"Capek, ya?"
Rangga mengangguk singkat sembari menyeka keringat di wajah dengan handuk kecilnya. "Kamu tadi ke mana? Aku tanding kok kamu nggak ada?"
Arsena meletakkan sebotol air mineral di samping Rangga dan menggaruk kepalanya yang tak gatal. Dia merasa bersalah akan hal itu. Kalau bukan karena menemani Arkala, dia juga tidak akan pergi.
"Maaf, Rang. Tadi aku ada urusan sebentar, makanya nggak ada di lapangan. Kamu marah, ya?"
Lelaki di sampingnya hanya mengembuskan napas pelan. Mungkin kecewa, tapi tidak tahu harus berbuat apa.
"Ya udah, nggak apa-apa. Tapi di babak selanjutnya kamu nonton, kan?"
Tentu saja iya. Toh, keadaan Arkala juga sudah membaik. Tidak mungkin dia harus menemani lelaki itu sampai pulang nanti. Arsena harus menebus kesalahannya pada Rangga.
"Nih, kamu minum dulu. Aku dikasih tahu Aileen, katanya permainan kamu bagus," puji Arsena dengan tulus. Dia tidak berbohong, Aileen memang mengatakan semua itu. Meski ada kelanjutannya.
Support your favorite authors and translators in webnovel.com