"Apakah kamu sudah bangun? Ada makanan di sana, segeralah makan, aku yakin kamu pasti sangat lapar sekarang." Eddie menunjuk ke sebuah meja yang telah tersedia banyak sekali makanan.
"Terima kasih." Claire berterima kasih sambil terlihat sedikit malu-malu.
Setelah merapikan dirinya, dia segera pergi ke meja makan lalu melahap semua makanan yang tersedia. Sangking laparnya, dia bahkan lupa dengan etiket makan yang benar. Seperti seorang yang telah kelaparan lebih dari satu minggu!
Eddie terus melanjutkan penelitian obat-obatannya di depan komputer tanpa melihat ke belakang. Sebelumnya dia telah berjanji kepada ayah rita bahwa dirinya akan menurunkan semua harga obat yang akan dia jual.
Jika dia berhasil, maka dia akan meraih sebagian besar pasar untuk dirinya sendiri. Saat dia membutuhkan bantuan, maka Philips akan bersedia membantunya, yang mana hubungan yang win-win.
Saat ini Virus Veronica masih terus diteliti, tapi perkembangannya tidak terlalu cepat yang mana membuatnya sedikit tidak senang.
Alexia di sisi lain sepertinya sudah mengetahiu bahwa Virus berharganya akan dicuri oleh orang lain di masa depan, oleh sebab itu dia mendesain Virus ini dengan sangat rumit.
Selain itu dia juga menggabungkan penelitiannya dengan gen tanaman serta Ant Queen. Jika kedua hal tersebut tidak ditambahkan, maka Virus itu akan menjadi tidak berguna.
Oleh sebab inilah Eddie sedikit tidak senang dengan deasin mengikat Virus ini. Jika dia tidak memisahkan gen tanaman serta Queen Ant, maka dia akan menjadi monster!
Apa gunanya mendapatkan kekuatan transenden jika dirinya menjadi monster?
Claire yang telah menyelesaikan makannya langsung disuruh untuk berolahraga agar terbiasa dengan kekuatan barunya. Peningkatan kekuatan yang tiba-tiba membuatnya sedikit tidak terbiasa, beberapa benda padat yang dia pegang atau senggol langsung hancur seketika, hal ini membuatnya tidak bisa berkata-kata.
Suara sepatu hak tinggi serta aroma wangi datang, aroma parfum itu sangat khas milik wanitanya, yaitu Alex!
Alex yang cantik berkata sambil tersenyum, "Sayang, aku akan segera kembali ke Sein Island, masih banyak hal yang harus saya lakukan di sana. Pak tua Spencer itu juga mulai meragukanku."
"Apa yang dia curigai darimu? Apakah karena kamu berkolusi denganku?" Eddie menyeringai.
"Tidak, kami memang dari awal suami-istri, bukan kolusi." Alex menggoyangkan jarinya, "Ini tentang Albert, dia telah memalsukan kematiannya selama insiden mansion. Kemudian Sergei mengetahui bahwa dia masih hidup, Spencer curiga bahwa rencana Weskernya telah berhasil, dan dia sekarang mengirimkan seseorang untuk memata-mataiku."
"Yah, normal jika dia menaruh kecurigaan kepada anda. Pokoknya lakukan apa yang ingin kamu lakukan. Turuti apa yang dia katakan untuk sekarang... Ngomong-ngomong, aku juga sangat tertarik dengan proyek T-Phobos."
"Seperti yang kamu katakan sebelumnya, jika kita bisa mengendalikan rasa takut kita, maka kita bisa mengendalikan mutasi virus." Eddie mengungkit proyek T-Phobos lagi.
T-Phobos mungkin adalah Virus terhebat yang ada sejauh ini, hanya saja virus itu memiliki persyaratan yang tinggi untuk tubuh inangnya. Kecuali anda dapat mengendalikan emosi dan ketakutan anda, maka virus itu akan mengambil alih tubuh, yang mana tidak terlalu bagus.
Tapi jika anda berhasil dan berintegerasi dengan virus tersebut, maka efeknya dapat mengalahkan segala Virus yang diketahui. Sejauh ini T-Phobos adalah virus paling menuntut dan juga terkuat!
Proyek ini saat ini ada di bawah tanggung jawab Alex, dia akan membiarkan istrinya meneliti virus ini, kemudian dia akan meminta Alex untuk mengirimkan sampelnya untuk dirinya. Bukankah ini ide yang sangat bagus?"
Kembangkan T-Phobos dengan sumber daya yang diberikan oleh Spencer, dan Eddie lah yang akan mendapatkan manfaatnya!
