Seminggu telah berlalu. Dan, hari ini perban Kamania akan dibuka. Pagi itu Fahira merasa begitu berdebar- debar. Pagi- pagi ia sudah menyuapi Kamania dan membantunya mandi. Ia juga sudah mengabarkan kepada Endang dan Ammar, juga kepada Gilang bahwa hari ini perban Kamania akan dibuka dan mereka akan tahu hasilnya.
"Ma, hari ini perban Kamania jam berapa akan dibuka?" tanya Kamania.
"Kita tunggu om Yoga dulu ya. Mungkin siang nanti. Nia sabar ya."
"Iya, Ma. Nia cuma nggak sabar pengen liat wajah Mama. Pengen baca buku lagi, nggak harus diraba- raba. Nia juga pengen liat kamar Nia. Mainan Nia dan rumah baru kita, Ma. Nia juga pengen bantu Mama. Pengen sekolah lagi juga, Ma. Dan Nia juga pengen bisa liat adik- adik bayi. Juga pengen liat wajah om Yoga."
"Astaga, banyak sekali yang kamu inginkan, Nas," komentar Fahira sambil membelai rambut putrinya itu.
Support your favorite authors and translators in webnovel.com