Kamania mengerucutkan bibirnya sehingga membuat Ivan gemas sendiri. Sementara Andrea dan rombongan geng Famousnya sudah berlalu. Dan Yunita pun menarik napas lega.
"Untung lu cepet datang. Kalau nggak, ade lu itu udah gue bikin jadi perkedel, tau nggak?!" sembur Yunita. Ivan terkekeh geli melihat tingkah Yunita.
"Maafin Andrea ya, Na," kata Ivan sambil memegang tangan Kamania. Namun, Kamania langsung menepis tangan Ivan, lalu ia bersidekap sambil mencebikkan bibirnya.
"Nggak usah pegang- pegang. Bukan muhrim tau?!" hardik Kamania sebal.
Ivan kembali terkekeh, bukan sekali dua kali dia melihat Kamania cemberut seperti itu. Rasanya ingin sekali ia mencium bibir Kamania saat ia cemberut begitu. Tapi, apa daya. Jangankan mencium bibirnya, memegang tangannya pun dia sudah marah. Apalagi dicium bibirnya. Pasti dia akan mengamuk, lalu melaporkan pada kedua orang tuanya. Lalu, habislah ia nanti terkena omelan papa dan mamanya.
Support your favorite authors and translators in webnovel.com