webnovel

Chapter 4 – Proses adaptasi

"Ayo dibeli-dibeli, Ikan segar baru di tangkap pagi ini!"

"Jual Mutiara emas dijamin membawa keberuntungan! Aku sudah memastikannya dengan klan mermaid! Harganya cukup murah hanya 5 gulden."

"Jika ada yang ingin belajar bela diri kemari! Saya mempunyai buku latihan yang mengajarkan bela diri tangan besi disini. Ayo kemari cukup hanya dengan 100 gulden anda sudah bisa berlatih sendiri."

Saat ini Vanyo tengah berjalan di tengah keramaian pasar yang satu-satunya hanya ada di pulau Buas ini, dengan banyaknya pedagang yang menjual barang-barang entah itu dari komoditas makanan sampai buku skill semuanya ada disini.

Tapi dia mengetahui bahwa hal ini saja masihlah kurang untuk membangun perekonomian pulau ini, yang dia inginkan adalah sesuatu yang lebih untuk bisa membantu badai yang akan datang di kontinen, meskipun dia baru datang kedunia belum lama ini. Perasaan tidak enak yang timbul didalamnya mengakibatkan dirinya sendiri begitu cemas.

'Roma tidak dibangun dalam satu hari..'

Sambil bergumam di dalam hatinya dia berpikir tentang kata pepatah dia kemudian kembali melihat di sekelilingnya, setidaknya hal yang terjadi nantinya akan diurus dengan dirinya di masa depan. saat ini yang dia butuhkan hanya berusaha untuk mengumpulkan informasi dan membuat pulau ini menjadi benteng terlebih dahulu.

Bilang lah dia pengecut, meskipun dia mempunyai system dan seorang yang telah transmigrasi ke dunia game dengan kekuatan yang hebat, dia mengetahui bahwa statusnya sendiri bahkan masih kalah dengan monster-monster kuat yang bukan berasal dari kontinen itu sendiri.

Berkat pengetahuan dari dirinya yang menjalankan seluruh misi yang ada didalam game, dia mengetahui bahwa Boss monster yang ada didalam game sendiri bukanlah penduduk asli dari kontinen ini. Dimana asal mereka dan bagaimana cara mereka datang? Vanyo masih belum menemukan petunjuk tersebut.

Oleh karena itu sebelum dia bisa menemukan cara untuk menaikan levelnya kembali atau pun menambahkan statusnya sendiri, dia lebih baik membuat sebuah pondasi yang kokoh terlebih dahulu disini. Memanfaatkan popularitasnya di kontinen dan helper npc yang telah menjadi 'hidup' dia bisa mengumpulkan hampir seluruh info dari seluruh penjuru dunia.

*Kring*

"Selamat datang!"

Suara remaja yang berteriak saat Vanyo masuk kedalam sebuah toko terdengar dengan lantang, disana terlihat seorang anak half-dwarf berumur 14 tahun yang menjaga di konter toko tersebut. Anak itu mempunyai ciri khas berambut pendek, telinga panjang dan mata hitam seperti logam. Kulitnya pun agak kecoklatan seperti layaknya dwarf.

'Oh anak ini sepertinya seorang half-dwarf generasi pertama'

"Terima kasih."

Vanyo menjawab sambil melihat-lihat didalam toko yang kemudian remaja tersebut berkata kembali.

"Perkenalkan saya Mil, Apa yang anda butuhkan tuan? Disini kami mempunyai senjata dan tombak yang sangat bagus! Hanya perlu 10 gulden dan anda bisa mempunyai pedang yang bisa membelah batang pohon tebal."

"Halo mil, terima kasih untuk penawarannya tapi aku disini untuk bertemu dengan Dale pemilik dari toko ini, kalau bisa aku minta tolong untuk memanggil dia kesini."

"Oh. Anda ingin mencari papa?"

"Ya." Jawabnya sambil mengangguk.

Nama dari penjaga toko itu adalah Mil anak satu-satunya Dale dimana dia selalu membantu untuk berjualan di toko ini selebih lagi istrinya yang sedang sakit parah dari info yang diberikan oleh Ral sebelumnya. dimana anak itu kemudian melihat dengan wajah penuh tanda tanya kearah vanyo yang dikiranya orang di depannya ingin membeli kerajinan di tokonya, namun setelah itu dia tersenyum dan mengangguk kearah Vanyo sembari berlari sambil berteriak.

