"Jadi..?, Ngapain masih di situ? Mau liat orang meninggal?!"
Huang Renjun menunduk sebentar, kekehan ringan terukir jelas pada wajah manis laki-laki itu. "Hmm... Apa yah? Coba tebak!?"
Kemudian dengan sekejap mata, Renjun telah berada tepat di hadapan Lee Suji.-Gadis yang tak sengaja ia temui di atap sekolah, bedanya.. ia membawa-bawa cutter yang masih baru. Lalu dengan entengnya, gadis itu -segera akan menggores pergelangan tangan nya jika saja Renjun tak memergokinya.
"Kamu... Orang yang nggak percaya dengan mereka —atau lebih tepatnya, aku.—juga seharusnya termasuk dalam List ketidak percayaan mu kan?." Kembali berpindah posisi. Sekarang, Huang Renjun tengah berdiri di atas pagar pembatas rooftop sekolah ini, berjinjit dengan sesekali meloncat-loncat, kedua tangan laki-laki itu ikut terbentang. Sedetik kemudian, Huang Renjun telah melayang di udara.
"Ck. Lalu, Lo ini hantu jenis apa?" Bola mata gadis itu memutar sedemikan rupa. Dan saat Lee Suji kembali-ingin melihat sosok tadi. Renjun telah menghilang entah kemana.
Mungkin dia loncat, dan mati untuk kedua kalinya.
"Aku masih disini, gadis jelek!" Renjun sudah berada di sisi kanan Suji,membisik tanpa terduga dan itu sangat meresahkan.
"Iya, gue jelek. Tapi gue Pd ya gimana dong?" Kembali,rotasi bola mata gadis itu terlihat semakin jelas-juga menyebalkan.
Agaknya Renjun mulai lelah, ketika Suji ingin membuka dialog nya —yang Renjun tau itu sudah pasti hal yang menyebalkan. Laki-laki itu terlebih dahulu membuka suaranya.
"Jangan bunuh diri, lebih baik kamu bantuin aku." Suji menaikkan salah satu alis nya. Menatap remeh pada lawan bicara, Renjun duga ia akan kembali di cemooh. Namun gadis itu malah tertawa. Apa yang lucu?.
"Lucu. lucu juga Lo, oke. Gue bantuin, tapi.. Lo juga harus bantuin gue?! Gimana?" Kini giliran Renjun yang menaikkan satu alisnya, lalu kemudian ia ikut tertawa.
"Jatohin dulu cutter nya" sedetik kemudian, gadis itu telah membuang cutter miliknya nya. Jauh sampai-sampai tak dapat untuk netra Renjun menangkap bayangannya kembali.-jatuh melewati pagar pembatas.
"Fine?"
Renjun hanya menaikkan kedua bahunya ringan "jadi, gadis jelek ini minta di bantuin apa?"
"Bantuin gue, ketemu sama bunda gue" sunggingan bibir gadis itu terlihat samar, menerka bahwasanya laki-laki ini tak dapat untuk memenuhi nya. saat kemudian Renjun menjabat tangan Suji yang terulur. Saat itulah gadis itu dibuat tak percaya.
"Deal!"
"Jadi, apa permintaan Lo?"
"Bantu aku, mengembalikan memory ingatan ku yang hilang semasa hidup"