Edward tertegun saat Jenderal Iblis satu persatu muncul dihadapannya dan langsung berlutut, wajah mereka tidak asing di mata Edward, ia bisa mengetahui nama mereka semua tanpa harus membuka layar status mereka. Edward pernah melawan mereka dan melihat kematian mereka semua, itu karena mereka adalah boss pada game Aester World. Semua Jenderal akan mati di tangan pahlawan, karena itulah yang harus dilakukan pahlawan sebelum melawan Raja Iblis.
Semua benar-benar nyata, perkataan itu hanya bisa Edward katakan dalam hatinya, ia tidak bisa berkata apa-apa di depan para Jenderal yang sudah ia bunuh sendiri. Semua Jenderal berlutut, beberapa pelayan juga datang ke hadapannya juga berlutut dihadapannya, begitu juga Scintia yang berlutut di sampingnya.
"Paduka, Kami datang menghandap Anda yang terhormat, Raja Iblis paduka Void."
Nama yang pendek, Edward baru saja ingat nama Raja Iblis yang sebenarnya, Void, itulah namanya yang sekarang. Suara mereka bergema ke seluruh ruangan, membuat Edward berdebar gemetar mendengar namanya yang sekarang. Edward menunduk melihat bagian kursi yang ia duduki terlihat diantara kedua kakinya, rasa tidak percaya kembali ia rasakan, terasa mustahil jika dirinya saat ini menjadi Raja dari para Iblis.
"Ya terserahlah …"
Edward menarik sebelah ujung bibirnya, lalu ia berdiri tegak dihadapan mereka semua
"Jika terjadi maka terjadilah, tidak ada yang bisa kulakukan tentang ini …" Ia bergumam pelan dan perlahan ia memejamkan matanya sesaat, menarik nafas kemudian membuangnya. Edward, tidak, Void membuka matanya "Semuanya, terima kasih karena sudah datang kemari."
"Anda tidak perlu berterima kasih paduka, sudah menjadi keharusan kami untuk datang saat Anda memanggil," Ucap seorang pria memakai jas hitam dengan dasi yang cukup panjang, ia juga memakai sarung tangan putih. Rambutnya hitam lurus panjang sampai separuh punggungnya, rambut halusnya bagaikan sebilah pedang yang sangat tajam dan ia juga memiliki dua tanduk yang panjang dengan ujung yang runcing. Tenerbis, itulah namanya, Jenderal Iblis ke 5 dari seluruh jajaran Jenderal Iblis yang ada. Void masih ingat berapa betapa sulitnya mengalahkan orang itu.
"Be--begitu …"
'Tidak kusangka Aku melihat orang itu sekarang, Aku ingin memukulnya karena dia yang membuatku menghabiskan banyak waktu.'
Void menyimpan dendam kepada Tenerbis. Tetapi, Void menahan perasaan itu karena ia sadar posisinya dan pada akhirnya juga ia bisa mengalahkan Tenerbis.
"Izin bertanya paduka, apa gerangan paduka memanggil Kami kesini? Apakah Ada sesuatu yang mengkhawatirkan?" Seorang perempuan memakai pakaian biru tua dengan kain hitam yang disulam pada bagian bawahnya dan topi bundar yang ia pakai terdapat sebuah bunga mawar, bukan terbuat dari kain namun itu adalah bunga mawar hitam sungguhan yang berwarna sama seperti pakaiannya. Sama seperti Scintia, Lilith memiliki tanduk yang kecil meski terkadang tanduknya tidak terlihat karena tertutup rambut hitamnya. Lalu seperti Tenerbis, ia juga memakai sarung tangan hitam dan nampaknya itu juga berlaku untuk Jenderal Iblis lain yang tidak memakai zirah besi–karena mereka memakai sarung tangan besi yang menutupi seluruh tangan mereka.
"Anda tidak sopan, Nona Lilith. Jika Anda bertanya seperti itu, Paduka Void akan berpikir kalau Anda sebenarnya tidak suka datang atas perintah paduka," Astaroth menegur pertanyaan perempuan itu dan menakut-nakutinya.
"Eh!? Paduka maafkan Saya! Saya tidak bermaksud seperti itu! Tolong jangan beranggapan seperti itu! Kapan pun Anda memanggil Saya, Saya akan datang! Meski itu harus ke kamar Anda!"
'Apa yang dia katakan!?'
Perempuan itu bersujud dan mengatakan apa yang ada di pikirannya karena terpengaruh Astaroth. Vodi hanya terdiam mendengar itu walau batinnya kebingungan dengan apa yang ia katakan, meski ia tahu siapa dia. Dari semua boss yang Ia lawan, perempuan itulah yang paling tidak dibenci oleh Void.
"Li--lilith, tenanglah. Aku tidak marah karena pertanyaan mu, sebaliknya Aku senang karena dirimu bertanya."