"Papa! Ada yang mencarimu."

"Oh ya? Sebentar Mil, aku akan mencuci tanganku dahulu."

Terdengar suara Dale dari ruangan sebelah oleh Vanyo, sebelumnya Dale sedang merapikan gudang untuk menaruh barang-barang yang ada di rumahnya dan dia memang sudah diberi tahu oleh Ral bahwa nantinya ada seseorang yang akan datang menemuinya, tapi Ral sama sekali tidak memberitahu kapan orang ini datang.

Setelah beberapa saat menunggu, kemudian Dale pun masuk kedalam toko melalui pintu samping yang terhubung dari rumahnya.

"oh tidak biasanya Elven selain Zeril ada di pulau ini, saya adalah Dale dan ini anakku Mil kependekan dari Milier yang sedang kusuruh menjaga toko ini. Maaf membuatmu menunggu. Ada yang bisa saya bantu? Dan Milier tolong kamu data barang-barang dibelakang terlebih dahulu."

"Baik papa! Selamat tinggal Tuan elven."

Dengan santai Dale berbicara kepada Vanyo, karena Dale sebenarnya tidak mengetahui bentuk asli Vanyo sebelumnya dan hanya mendengar legenda tentang pahlawan saat dia masih kecil. Dia pun mengira orang yang ada di depannya hanyalah orang biasa dan dia sendiri tidak mengetahui betapa pentingnya orang didepan ini.

"Aku adalah Vanyo. Ral kemarin memberitahuku bahwa aku bisa menghubungimu tentang pembangunan di desa ini." Jawab Vanyo sambil tersenyum kearah half-dwarf ini.

"Hahaha, ya senang bertemu denganmu Van-. Sebentar, anda ini Vanyo, pahlawan dan dragon slayer serta master dari Leorin clan?!"

Dale tiba-tiba sangat bertanya dengan nada terkejut untuk memastikan orang yang ada didepannya sampai dirinya sendiri begitu pucat karena dia tidak mengetahui jika benar orang didepannya adalah orang yang sama dengan legenda maka dia tidak tahu jika nantinya Vanyo akan tersinggung karena disuruh menunggu lama, namun sebelum dia mati ketakutan lagi Vanyo yang melihat ekspresi dari Dale pun mengetahui emosi half-dwarf tersebut.

"Stop. Anda tidak usah terlalu khawatir saya tidak mempunyai masalah dengan menunggu anda melakukan tugas dengan benar. lagi pula saya kesini tanpa diberi tahu dulu kan. Oleh karena itu jangan terlalu tegang saya ini sama seperti kalian kau tahu. Hahaha"

Mengetahui apa yang dirasakan oleh Dale, dia pun menjelaskan dengan tenang. Vanyo sendiri mengetahui kenapa orang didepannya sampai begini karena dia sering dan pernah merasakan apa yang dirasakan Dale saat dia masih di bumi, dimana status sosial seseorang menjadi sebuah alat yang mampu mengontrol orang lain. Vanyo sendiri merasa tidak masalah dengan itu tapi bedanya dirinya ingin membuat orang-orang yang ada disini berkerja sukarela tanpa paksaan meskipun tujuan akhirnya hanyalah sebuah kepentingan dirinya sendiri.

Bedanya hanyalah orang-orang ini mendapatkan upah yang semestinya karena mereka juga berusaha sedangkan para bangsawan lain memperkerjakan orang lain dengan seenaknya tanpa memandang sisi sosial kehidupan di bawahnya.

"a-ah baiklah kalau begitu, saya sangat bangga karena telah bertemu dengan anda master. Jika begitu ini semua masuk akal, Ral tidak mungkin disuruh oleh orang lain selain diri anda sendiri."

Dengan nada formal dia berkata ke Vanyo.

"Tentu saja. Saya disini berhubungan dengan pembangunan pulau Buas terlebih dahulu."

"baik-baik, kalau begitu sebentar master."

Setelah itu Dale segera menuju pintu keluar tokonya dan mengubah tanda toko yang sebelumnya buka menjadi ditutup dan menutupnya. Serta dia membawa sebuah kursi untuk duduk, serta meja sebagai tempat menulis catatan yang akan disampaikan oleh sosok penting yang setara dengan bangsawan didepannya ini.

