di depan Affa. Jangan sampai, karena itu adalah kekalahan untukmu dan Vian, tapi kemenangan untuknya" ujar Shasa.
Seketika Aliysia tertegun mendengar ucapan sahabatnya. Benar juga, besok ia akan berjalan dengan kepala tegak dan mengatakan pada pria tersebut jika ini belumlah selesai.
Karena ia yakin jika Vian akan datang dan mempertahankan pernikahan keduanya.
"Tentu, Sha. Tapi, aku tidak tahu kenapa hatiku seakan sakit, rasanya menyesakan dan seperti ada tangan tak kasat mata meremasnya," sahut Aliysia, menceritakan hal yang dirasakan, yang dibalas dengan menepuk punggung tangan berulang, menenangkan.
Support your favorite authors and translators in webnovel.com