Eddie secara perlahan menuju tempat panas yang ada di antara paha Jill, dua detik kemudian dia menyentuh klitorisnya yang bengkak.
Eddie memainkan klitoris gadis itu sambil mengelus rambut tipis kelaminnya. Jill telah menjadi gadis yang matang dan juga sangat menggoda. Aroma cabul yang dikeluarkan tubuhnya terasa seperti narkoba, sangat menghipnotis dan juga membuat ketagihan.
Bukankah fitur cabul ini membuatnya menjadi istri yang sempurna? Tentu saja!
Tanpa menunggu lagi, Eddie yang merasa puas dengan betapa beceknya vagina Jill langsung mengarahkan kepala penisnya tepat di depan lubang sempit milik gadis itu.
*Plop!*
Tombak naganya langsung meluncur ke dalam lubang itu tanpa banyak masalah. Tak seperti lubang Annette, Jill bisa mengambil seluruh penis Eddie dengan mudah. Selain itu vaginanya terasa lebih panas dan juga memabukkan. Lembut tapi di sisi lain cukup sempit, tak sesempit milik Annette tentunya. Tapi hal ini seperti yang seharusnya, Eddie sendiri tak pilih-pilih.
Semua wanitanya memiliki rasa masing-masing yang khas. Jika semuanya sama, bukankah hal itu akan sangat membosankan?
Lubang Jill sangat basah dan panas, selain itu dinding dagingnya juga berdenyut-denyut tanpa henti. Bahkan tanpa harus menggerakkan pinggulnya, hal ini sudah mampu membuat Eddie merasa sangat nyaman.
Tanpa ragu lagi, Eddie langsung mendorongnya lebih jauh kedalam. Kaki Jill bergetar hebat, saat Eddie mau menarik penisnya, dinding dagingnya terasa mencoba menahan tarikan tersebut.
"Uhh!"
Tarikan Eddie semakin kencang, saat penisnya mulai keluar, Jill langsung mencipratkan cairan cinta!
"Eddie... Tolong teruskan~" Jill menelan ludahnya, tangannya mulai memeluk punggung berotot Eddie dengan kencang. Dia ingin lebih dan terus merasakan rasa senang ini!
"Sebuah kesenagan bagiku..." Eddie tersenyum, mendekatkan wajahnya ke gadis itu, dia mulai meraih bibirnya dengan ganas. Lidahnya mulai terjalin dalam fusi melingkar-lingkar.
Jill ikut bermain dengan permainan Eddie, mengizinkannya melakukan apa pun yang dia inginkan.
Tak lupa, Eddie juga meraih puting Jill dengan jarinya, setela itu memelintirnya berkali-kali.
Jill tak lagi bisa berbicara, hanya bisa mengerang senang sambil memohon lebih.
Dalam satu ayunan keras, Eddie berhasil memasukkan penis tebalnya ke dalam lubang panas tersebut.
Di saat yang sama, punggung Jill langsung melengkung.
Eddie mengayunkan pinggulnya dengan keras maju dan mundur. Suara tamparan cabul dari daua daging terdengar berirama. Rahim Jill yang berada jauh di dalam dirinya mulai digedor-gedor oleh kepala penis Eddie tanpa henti!
Eddie mencium bibir Jill sambil terus mengayunkan pinggulnya tanpa henti.
Laras panjangnya memasuki vagina Jill sampai penuh, bolak balik dan berulang kali, setiap detik Eddie akan meningkatkan kecepatan pinggulnya. Tamparan basah antara pantat dan paha kuat Eddie segera memenuhi ruangan.
Tapi jika dibandingkan dengan erangan penuh nafsu Jill. Maka suara itu akan sangat pucat, jeritan mesumnya tak bisa berhenti. Mata Jill telah lama berputar, tubuhnya terus bergerak naik turun di atas kasur. Wajahnya yang cantik sekarang hanya menunjukkan ekspresi bejat.
"Ahh, ahh, aaah~ Auhh!" Jill mengerang dengan suara yang paling vulgar, menggigit bibirnya dengan cara yang paling cabul!
Saat berhubungan seks, gadis heroic dan juga baik hati sepenuhnya kehilangan aura protagonisnya. Semua hal itu telah digantikan dengan nafsu yang membara!
Eddie menyeringai, dia mulai mengerahkan seluruh kekuatannya. Hal ini membawa ke orgasme ketiga dari kekasihnya yang tercinta.
Setiap ayunan marah pria itu membuat rahim Jill terus berteriak. Mengirimkan kesenangan melalui stimulasi otot dan saraf ke otaknya.
Kurang dari lima menit kemudian, erangan keras Jill berubah menjadi jeritan penuh gairah; "Aihhh~!" Tangan pucatnya merangkul punggung Eddie dengan keras, punggungnya melenkung dan lidahnya mulai keluar. Akhirnya Jill mencapai titik orgasmenya yang lain.
Di saat yang sama, tangan Eddie mengelus perut kencang Jill secara lembut. Hal ini meningkatkan orgasme kekasihnya menjadi lebih kuat.
Sungguh tak disangka, wanita heroic seperti Jill mampu membuat suara erangan nafsu seperti itu.
Orgasme kuatnya sekali lagi memercik ke seluruh ruangan. Dari samping, Eddie melihat air mancur itu dengan puas.
Jill terus berteriak senang sampai orgasmenya berakhir.
Jika kamar apartemen mereka tak dipasang dengan peredam suara, mungkin jeritan Jill akan terdengar sampai luar ruangan...
-----
dukung saya di;
patréon.com/mizuki77
ko-fi.com/mizuki77