Melihat hal itu Vanyo hanyalah tersenyum ramah dan berterima kasih karena telah diambilkan tempat duduk kemudian melanjutkan percakapannya.

"Saya disini ingin membuat sebuah kincir air."

"Kin-ci-r air, apa itu tuan?" Dale terlihat sangat kebingungan dengan nama asing yang diucapkan oleh Vanyo

"Ya kincir air, ini untuk membantu para petani di ladang, setidaknya dengan ini para petani tidak akan susah payah untuk bertani dan mengambil air."

Kemudian Vanyo menjelaskan apa itu kincir air dan penggunaannya untuk bertani, hal pertama yang dia lakukan saat ini adalah sumber industri pangan yang ada di pulau ini, jika semuanya sudah siap maka tempat ini tidak akan menjadi begitu kesulitan untuk menghidupi seluruh orang yang hidup disini. Setidaknya mereka bisa memakan sesuatu dan tidak merasakan kelaparan.

Dan beberapa menit kemudian setelah menjelaskan peranan dan keuntungan membuat kincir air, mata Dale bersinar karena keuntungan yang akan terjadi jika tempat ini menggunakan kincir air. Setidaknya nanti dia dan keluarganya tidak selalu kebingungan untuk mencari makanan jika para pedagang tidak datang ke pulau.

Walaupun disini ada pertanian, namun hasil pertanian yang ada di pulau ini pun masih sangat lah kecil dan tidak mencukupi ke semua orang.

….

Sehari kemudian setelah pertemuan di tempat tinggal Vanyo.

Disana tampak seorang Dwarf berdiri berdampingan seorang elf. Mereka saat ini sedang berada di bukit dimana di tengah bukit tersebut berdiri satu pohon besar, banyak penduduk yang percaya bahwa pohon besar ini merupakan sebuah benih dari Yggdrasil atau pohon dunia.

Pada saat peperangan antar bangsa elf terjadi dan dimana gerombolan naga menghantam benua, Vanyo menjalankan sebuah misi untuk menyelamatkan para elf yang tengah berada di antara perang saudara. Saat itu sekitar dua tahun sebelum Vanyo dikirim kedunia ini.

Di benua yang dikenal Euspos ini dimana memiliki 4x luas benua eurasia di bumi. Peperangan tersebut membuat negara di sekitarnya sangat khawatir, meskipun politik yang digunakan oleh bangsa elf sendiri masih berpengaruh dengan perjanjian sihir membuat seluruh negara mau tidak mau harus menghormati perjanjian diantara dua belah pihak tersebut.

Terlebih lagi bangsa elf yang saat itu sangat tetutup mempunyai perlindungan pohon dunia yang menambahkan status para ras atau sub ras elf. Oleh karena itu saat Vanyo menyelamatkan pohon dunia para elf dari kehancuran dan menghalau serangan dari gerombolan para naga. Seluruh ras elf pun sangat berterima kasih dan raja elven sebelumnya menghadiahkan benih yggdrasil untuk Vanyo, terlebih lagi dia merupakan seorang player menggunakan karakter berjenis elf jadi Vanyo yang saat itu hanyalah seorang profesional player mendapatkan hati dan reputasi diantara para penduduk elf.

"Zeril, apa yang sedang kamu lakukan?"

Saat itu Zeril ditanya oleh dwarf yang berkulit abu-abu dengan nada santainya sembari mengelap sebuah senjata yang sedang ada di tangan.

"Master Ral, aku akan memberitahu kabar bahwa dia telah datang kembali ke ibuku."

Jawabnya sambil melihat pohon besar di depannya itu.

"Yah, lakukan saja. Master sudah mengetahui bahwa kabar dia telah datang nantinya cepat atau lambat akan tersebar. Oleh karena itu aku sangat terkejut disaat kamu belum mengabarkan kerajaan."

Ral yang saat ini menemani elf muda yang sedang mengamati pohon didepannya itu hanya mengangkat bahu, menurutnya itu tidak menjadi masalah besar karena reputasi yang dipunyai oleh masternya sendiri sangatlah besar dan sangatlah susah untuk menutupinya. Terlebih lagi seorang elf yang hidup selama puluhan tahun disini dari kecil sampai besar dengan alasan untuk belajar yang dibawa langsung oleh ratu elf yang berkuasa saat ini sudah dianggap seperti keponakan bagi Ral tidak menyalahi aturan apapun jadi bukanlah hal itu merupakan hal yang wajar?

