webnovel

Chapter 38 - Berkunjung ke Negeri Elf

Negeri Elf, seperti namanya, negeri itu dihuni oleh para Elf–sesosok makhluk menyerupai manusia, memiliki telinga yang panjang dan rata-rata memiliki rambut pirang cerah, meski beberapa juga memiliki warna cerah yang lain. Mereka terbiasa hidup di hutan, bagi mereka hutan sudah menjadi bagian dari diri mereka.

Negeri Elf berada di selatan wilayah Kekaisaran Iblis, 80% wilayahnya adalah hutan, tidak ada padang rumput ataupun pegunungan. Meski mereka tinggal di hutan, tetapi mereka tidak tinggal di rumah pohon, mereka membangun sebuah kota layaknya kota manusia ataupun Iblis di tengah-tengah hutan mereka.

"Luar biasa, sudah 2 jam kita memasuki hutan tetapi sampai saat ini kita hanya melihat pepohonan saja," ucap Void antara merasa kagum dan juga bosan dalam perjalanannya menuju Ibukota Negeri Elf, Elvis.

"Seharusnya ada beberapa Desa di dekat perbatasan Negeri Elf dan Kekaisaran, tetapi hutannya terlalu lebat sampai kita tidak tahu dimana desa itu," ucap Scintia menanggapi ucapan Void.

Menanggapi surat undangan dari Ratu Elf yang Void terima kemarin lusa, ia dan pelayan setianya pun memenuhi panggilan itu. Menaiki kereta kuda langsung dari Ibukota Kekaisaran menuju Ibukota Negeri Elf dan dikawal dengan ketat oleh beberapa prajurit elit Iblis. Bukan perjalanan yang singkat, membutuhkan waktu sekitar satu setengah hari untuk mencapai Ibukota Negeri Elf, kini mereka melewati perbatasan dan masih harus berjalan di tengah hutan yang lebatnya bukan main sampai Void beberapa kali berpikir kalau mereka hanya berjalan berputar-putar saja.

'Kalau diingat-ingat, ini pertama kalinya aku akan melihat Ratu Elf. Di dalam game hanya namanya saja yang sering disebut, tapi di dalam game tidak pernah sekalipun aku bertemu dengannya. Yah, di dalam game, Ratu Elf juga tidak banyak melakukan hal-hal luar biasa. Ketika perang meletus juga Ratu Elf memilih netral dan tidak bergabung dengan pasukan Kekaisaran Iblis … Tapi bagaimana dengan perjanjian aliansi nya?' Edward terus bergulat dengan pemikirannya sendiri, kejanggalan yang ia rasakan sejak pertama kali tiba di dunia ini masih belum terpecahkan sama sekali.

Berakhirnya perang besar 500 tahun yang lalu membuat hubungan antara manusia dengan ras lainnya meregang, ditambah Kekaisaran Iblis bersama dengan wilayah persatuan Dwarf dan Negeri Elf secara terang-terangan menyatakan kepada dunia jika mereka akan melindungi ras-ras yang tertindas pada masa itu yang merujuk kepada ras lain selain manusia–Ajin, Naga, Beast dan lainnya.

Kerajaan manusia tidak menyukai pernyataan 3 Negeri itu yang di pelopori oleh Kekaisaran Iblis, beberapa negara kembali memulai perang dan pembersihan ras lain di kerajaan mereka namun sayangnya tindakan itu semakin membuat ras lainnya percaya kepada Kekaisaran dan bergabung dengan Kekaisaran, membangun kekuatan baru yang sebelumnya masih belum sepenuhnya pulih dari perang besar. Lalu hanya beberapa Kerajaan manusia saja yang memulai perang ini, kerajaan yang tidak ikut serta tidak mampu lagi berperang setelah mengalami kerugian yang luar biasa akibat perang panjang itu, akibatnya Kerajaan manusia mengalami kekalahan.

Semua itu tertulis dalam buku sejarah, Void membaca semua kejadian dimasa lalu ketika ia membacanya di perpustakaan Istana.

*Tok! Tok!*

Seseorang mengetuk pintu kereta kudanya, Scintia membuka pintu kereta dan yang mengetuknya adalah prajurit kekaisaran yang mengawal Void.

"Paduka, sebentar lagi kita akan sampai Ibukota Elvis."

"Begitu, terima kasih," Jawab Void, kemudian pintu di tutup kembali oleh Scintia.

