webnovel

Memulai Perjalanan 1 

Ivana bersedia.

Pagi-lagi sekali mereka semua berkumpul di meja panjang, Renee duduk di samping Leo dengan wajah kaku menatap Ivana yang masih mengenakan rantai yang terhubung satu sama lain di kedua tangannya, meski Leo berkata ia akan melepaskan rantai itu kapan pun ia mau, tapi Ivana menolaknya.

Mungkin ia menganggap ini sebagai hukuman untuk dirinya sendiri.

Leo menatap semua orang yang duduk, mulai dari Dylan, Arthur hingga Bella yang berdiri dan Ivana yang masih menunduk.

"Kita semua tahu masalah ini berawal dari keluarga Fern." Leo membuka pembicaraan dan ia menarik napas dalam-daam. "Kita tidak tahu seperti apa keadaan di Mansion keluarga Fern, untuk masuk ke dalamnya aku harap kalian sudah menyiapkan hati."

Setelah peristiwa kebakaran di Mansion keluarga Fern, hampir tidak ada orang lagi yang ke sana dan tidak ada tanda-tanda adanya kehidupan, semuanya terbakar dan hanya menyisakan rangka bangunan.

Ivana mengatakan kalau Mansion itu juga memiliki ruang bawah tanah, sepuluh kali lebih luas daripada yang dimiliki oleh keluarga Emmanuel dan di dalam sana adalah tempat orang-orang seperti Celia bersemayam.

Mereka tidak akan meninggalkan Mansion keluarga Fern karena menurut Ivana, tujuan mereka di kota Dorthive belum tercapai.

"Kami siap." Bella adalah orang yang lebih dulu bicara daripada yang lain, ia menatap ke arah Leo dengan tegas. "Mari kita hancurkan mereka semua."

"Tunggu, sebenarnya apa tujuan keluarga Fern sampai melakukan semua ini?" Renee menatap Ivana dengan raut penasaran yang tidak bisa terlukiskan di wajahnya. "Kau pasti mengetahui sesuatu, apa ini tentang menguasai dunia atau apa?"

"Kau terlalu naif." Ivana menghela napas panjang, kedua tangannya itu saling bertaut dengan cemas.

"Mereka bukan orang yang akan berpikir menguasai dunia seperti Ratu Ginevra."

"Maaf?"

"Tidak, anggap saja aku salah bicara."

Ivana buru-buru melambaikan tangannya dan membuang muka, ia terlihat berpikir selama beberapa saat.

"Keluarga Fern memuja Iblis bukan tanpa alasan, tapi karena mereka ingin membalaskan dendam."

"Pada siapa?" Dylan tidak bisa menahan dirinya untuk bertanya, ia menoleh ke arah Ivana sepenuhnya. "Yang Mulia Ratu?"

Satu-satunya orang yang berkuasa selain keluarga Emmanuel di kota Dorthive adalah sang Ratu yang merupakan pemimpin di Kerajaan ini.

"Aku tidak yakin, tapi sepertinya bukan." Ivana melirik Leo yang terdiam, tanpa berkata lebih lanjut pun Renee dan Leo mengerti maksudnya.

Ratu mereka masih memiliki hubungan dekat dengan keluarga Fern, begitu pula dengan keluarga Emmanuel.

Ini seperti potongan puzzle yang terpisah-pisah dan masih harus dicari.

"Objek balas dendam keluarga Fern pasti lebih kuat daripada mereka sendiri, karena itulah mereka melakukan ini semua."

Ivana menghela napas panjang lagi, pengetahuuannya terbatas, tapi sebisa mungkin ia akan memberitahu Leo dan Renee apa yang ia tahu.

"Mereka sengaja membuat orang di kota Dorthive menjadi monster juga bukan tanpa alasan."

"Monster adalah tentara mereka, itu yang ingin kau katakan?" Renee langsung menebak, Ivana mengangguk. "Dan kau adalah orang yang dipercaya melakukan itu sebelumnya."

"Ya."

Ivana tidak akan membantah dengan semua kejahatan yang telah ia lakukan.

"Sekuat apa musuh keluarga Fern kita akan tahu segera." Leo akhirnya bersuara, tidak dapat dipungkiri ia memiliki banyak kemungkinan di kepalanya. "Sebelum keluarga Fern membuat kekacauan dan menjadikan kota Dorthive sebagai area balas dendam mereka, kita harus menghentikannya."