"Terima kasih master Ral."

"Tidak masalah nak, lagi pula bukankah kamu rindu rumahmu? Seorang elf sendirian disini, apakah kamu tidak kesepian?"

Ral kemudian bertanya kepada Zeril.

"Kesepian? Mungkin. Tapi aku kesini atas kemauanku sendiri lagi pula disini juga aku harus merawat benih yggdrasil ini bukan? Jika bukan elf yang merawatnya mungkin pohon ini sudah mati semenjak Tuan Vanyo menanamnya."

Sambil berjalan kearah pohon besar tersebut, Zeril mengelus batang pohon besar tersebut sambil tersenyum. Banyak orang tidak tahu bahwa ada rahasia besar yang dibawa oleh Zeril, meskipun itu bukanlah hal buruk tetapi mengingat hal ini saja membuat dirinya sedikit sedih namun dia pun kemudian memulai bercerita.

Zeril dibesarkan oleh ibunya seorang diri, dia adalah seorang berdarah bangsawan dan merupakan anak yang cemerlang dimana kepintaran, emosi dan kemampuan yang dimilikinya bisa dibilang di atas rata-rata. Tapi hal itu juga tidak membuat dia merasa angkuh karena selama dia dibesarkan bersama ibunya, mereka berdua tinggal didalam hutan dan orang tuanya selalu berburu sendiri makanan yang dibutuhkan. Dari kecil dia di ajarkan oleh ibunya layaknya sebagai orang biasa dan besar seperti orang biasa dari bangsa elf.

Meskipun tidak mempunyai sesosok ayah, dia pun bisa memahaminya. Walau ibunya tidak menceritakan status ayahnya saat ini. Namun itu sama sekali tidak membuatnya berkecil hati, dengan begini sampai dia berumur 14 tahun ibunya yang saat itu merupakan salah satu pengurus pohon dunia pun bercerita tentang pohon kecil yang ada didepannya sekarang ini dimana benih dari pohon tersebut didapatkan oleh seorang petualang elf yang bernama Vanyo dan bagaimana dia mendapatkannya sebagai hadiah dari Raja elf sebelumnya yang berhasil menyelesaikan peperangan saudara antara bangsa elf dan menghalau serangan naga yang datang ke kontinen Euspos.

Mendengar hal tersebut Zeril kecil sangatlah tertarik dengan cerita yang dia dengar dari orang tuanya dan sampai dia tumbuh berumur 16 tahun dia mengatakan bahwa dia akan merawat benih pohon dunia yang dimiliki oleh petualang elf yang bernama Vanyo itu.

Pertama kali mendengar perkataan tersebut dari Zeril, Ibunya sangat khawatir dan ingin menghentikannya karena para para elf merupakan makhluk isolasionism, mungkin hanya elf seperti Vanyo dan beberapa elf lainnya yang mau menjejakan kaki keluar dari daerah pohon dunia. Namun akhirnya dirinya pun mendapatkan apa yang dia inginkan dan dengan sebuah surat dari ratu elf saat ini yang berhasil didapatkan oleh ibunya dia pun berangkat.

Dengan begitu sisanya pun menjadi sebuah sejarah sampai saat Vanyo muncul kembali setelah menghilang selama 50 tahun.

"whoa aku sangat terkejut mendengar ibumu mendapatkan surat dari ratu langsung, pasti posisinya sangatlah tinggi di pemerintahan elf ya. Tapi dengan begitu kau juga bisa langsung dan tanpa hambatan datang kemari, yah setidaknya elf mengirimkan bantuan untuk mengurusi benih pohon dunia ini. Jika tidak, aku khawatir nantinya bagaimana karena saat itu kami berempat sangat sibuk mencari master kesana kemari terlebih lagi aurora. Tapi setelah kita telah mendapatkan kabar bahwa kerajaan elf mengirimkan utusan mereka untuk membantu merawat pohon ini, membuat kita sangat bersyukur dan berhutang budi pada ratumu."

Ungkas Ral kepada Zeril dengan nada sedikit tertawa tapi didalamnya juga merasa berterima kasih kepada anak elf didepannya, bagaimana jadinya jika tidak meskipun keempatnya merupakan makhluk yang berumur panjang tetapi mereka juga tidak mempunyai waktu untuk merawatnya apa lagi dengan prioritas untuk mencari master mereka.

