Aku mengambil posisi duduk di bibir ranjang, di sebelah pria itu. Tanganku meraih sendok, kemudian mengambil sedikit bubur dengan sendok tersebut, lalu mengarahkannya ke bibir Mas Andra.
Pria itu terkesiap, tampaknya kaget. Ia terlihat membulatkan kedua mata, dengan bibir yang sedikit terbuka.
Kami bertatapan, tapi tak ada yang bicara.
Melihat Mas Andra yang bergeming bagaikan patung, aku kembali menyodorkan sendok berisi bubur itu ke dekat wajahnya, memberi kode untuknya segera membuka mulut.
Mas Andra tampak sedikit ragu saat akan menerima suapan dariku, tapi detik berikutnya ia pun akhirnya bersedia untuk melahap bubur tersebut.
Selanjutnya, suapan demi suapan akhirnya disambut dengan baik oleh Mas Andra. Sampai sup ayamnya pun juga dinikmatinya hingga tandas tak bersisa.
"Ini minumnya, Mas," ujarku sambil memberinya segelas teh hangat.
Secara perlahan, pria itu menggerakan kepalanya, kemudian menenggak air teh tersebut.
Support your favorite authors and translators in webnovel.com