Jika mereka bekerja sama dengan Iblis untuk mengalahkan musuh mereka, maka bisa dipastikan musuh keluarga Fern jauh lebih kuat.

Hanya saja siapa itu, mereka tidak tahu. Dylan berharap semoga bukan iblis itu sendiri.

"Baiklah, semuanya sudah sepakat."

Renee mengambil tas kain yang diberikan oleh sang Ratu padanya sebelum wanita itu kembali ke Ibukota.

"Aku akan memberikan ini pada kalian semua."

Di dalam tas ada botol-botol kaca berisi ramuan penyembuh yang paling mahal di Ibukota, katanya jika kita meminumnya setetes saja luka akan menutup dalam hitungan detik.

Meski tidak sekuat kekuatan cahaya jingga, tapi ini lebih dari cukup. Ratu juga memberikan mereka pedang dan senjata terbaik. Renee tidak yakin apakah Ratu punya rencana rahasia sehingga ia tidak keberatan memerintahkan semua orang pergi ke Mansion keluarga Fern.

Terlihat mencurigakan tapi Renee rasanya tidak bisa menuduh tanpa bukti.

"Betapa baiknya." Dylan bergumam dan memasukkan botol kecil itu ke dalam saku, bahkan jika dirinya adalah seorang bangsawan, ia tidak akan bisa mendapatkan ramuan penyembuh dengan mudah. "Aku akan menggunakan ini sebaik mungkin."

Leo mengangguk pelan, keberadaan Renee di sampingnya cukup membantu dirinya untuk berurusan dengan hal-hal merepotkan pada sang Ratu.

Peran Renee sepertinya sangat natural dan memang diciptakan berada di sisinya, Leo diam-diam mengulas senyuman tipis yang tidak diketahui oleh Renee sama sekali.

"Kita akan berangkat tengah malam nanti." Leo memutuskan, ia tidak ingin orang-orang tahu tentang keluarga Fern dan sebisa mungkin hal-hal ini hanya orang-orang tertentu saja yang tahu.

"Aku harap kalian semua bisa diam dan merahasiakan ini."

Jika orang-orang di kota Dorthive tahu kalau keluarga Fern adalah penyebab semua ini, mereka mungkin akan melakukan hal yang tidak terbayangkan, mungkin saja akan membahayakan diri mereka sendiri.

Lebih baik hanya sebagian orang saja yang tahu, Ratu Ginevra pun menyerahkan semuanya pada Leo dan Renee, ia tidak banyak komentar dan memasok senjata dan ramuan lebih banyak ke kota ini.

"Kami mengerti."

Dylan menghela napas, ia tersenyum.

Arthur tidak beraksi banyak ia mengambil ramuan penyembuh dan memasukkannya ke dalam saku, mata birunya melirik Ivana dan mereka berdua bersitatap.

Ivana memejamkan matanya.

Interaksi kecil mereka berdua rupanya tidak disadari oleh siapa pun, Bella mengoceh mengatakan bahwa sebenarnya mereka tidak perlu takut berlebihan ke Mansion karena ia pikir di bawah sana, tidak akan ada yang tersisa.

Berbeda dengan Ivana, setiap detik yang berlalu menuju tengah malam, ia merasakan seluruh tubuhnya dingin dan sesekali ia menatap Renee dan Leo secara bergantian.

Ia yakin, di bawah sana bukan hanya jebakan yang menunggu semua orang, tapi juga kematian.

Pergi ke sana sama saja mengakhiri hidup mereka, apalagi Renee tidak memiliki kekuatan sama sekali saat ini, jika hanya mengandalkan senjata ... apakah mereka akan selamat?

Ini konyol dan mustahil.

Tapi Ratu percaya pada mereka, Leo juga sepertinya tidak terlalu berpikir banyak. Seakan-akan mereka memiliki kartu as yang sengaja tidak mereka beritahukan pada dirinya.

Ivana menggertakkan gigi, ia hanya bisa diam dan menarik napas berkali-kali, berharap semoga apa yang ia pikirkan hanya ada di dalam kepalanya, bukan pada kenyataannya.

Ia masih ingin menemui Mina, mati atau hidup, ia ingin tahu keadaan Mina.

Next chapter