"Itu juga serius!" balas Rayan.
"Serius apanya Bang? Demen banget bikin orang panik emang." Ansel mendengus.
"Lo liat Ndre. Ini masalah serius, ibu negara gue lagi digoda si brengsek. Kalo dia pindah ngejabat di hati gue gimana?" Rayan memasang mimik wajah sebalnya.
"Bucin dasar lo, gue udah tremor bangsat," cibir Bara.
"Letoy lo."
Bara tak menanggapi malah menghitung lembaran merah yang ada di tangannya.
"Teh Kayla 'kan setia. Lo sendiri yang bilang," balas Andre.
"Ya kalo gak marahan dia setia, kalo lagi marahan lo jangan salah kira. Cabang dia tinggal milih, ck," oceh Rayan.
"Elo sih Bang, kenapa juga dibikin marah. Bujuk Teh Kayla sana, biar gak kecantol sama yang lain."
Rayan mengangguk. "Ide bagus. Makanya gue mau nyuruh lo ambilin paper bag yang ada di tas gue."
"Tapi Bang-"
"Cepetan. Bisa setres gue lama-lama, liat chat di baca doang, apalagi liat dia ngobrol adem sama cowok lain."
Support your favorite authors and translators in webnovel.com