"Oh paduka! Dirimu benar-benar luar biasa, sungguh maha pemaaf sampai memberikan ampunan kepada Saya yang sudah berbuat kesalahan, benar-benar sosok yang Saya Cintai!"
'Eh!? Apa-apaan itu? Setahuku sifat Lilith itu sadis, bahkan di game dia pernah menyiksa manusia tanpa ampun. Sifatnya berbeda dari yang kutahu!'
Void tidak mengerti apakah ini sifat Lilith yang sebenarnya atau bukan, tetapi ia tahu jika itu sangat berbeda dengan apa yang ia lihat di dalam game. Aura gelap terasa menusuk dari belakang, Void terperanjat merasakan aura gelap yang semakin membesar di belakang dirinya, hanya ada satu orang yang seperti itu.
"Ahem! Baiklah, Aku akan memberitahu kenapa kalian semua dipanggil kemari."
Void mengalihkan perhatian dengan membawa suasana menjadi lebih serius, semua terdiam begitu juga Scintia. Ia berbalik dan berjalan kembali duduk di kursi singgasana "Sebenarnya bukan hal penting, Aku hanya ingin mendengar keadaan wilayah ku. Apakah kalian memiliki masalah? Atau ada hal yang ingin kalian sampaikan pada ku? Katakan saja, Aku ingin mendengar dari kalian. Entah itu masalah kecil atau perselisihan kecil, katakan saja mengerti?"
"Baik paduka."
Semua menjawab dengan serentak menuruti perintah Void, Void kembali berkata "Aku sudah mendengar tentang wilayah selatan dan kemungkinan harga sayuran naik, apa ada hal lain?"
Semuanya saling menoleh satu sama lain, tampak kebingungan terlihat di wajah mereka. Void mengerutkan keningnya, ia juga menjadi bingung karena tidak ada yang berbicara. Tiba-tiba Ink Owl meminta izin berbicara "Paduka, izinkan Saya berbicara," Ucapnya, Void hanya mengangguk memberikan izin kepadanya "Maaf karena Kami tidak bisa memberikan yang Anda minta, karena saat ini Kami tidak memiliki masalah yang mengancam Kekaisaran atau penduduk Iblis, pengecualian untuk wilayah selatan."
Edward semakin mengerutkan keningnya, ia semakin tidak mengerti dengan situasi yang dihadapi olehnya "Begitu," Void hanya mengatakan itu kemudian terdiam sesaat kembali.
"Paduka? Apa Anda mengkhawatirkan sesuatu?" Tanya Tenerbis terdengar khawatir.
Void hanya terdiam, ia tidak bisa memberitahu apa yang ia khawatirkan begitu saja. Tapi, Void tau jika lama-lama Tenerbis akan tahu apa yang ia khawatirkan 'Dari seluruh Jenderal Iblis, dialah yang paling cerdas. Mungkin akan bagus jika dia mencari solusi untuk masalah ku, tapi mungkin juga jika akan berefek sebaliknya,' Keputusan yang sulit. Void menghela nafasnya, Para Jenderal Iblis yang melihat itu menjadi merasa bersalah meski itu bukan kesalahannya "Ya terserah … Sebenarnya ada dua alasan Aku ingin kalian memberitahu ku tentang wilayah yang kalian urus. Pertama, Aku hanya ingin tahu wilayah-wilayah ku. Tapi syukurlah kalian mengurusnya dengan baik, Aku berterima kasih kepada kalian," Suara riuh langsung terdengar, Void dapat melihat wajah mereka yang bahagia "Lalu yang kedua, Aku … Hanya ingin melihat wajah kalian, apa kalian keberatan?"
Semua terdiam tidak ada yang menjawab pertanyaan itu, tercengang mendengar apa yang Void katakan kepada mereka. Degup jantungnya kembali berdebar, Void gugup jika ucapannya menimbulkan kecurigaan 'A--Apa itu tidak cukup?' Tanya Batinnya.
"Paduka!" Ink Owl berbicara sangat keras memanggil dirinya "Ucapan Anda benar-benar sebuah hadiah untuk Kami, Kami benar-benar bahagia karena Anda ingin melihat Kami, Raja yang bijaksana, Raja yang penuh kasih, hidup paduka Void!"
"Hidup paduka Void!"
Mereka membalas ucapan Void dengan seruan penuh dengan rasa hormat, ia berdiri kebingungan menatap mereka yang terus menyerukan namanya.
'Apa-apaan ini? Ini memalukan tapi membuatku senang! Apa seperti ini rasanya menjadi Raja!?'
Void merasa terpuaskan untuk sesaat, ia ingin tersenyum lebar melihat mereka. Tetapi ia mengurungkan niatnya untuk menjaga sosok Raja Iblis seperti yang mereka katakan.
To be continue