webnovel

Bab 64

Di dalam rumah sakit hutan Arklay yang terbengkalai, muncul seorang pria yang berjalan sambil membawa kapak besar. Jalannya sangat lambat, saat peluru ditembakkan ke arah tubuhnya, peluru itu hanya memercik dan terlihat tak melukai pria misterius itu sama sekali.

"Wtf? Yang mebenar saja!" Joseph berteriak tak percaya, peluru yang dia tembakkan tak berpengaruh kepada monster itu.

Dia berpikir bahwa hari ini adalah hari tersial dalam hidupnya! Dari awal sampai sekarang, selalu dia yang mengalami masalah serius seperti ini.

"Joseph, pergi dari sana!" Barry berteriak ke arah temannya. Mengeluarkan sebuah pistol Magnum, Barry langsung membidik pria kapak itu dan menembak.

Pria kapak itu langsung terpental jauh karena efek peluru, darah gelap mulai mengotori lantai.

Jika gajah tak mampu menahan pistol ini, terus apa kesempatan pria kapak itu untuk menahannya?

"All done!" Barry menurunkan pistolnya.

"Tidak, semua ini masih belum berakhir. Masih banyak monster di luar, juga, pasti ada rahasia tersembunyi di Rumah Sakit terbengkalai ini." Enrico tak setuju, melalui pengalamannya, pasti ada sesuatu yang tersembunyi di temapt ini.

*Crack!*

Tiba-tiba ada sosok yang meloncat dari arah jendela.

"Jangan tembak, ini aku, Eddie!" Eddie mendarat dengan elegan, diikuti oleh Svetlana di belakangnya.

"Eddie! Senang melihatmu baik-baik saja."

Jill mendekat ke arah Eddie sambil tersenyum. Dia merasa sangat khawatir akan keselamatan kekasihnya. Walaupun dia percaya Eddie mampu bertahan, tapi rasa gelisahnya tak bisa hilang.

Karena Eddie selamat, sekarang dia merasa sangat lega.

"Aku baik-baik saja, Jill. Jadi ini Rumah Sakit yang dibicarakan oleh Alyssa?"

"Nampaknya Rumah Sakit ini ditutup karena beberapa tindakan ilegal. Meskipun tak dihuni cukup lama, tapi aku yakin masih ada rahasia yang tertinggal di gedung ini." Eddie berkata dengan sungguh-sungguh.

"Jadi semua monster-monster yang telah kita hadapi berasal dari gedung ini? Tak bisakah kita lekas kembali pulang?" Brad berkata dengan ekspresi takut. Melihat semua zombie ini membuatnya ngeri!

"Tidak sebelum tugas kita selesai. Buatlah kelompok, setelah itu berpencar. Kita akan berkumpul kembali sesuai waktu yang telah ditentukan. Jangan berpencar."

Wesker memberi perintah cepat.

Sejujurnya Albert memiliki rasa ingin tahu yang kuat dengan tempat ini. Dia merasa ada sesuatu di sini yang khusus dibuat untuknya...

Secara alami Eddie langsung memilih berkelompok dengan Jill dan Rebecca. Alyssa dan juga Svetlana secara otomatis juga ikut, jadi mereka berlima bertindak bersama.

Kelima orang itu langsung menuju ke lantai atas. Beberapa tokek yang telah terinfeksi T-Virus langsung ditembak oleh Eddie.

"A-ada seseorang di sana!"

Rebecca menunjuk ke arah lorong.

"Hati-hati, mungkin saja orang itu monster!" Jill menghentikan Rebecca yang ingin menghampiri orang itu.

Di sisi lain, sang reporter cantik, Alyssa melihat ke arah sekelilingnya dengan linglung; "Tunggu, aku mengingat tempat ini, aku pernah datang kesini. Agh- kepalaku sakit..." Tak lama kemudian Alyssa merasakan sakit kepala.

Eddie menghampiri Alyssa sambil mengeluarkan sebuah tablet vitamin. "Kunyah ini, kamu akan merasa baikan."

Alyssa langsung mengambil vitamin itu dan segera mengunyahnya. Beberapa saat kemudian nyeri kepalanya mulai mereda; "Aku ingat tempat ini. Sekitar lima tahun yang lalu aku dan rekanku datang ke sini untuk menyelidiki rumor pembunuhan!"

"Pelan-pelan saja, jangan terlalu buru-buru."

"Dengan kita berlima, kita akan aman. Aku akan memastikan kalian semua hidup, kamu bisa menceritakannya sambil berjalan." Kewaspadaan Eddie mulai meningkat.

Alyssa memandang Eddie dengan penuh rasa terima kasih. "Setelah itu kami dihadapkan dengan serangan seorang wanita, dia terlihat seperti mayat hidup."