Melalui jendela kecil dibelakangnya, Void melihat tembok besar berwarna putih bagian kiri dan kanan tembok itu terhalang oleh pepohonan, bahkan sampai ke dekat gerbang Ibukota pun pepohonan masih tumbuh lebat. Void awalnya berpikir jika pepohonan itu bisa beresiko untuk menjadi jalan penyusup, tapi ia membuang pemikiran itu setelah melihat tembok yang jauh lebih tinggi dibandingkan pepohonan disekitarnya–Sekitar 40 meter, dibanding pepohonan yang rata-rata tingginya hanya 20 meter.

Ketika sampai di depan gerbang, Kereta kuda mereka berhenti sejenak. Void bisa mendengar pengawalnya berbicara dengan penjaga gerbang dari dalam kereta kuda, sementara itu tanpa sadar matanya tertuju kepada Scintia yang tengah memejamkan matanya. Meski sudah beberapa hari ia menjadi Kaisar, tetapi Void masih tetap merasa tidak percaya jika karakter yang menjadi boss kedua sebelum melawan sang Kaisar Iblis kini benar-benar berada dihadapannya. Sosok terakhir yang menjadi tembok pertahanan sang Kaisar, sosok yang rela mati demi sang Kaisar. 

'Aku … Jadi merasa bersalah. Karena karakter yang kubunuh menjadi nyata, ditambah lagi kini aku menjadi rekannya, aku benar-benar merasa bersalah telah membunuhnya. Ya mau bagaimana lagi kan? Gamenya tidak akan berjalan jika tidak mengalahkan dia. Ya terserahlah,' Void memegangi dadanya ketika berbicara dalam hati.

"Paduka, ada apa?"

Scintia terbangun, tepatnya ia membuka mata ketika memalingkan wajah dari Scintia.

"Anda tiba-tiba berpaling dan memegang dada, apa Anda sakit?"

"Eh? Ah kamu bangun ya … Tidak, aku baik-baik saja. Ngo--ngomong-ngomong sebentar lagi sepertinya kita sampai," ucap Void mengalihkan pembicaraan, ia merasa akan menjadi merepotkan jika Scintia bertanya lagi.

Kereta kuda kembali berjalan, melewati gerbang kota Ibukota Negeri Elf. Mata Void terpana melihat keindahan bangunan di Negeri Elf, terlihat sedikit lebih modern, warna bangunannya di dominasi oleh warna putih dan sedikit garis emas di beberapa tempat. Tempat itu seakan menggambarkan tempat yang sangat suci sampai Void merasa ia tidak pantas berada di tempat ini.

Lalu bukan hanya bangunan mereka yang menarik perhatian disana, tetapi kereta kuda Void juga menarik perhatian para Elf. Kereta berwarna hitam dengan sedikit garis merah pada beberapa bagian garis sudut kereta kudanya, lalu lambang elang hitam yang melebarkan sayapnya dengan latar belakang perisai merah menyerupai darah menambah kesan mengerikan kereta kuda itu, itu adalah lambang Kekaisaran Iblis.

Ketakutan dan kekaguman bercampur pada pandangan Elf yang menatap kereta kuda Kekaisaran mereka. Void mengerutkan keningnya, ia mengerti jika ada yang menatap kagum mereka, mengingat Kekaisaran adalah sekutu terbesar Negeri Elf dan beberapa pasukan Kekaisaran pun ada di Negeri Elf untuk membantu pertahanan negeri itu. Tapi, apa yang mereka takuti?

Kereta kuda berhenti di depan gerbang, pengawal berbaris di dekat pintu kereta kuda, pengawal dekat pintu kereta membukakannya untuk sang Kaisar. Pada hari itu, Kaisar Iblis menginjakkan kakinya di atas Ibukota Negeri Elf. Itu hanya kunjungan biasa, tidak ada sambutan meriah ataupun sesuatu yang luar biasa lainnya. Tetapi, kunjungan itu sedikit tidak biasa karena sang Ratu Elf sendiri langsung menyambut sang Kaisar di depan istananya.

Perempuan rambut pirang panjang dengan tiara yang nampak seperti ranting kayu berwarna emas melingkar di atas kepalanya, memakai gaun putih dengan sedikit warna hijau pada bagian lengan dan jahitannya, ia tersenyum ramah kepada sang Kaisar.

"Selamat datang di Negeri Elf, paduka Kaisar Void."

To be continue

Next chapter