"Ay ... Jangan ngasih harapan palsu ke anak kecil," tegur Kayla.
"Yaelah bocil doang. Gak akan marah kayak elo."
"Oh ngatain? Yaudah, ayo Chel kita pulang berdua aja. Bilangin ke Bunda, Abang kamu keras kepala," bisik Kayla yang masih di dengar Rayan.
Rayan hendak membalas namun dering di ponselnya lebih dulu mengintrupsi.
"Siapa?"
"Tante Isa, bentar."
Sedikit menjauh dari Kayla dan Ichel, Rayan kemudian mengangkat telepon dari ibu tirinya. Tak lama setelahnya ia memutus telepon karena Ichel merengek pulang.
Keduanya segera merapihkan penampilan sekaligus memeriksa barang bawaan Ichel. Lalu keluar dari apartemen Rayan.
"Kenapa tadi tante nelepon?"
Rayan menoleh sekilas setelah menekan tombol lift. "Nyuruh ke rumahnya. Mau ikut?"
Kayla menggeleng. "Udah malem. Nanti abis anter Ichel langsung pulang aja. Gak papa 'kan?"
Rayan mengangguk, mengusap puncak kepala Kayla. "Gak papa, terserah lo aja. Nantigue anter."
"Gak ngerepotin?"
Support your favorite authors and translators in webnovel.com