"Dia menyerang rekanku, Kurt. Dengan segenap kekuatannya, pria itu menahan wanita itu dan menyuruhku untuk lari. Setelah itu aku kehilangan ingatanku dan aku diberhentikan dari kantor surat kabar."

"Diserang mayat hidup? Siapa wanita itu? Mengapa terjadi di gedung ini? Kita perlu menyelidikinya." Rebecca mengajukan berbagai pertanyaan tajam.

*Bang!*

Di saat yang sama, pria bertopeng yang sebelumnya ditembak oleh Barry berjalan menyusuri lorong sambil membawa kapaknya.

Jika orang normal melihat hal ini, mereka akan lari sambil mengencingi celana mereka!

Gedung terbengkalai plus pria kapak misterius yang menyeramkan. Bukankah ini combo horror?

Eddie yang melihat kedatangan pria kapak itu tentunya merasa sangat merinding.

Tapi di luar dia terlihat cukup tenang. Sebagai seorang pria, dia tak boleh bertindak takut, apalagi di depan empat wanita cantik!

*Slash!*

Pria kapak itu mengayunkan kapaknya dengan kuat ke arah Eddie.

Eddie langsung menanggapinya dengan gerakan menghindar. Mencondongkan tubuhnya ke depan, tangannya mulai terkepal erat dan segera memukul lengan pria itu!

Pria itu mundur beberapa langkah, setelah itu pulih.

Dengan peningkatan T-Serum, serangan Eddie sangatlah kuat, jika orang yang dipukulnya barusan orang normal, mungkin tulangnya telah retak sekarang.

Tapi pria kapak ini berbeda, Eddie merasa telah memukul sebuah baja!

Melihat triknya tak berpengaruh banyak, Eddie langsung berlari dan menendang tepat ke arah kepala pria itu.

"Orang itu sangat kuat, tubuhnya keras layaknya baja."

Kata Eddie saat mundur ke arah teamnya lagi; "Sepertinya tubuhnya telah diperkuat dengaan sesuatu, lebih baik barhati-hati."

Rebbeca mengambil pistol dan segera menargetkan tubuh pria itu. *Bang!* *Bang!* *Bang!* Tembakan Rebecca membuat monster itu berhenti bergerak untuk sementara waktu.

"Hati-hati, sebelumnya pria itu telah ditembak dengan peluru Magnum. Tapi masih bisa bertahan!"

Rebecca berkata, keringat mulai mengalir di keningnya.

Eddie telah menenangkan emosinya, dia tak lagi takut. Dia tahu bahwa dirinya tak beruntung, bertemu dengan monster sekuta itu di gedung ini sangatlah tak nyaman.

Pria kapak itu tak lain adalah Al Lester, atau Albert Lester. Pria tua yang sebelumnya membimbing mereka ke rumah sakit terbengkalai ini.

Pria itu telah terinfeksi dengan spora tanaman. Sebelum tanaman di aula bawah dibunuh, maka pria kapak ini tak akan bisa dikalahkan!

Eddie berlari mendekat, konsentrasinya telah meningkat pesat. Kapak yang di ayunkan oleh Al Lester terlihat melambat.

Eddie menghindari dengan mudah. Mengencangkan otot-otot kakinya, Eddie menendang titik kelemahan pria itu dengan keras dan brutal.

Tendangan pemusnah saudara kecil dikerahkan oleh Eddie dengan sepenuh tenaga!

"Yaah!" Teriak Eddie saat mengerahkan tendangan mematikan.

*Baam!*

*Baam!*

*Baam!*

Pria kapak itu mulai melolong keras. Terlihat sangat kesal kepada Eddie.

Svetlana dan Jill terhibur dengan tindakan Eddie. Dalam suasana yang mencengkam ini, pria itu masih saja mampu membuat mereka terkikik.

Sebagai manusia biasa, sangat wajar untuk merasa takut. Perbedaannya adalah, ada yang mengatasi rasa takut mereka, dan ada juga yang tenggelam dalam rasa takut itu.

Jill meraih sebuah bom berwarna merah. "Eddie, mundurlah!"

Eddie mengangguk, memukul mundur pria itu, setelah itu langsung bergegas kembali dengan cepat.

Jill melemparkan bom itu tepat ke arah manusia kapak. Seketika, bom meledak diikuti oleh nyala api yang berkobar!

Tak peduli seberapa kuat Zombie, mereka tak akan bertahan saat dibakar hidup-hidup!

Selain membunuh tanaman sumber kekuatan pria kapak itu, kelemahan lain pria kapak itu adalah api. Sangat menakjubkan bahwa Jill mampu menemukan solusi ini dengan cepat.

-----

dukung saya di;

patréon.com/mizuki77

ko-fi.com/mizuki77

Next chapter