webnovel

Energi Kabut

Dua orang lainnya mendekati Aji, mereka adalah Lao dan Gayatri.

"Sudah kubilang. Kita pasti bertemu lagi, Aji," Lao mendekati Aji dan Barsha, bersama dengan Gayatri. Mereka berempat, sedangkan yang lain sudah saling berkumpul dan masing – masing sudah berkelompok.

Totalnya ada 40 kelompok, kelompok paling banyak adalah kelompok Nagada. Arion bersama degnan Astro dan beberapa orang yang lain, jumlah 1002 orang yang dikabarkan ikut dalam tes kedua ini. Mereka semua sudah mendapatkan kelompok yang dibuat dengan proses yang singkat dan sekedar berkumpul.

"Waktu kalian habis! Ujian kedua akan segera dimulai. Seperti pada awalnya, aku hanya memerintahkan kalian untuk membuat kelompok atau tim. Hanya saja, itu bukanlah intinya. Misi kali ini adalah bertahan, dan siapapun yang bisa bertahan maka dia akan lulus ujian tes kedua. Ada atau tanpa kelompok!"

Jadi, tidak ada gunanya membentuk kelompok? Semua pun bertanya.

"Memiliki kelompok itu tentu lebih bagus, dimana kalian bisa saling bekerjasama. Hanya saja, perhatikan baik-baik kelompokmu itu. Mereka bisa menguntungkanmu atau hanya menjadi lintah bagi kemenanganmu."

Semua semakin diam mendengarkan peringatan Yarko.

"Untuk tes kedua kali ini, aku akan menyerahkan pada rekanku, Ketua Gonan. Dialah yang akan memimpin proses pada tes kedua ini. Ketua Gonan, aku persilakan anda memasuki ruang Colosium!"

Semua penasaran dimana ketua Gonan, orang yang memasang Array pada tes pertama dan dia merupakan orang penting di Kota Prisma. Orang itu sudah keluar, Aji langsung melihatnya. Sosok penyihir tingkat delapan. Tentu saja, kekuatannya sangat tinggi.

Ketua Gonan itu muncul dari salah satu jendela, di dinding atas Colosium. Dia turun dengan kekuatan peringan tubuh dan turun dengan sangat indah di dekat Yarko.

Gonan mengucapkan terima kasih kepada sahabatnya Yarko yang sudah memberikan dia waktu, untuk mengambil alih tes kedua yang akan segera dilaksanakan.

Ketua Gonan pun kini menghadap semua peserta di undakan yang merupakan tempatnya turun tadi. Dia memajukan kedua telapak tangannya, karena beberapa peserta tes seperti melihat idola mereka.

Gonan mengedarkan pandangannya ke banyak orang yang merupakan peserta tes kedua tersebut. Ada dua orang muridnya yang berada disana, Astro dan Alicia. Astro sendiri sudah lama menjadi muridnya. Sedangkan Alicia memang muridnya, namun hanya memberi arahan pada Alicia karena diminta langsung oleh pihak pemerintah di benua Orpris. Tentu saja karena Alicia adalah cucu dari Yonan.

"Tes kedua, seperti yang Ketua Yarko katakan. Ini adalah misi bertahan, saya tegaskan lagi. Ini adalah catatan penting untuk kalian semua. Kami sudah menyisipkan puluhan orang dalam peserta ini! Mereka ditugaskan untuk melumpuhkan kalian begitu tes kedua dimulai. Jadi, kalian harus berhati-hati."

Kata-kata Gonan barusan, tentu membuat para peserta saling bertatapan. Bahkan, dengan tim yang baru saja dibentuk tersebut. Mereka mulai curiga.

Benar saja, tidak ada jaminan jumlah pesertanya tepat 1.002 orang. Itu tidak pasti dan saking banyaknya, tidak mungkin menghitung tepat jumlahnya menjadi 1.002 orang. Kini, semuanya saling curiga dan mencari tahu, siapa diantara mereka yang memang ditugaskan untuk melumpuhkan peserta.

"Siapapun yang tak bisa bertahan di dalam Colosium ini, akan dinyatakan gagal!"

Perkataan ketua Gonan itu tentu saja merupakan ultimatum, bahwa misi kali ini adalah pertempuran secara terbuka. Bukan pertempuran tim, melainkan bertahan demi diri sendiri untuk bisa lulus dalam tes kedua tersebut.

