Lu An yang masih sedikit canggung mengedikkan sikunya untuk menyenggol ayahnya. Gadis itu memberi isyarat menunjuk kepada Kakak Keduanya yang duduk begitu jauh di seberang tempat duduknya.
Ayahnya lantas berhenti sejenak. Ia menatap anak kedua dan berkata, "Jingfan, kenapa Kau tiba-tiba mengundang kami untuk makan malam? Kau sudah selesai bekerja?"
"Belum. Ada sedikit masalah, jadi lebih baik menjernihkan pikiran dulu."
Kakak Kedua menjawab dengan lugas. Di samping kanan dan kirinya tak ada orang, ia langsung membuka sebotol anggur merah dan menuangkannya untuk diri sendiri. Ia mencicipinya dulu perlahan. Kedua pria di samping Lu An menatapnya seperti melemparkan sebuah konfrontasi dari tentara. Dan seperti mendapat momentum yang pas,
Lu An yang penasaran mengeluarkan suaranya untuk bertanya, "Permasalahan apa, bolehkah Kakak menceritakannya?"
"Mungkin kami bukan profesional. Tapi siapa tahu kami bisa memberikan pendapat, kan?"
Support your favorite authors and translators in webnovel.com