"Sebenarnya aku juga sangat penasaran dengan Tuan Vanyo. Bukankah dia adalah kepala dari Leorin Clan? Aku mendengar dari ibuku dan banyak orang sebelumnya saat masih muda, itu merupakan clan yang mempunyai banyak orang-orang hebat meskipun mereka bukanlah satu darah?"

Penasaran dengan sebuah pertanyaan Zeril pun berkata ke Master dwarf Rel tentang nama keluarga yang dimiliki oleh Vanyo.

Tapi mendengar perkataan begitu dwarf tersebut hanya menghela nafas sambil menaruh senjata yang sedang di usapnya.

"sebenarnya ini bukanlah rahasia, banyak orang tau bahwa Leorin adalah nama keluarga dari master dan banyak individu kuat yang hidup disini. Namun semenjak selesainya peperangan besar naga, banyak dari keluarga master tidak kembali lagi aku juga sama sekali tidak tau apakah mereka mati dalam perang atau terkena sakit, tetapi master saat itu tetap tidak mau berkata apapun. Oleh karena itu kami berempat sebagai pengurus hanya bisa berdiam diri dan membantu keluarga Leorin.

Dan terlebih lagi kami juga sudah dianggap sebagai keluarga oleh master, oleh karena itu dibelakang nama kami berempat juga mempunyai Leorin kau tau? Hehehe kau sekarang melihat anggota keluarga Leorin didepan mata kepalamu sendiri."

Sambil berbicara dengan nada bercanda Ral berkata kepada Zeril untuk memberitahu nama keluarganya sendiri, setidaknya di setiap orang yang dibawa oleh Vanyo.

Para NPC dari game diberikan pendidikan khusus dari system dalam gamenya dimana ketua guild/clan bisa menambahkan npc helper untuk mereka dan mengedukasinya. Disana Vanyo dan para guild membernya dulu memutuskan untuk membuat satu persatu helper yang berkualitas bukan dari segi kuantitas.

Namun dengan batasan yang ada didalam game dan segi finansial yang bisa di investasikan didalamnya membuat mereka hanya memiliki beberapa npc saja yang tersebar diseluruh benua.

"Berarti aku juga bisa masuk menjadi bagian Leorin clan?"

Lalu Zeril pun bertanya sambil melihat kearah Ral.

"Tentu! Eh.. bukankah kamu elf dan bangsawan? Kenapa kamu mau memindahkan nama keluarga?" dengan nada terkejutnya sang dwarf pun bertanya.

"Ohh, aku lupa bahwa di tradisi elf, kita bisa memakai dua nama keluarga entah itu ibu dan ayah terlebih dahulu atau ayah dan ibu dibelakangnya atau hanya memilih salah satu. Tapi kami elf juga terbiasa dengan memasukan nama daerah kami sehingga menjadi mudah di identifikasi.

Seperti aku misalnya mempunyai nama Zeril Ae'ril Faerith. Dimana nama depanku adalah Zeril nama tengah adalah keluarga ibuku dan Faerith adalah daerah asalku. Oleh karena itu biasanya para elf dengan waktu panjang mereka juga mempunyai nama yang sangat panjang master Ral."

"Aku bahkan tidak menyangka hahaha karena yang aku dapat di surat dari ratumu hanyalah namamu dan Faerith. Aku mengira kalau Faerith merupakan nama keluargamu."

Mendengar penjelasan dari elf muda itu pun Ral tersenyum, sebelumnya dia sama sekali tidak memperdulikan hal yang sesimpel itu tapi dengan dekatnya mereka dengan Zeril membuat Ral sudah mengaggap elf muda tersebut sebagai sebuah keluarga dimatanya.

Hallo!

Disini penulis ingin membuat penjelasan umum awal tentang elf yang ada di novel ini dan setidaknya peranan Zeril sang elf dan bagaimana dia bisa datang kesini..

terlebih lagi penulis juga ingin mengulas beberapa selingan tentang beberapa karakter sampingan nantinya dan Zeril merupakan karakter sampingan pertama yang ingin penulis tulis latarnya.

Tapi penulis juga tidak akan membuat satu teks penuh tanpa protagonis di setiap chapternya, melainkan hanya setengah atau seperempat dari jumlah kalimat per chapternya.

Terima kasih!

Vanyocreators' thoughts
Next chapter