Namun, memiliki tim yang saling memahami akan membuat tes ini semakin mudah, karena setiap tim akan berusaha melindungi rekannya dan dapat berjuang bersama. Sayangnya, mereka tidak mengetahui siapa pendekar yang disusupkan untuk menyerang mereka dari dalam.

Gayatri mendengarkan dengan baik perkataan dari ketua Gonan tersebut. Dia mengalirkan energinya ke atas kepalanya dan fokus menggunakan kemampuan matanya.

"Apakah kamu menemukan sesuatu, Adikku?" Lao menanyai adiknya. Aji dan Barsha pun penasaran pada kemampuan Gayatri dengan matanya itu.

"Aku melihat aliran energi dan warna mereka. Jumlah mereka memang kini kurasakan lebih dari 1000an orang, bahkan lebihnya bisa mencapai 70an orang. Artinya, para penguji memang memasukkan beberapa orang di dalam peserta kali ini."

Lao pun mengangguk, "Benar, untung saja kita membentuk tim yang sedikit. Artinya, kita berempat tidak memiliki satupun pihak penguji yang akan melakukan serangan tiba-tiba pada kita."

Para peserta kembali mendengarkan keterangan dari ketua Gonan, dia mengangkat kedua tangannya ke atas.

"Baiklah! Jika kalian sudah paham, maka persiapkan kekuatan kalian. Bertahanlah, dan jangan sampai kalian terjatuh dan tersingkir dari Colosium ini! Tes kedua, kami mulai!"

Semuanya terdiam, siap dengan segala sesuatu kondisi apapun. Setiap peserta Pasukan Langit bahkan curiga dengan setimnya sendiri, dan mereka mengeluarkan senjatanya masing-masing dan bersiap siaga.

Ketua Gonan mengangkat kedua tangannya ke atas, energi menyelubungi sekitar tangannya itu. Kilatan petir energi, berkerlap – kerlip memenuhi di atas kepalanya. Semua peserta heran, apakah itu sebuah serangan untuk menghantam mereka?

Jika itu terjadi, sama saja mereka akan menghadapi serangan dari segala sisi bukan?

Sayangnya, anggapan mereka selah. Ketua Gonan seperti membentuk gumpalan awan di atas kepalanya. Sangat banyak dan pekat. Ketua Gonan menghempaskan kabut awan dari atas dan memenuhi tempat di lantai Colusium, tempat para peserta Pasukan Langit berada.

Wusssshhhhh!

Suasana menjadi sedikit buram, seperti ketika kita berjalan di tengah kabut. Jarak pandang langsung terganggu, bahkan melihat jarak pandang lima meter ke depan sekarang cukup sulit. Beberapa pendekar menggunakan kemampuan sihir bagi mereka yang memilikinya, hal itu untuk menghempaskan kabut di sekitarnya.

Ada juga yang mengeluarkan api atau cahaya dari energinya, agar dapat menyibak kegelapan kabut yang tercipta.

Aji dan rekannya yang berjumlah empat itu masih dapat saling melihat karena jarak mereka yang dekat.

Bagi tim yang banyak jumlahnya, mereka akan langsung buyar formasinya karena tak lagi melihat dengan jarak pandang yang sempit. Akhirnya, mereka hanya akan mengkhawatirkan diri mereka sendiri dalam tes kedua kali ini.

Namun, ada juga para peserta yang berteriak agar saling mendekat, entah itu suara siapa.

Ketua Gonan tersenyum, "Bertahanlah dalam setiap serangan, 2 jam lagi aku akan mengangkat kabut ini. Jadi, berusalah sekuat tenaga untuk bisa lulus di ujian tes kedua ini!"

Suara Gonan pun berhenti, dengan itu dimulailah suara pertempuran disana-sini. Senjata, pukulan, semuanya berdenting tiba-tiba. Teriakan sakit ataupun benturan sihir saling bertabrakan. Salah sasaran pun tak terelakkan memenuhi Colosium. Bahkan, para penonton di atas yang melihat tak bisa melihat pertempurannya, hanya teriakan dan juga benturan senjata atau energi yang bertabrakan semata.

Pandangan kabur dan asap mengepul. Dalam gelapnya kabut itulah, energi – energi serangan baru muncul, namun jarang ada yang menyadarinya. Aji pun melihat, selain orang – orang ditugaskan untuk masuk dan bercampur dengan para peserta, ada juga para pendekar dengan penutup kepala masuk dari pintu-pintu di dinding Colosium. Mereka menerjang dengan kemampuan asasin mereka dan menyerbu para peserta.

Triing! Traang! Booom! Duag! Hiaaaattt!

Next chapter