"Kita mungkin akan memiliki lebih sedikit kontak di masa depan, apakah kamu yakin tidak akan merindukanku?" Alex mengedipkan matanya yang indah, dia enggan untuk kembali ke pulau tersebut. Tapi bisnis adalah bisnis, dia akan menaruh perasaan emosional di belakang terlebih dahulu.
"Kapan kamu akan berangkat ke sana? Selain itu jika kamu ingin bertemu denganku, kamu dapat kembali kapan saja."
"Kamu bertanggung jawab untuk meneliti virus, sedangkan aku bertanggung jawab untuk menghasilkan uang dan menghidupi keluarga." Eddie berkata sambil tertawa ala-ala pria jantan.
"Pfft." Alex hanya bisa tertawa cekikikan.
"Dalam waktu tiga jam aku akan berangkat, kita masih punya waktu untuk mendiskusikan beberapa informasi. Selain itu, aku tidak membutuhkan bantuanmu untuk membayar eksperimen yang aku kembangkan, aku bisa mendanai diriku sendiri." Alex tersenyum menawan.
Pada akhirnya, Alex pergi sambil meninggalkan oleh-oleh bermanfaat untuk suaminya. Dua botol darah dan beberapa helai rambut untuk membantu suaminya merumuskan serum penambah yang tepat.
Kembali ke dalam laboratorium, Valerie yang sebelumnya terluka dan tak sadar sekarang terbangun.
Untungnya Eddie merawatnya tepat waktu, jika tidak dia mungkin telah menjadi zombie sekarang.
"Valerie, aku Yoko, apakah kamu mengingatku?" Tanya Yoko Suzuki sambil berjongkok.
Valerie mengangguk, tapi dia masih terlihat bingun dengan apa yang telah terjadi padanya. "Aku ingat, Yoko, apakah kamu orang yang telah menyelamatkanku?"
Yoko Suzuki menggelengkan kepalanya, sedikit kebanggaan melintas di wajahnya yang cantik. "Bukan aku, tapi bosku, Eddie. Kamu masih lemah, tapi kamu dapat pulih kembali dengan makanan."
Setelah itu Yoko Suzuki membantu temannya ke restoran kapal.
Di sisi lain Eddie pergi ke ruangan khusus milik Emma, ruangan dimana dia bekerja dengan senjata-senjatanya.
Dengan sejumlah besar peralatan suku cadang produksi, barang-barang di sini adalah barang-barang bagus yang dibeli menggunakan saluran Excella. Seluruh peralatan itu digunakan untuk merancang serta memproduksi senjata api.
"Eddie, selamat datang!" Emma menyambut Eddie dengan riang.
"Mengapa kamu datang ke sini? Apakah kamu sedang bebas, omong-omong, bisakah kamu membantuku mengambil dioda di sana?" Saat ini Emma sedang merakit senapan sniper.
Senapan Sniper itu adalah versi elektromagnetik!
Eddie menyerahkan hal yang diinginkan Emma, dioda itu cukup berat, setidaknya sepuluh kilogram atau lebih.
"Aku datang ke sini untuk melihat hasil karya terbaru milikmu. Aku memiliki firasat bahwa aku akan keluar untuk melakukan beberapa tugas lagi, jadi aku ingin mengambil beberapa senjata yang cocok." Ucap Eddie.
"Apakah kamu akan melawan monster lagi? Kamu harus berhati-hati. Aku ingin kamu kembali dengan selamat." Emma berakta sambil terus merakit senjata api miliknya.
"Di mana Moira? Bukankah dia asistenmu?" Eddie melihat ke arah sekeliling ruangan, tapi dia tidak melihat putri sulung Barry.
"Dia? Dia sedang berlatih dengan Claire di ruang latihan. Juga, dia bukan asistenku, aku kekurangan beberapa pembantu di sini. Kau tahu, aku adalah satu-satunya yang bekerja di ruang teknik sebesar ini, hal ini terlalu berlebihan!" Emma mulai mengeluh, nampaknya dia ingin Eddie mencarikannya seorang asisten.
"Aku akan meminta Cindy untuk membantumu. Untuk sekarang dialah kandidat yang cocok, aku akan mencarikanmu yang lain nanti."
"Lupakan saja, setelah saya menyelesaikan senapan sniper elektromagnetik ini, aku ingin cuti sebentar."
"Aku berencana untuk mengembangkan beberapa lengan robot yang dapat membantuku melakukan sesautu. Dengan bantuan Red-Queen, seharusnya pemrogramannya menjadi lebih muda." Emma menggelengkan kepalanya, sebenarnya dia ingin seorang yang bisa di ajak ngobrol, dia sedikit merasa kesepian di sini ketika bekerja sendiri.