webnovel

Cucu Yonan

Ujian tinggal sebentar lagi, salah satu pendekar yang lulus adalah Midan. Ahli bela diri Midan merupakan salah satu pengguna serangan jarak jauh, senjatanya adalah panah. Namun yang unik, panahnya dilengkapi dengan mana jadi dia adalah penyerang dengan sihir yang kuat dan mampu mengintegrasikan serangan jarak jauh dengan ultimate damage yang besar melalui sihirnya.

Midan, dia sanggup menyatukan antara serangan jarak jauh dan pengendalian dari energinya. Energi yang menyelimuti anak panah yang melesat mampu menembus pertahanan Array dan membuat goresan dalam pada kotak baja.

Midan pun dinyatakan lulus.

Cukup lama setelah Midan lulus para pendekar sedikit yang lulus kembali, karena lebih banyak yang gagal setelah midan.

Namun akhirnya, menyusul beberapa ahli bela diri yang lain baik itu pengguna pedang maupun pengguna senjata lainnya yang mampu menggores kotak baja. Artinya, tentu saja mereka ada pada kondisi memiliki tingkat kekuatan 6 atau 7. Mereka sudah pasti sudah berlatih sangat lama dalam bela diri dan bersiap untuk menjadi Pasukan Langit.

Satu lagi wanita maju ke atas panggung, semua mata tertuju padanya. Wanita itu sendiri adalah sosok yang sangat dikenal oleh kebanyakan pendekar. Dia baru saja tiba di tempat ujian karena sesuatu hal dan dia sudah mendaftarkan diri sebelumnya.

Wanita itu memegang satu pedang bersarung di tangan kirinya. Wajahnya sangat manis dan putih, banyak mata lelaki yang tertuju padanya. Rambutnya, sebagian diikat penuh ukiran dan sebagian lagi dibiarkannya terurai.

Yarko melihat wanita itu maju, Yarko pun memberi hormat padanya dengan sedikit membungkukkan tubuhnya.

"Selamat datang Nona Alicia, apakah anda baru saja datang?"

Semua pendekar disana memahami bagaimana Yarko sangat menghormati Alicia, sosok yang merupakan cucu kesayangan dari Yonan sang Legenda Penyihir Agung. Dulu, sewaktu Yonan masih bersama keluarganya, dia selalu menggendong bayi Alicia dan sering bersamanya.

Yonan sendiri memiliki 5 orang cucu, namun satu – satunya cucu perempuannya adalah Alicia.

"Maaf Paman, tadi aku harus menemani Ibuku terlebih dahulu setelah bepergian jauh."

Yarko pun mengerti dan mempersilakan Alicia untuk memulai tesnya.

Alicia bersiap dan memegang pedangnya dengan baik.

Di sisi lain, beberapa orang di dekat Aji kembali membicarakan wanita yang tengah maju untuk tes. Mereka berbisik sehingga Aji mengetahui kalau wanita itu adalah cucu dari Yonan si Saint Mage.

Aji pun penasaran sehingga matanya tertuju pada wanita cantik yang tengah melakukan tes dalam memberikan goresan pada kotak baja.

"Lagi-lagi, matamu itu selalu melihat wanita yang menarik bagimu!"

Barsha kembali mengomel pada Aji. Aji pun tak peduli meski melihat sejenak ke arah Barsha, Barsha pun tak kalah cantik dari Alicia. Namun, Aji hanya tertarik dengan kemampuan dari cucu sahabatnya itu. Sejauh mana pengendalian energi yang dimiliki cucu dari Yonan tersebut.

"Urusi saja urusanmu," Aji melihat sejenak ke arah Barsha.

Barsha jadi mensedakapkan kedua tangannya yang lembut, "Sayangnya, aku juga diminta sepupuku untuk mengawasimu. Aku sudah berjanji padanya, makanya aku selalu mengawasimu."

Aji merasa Aaman berlebihan juga, kenapa dia menyuruh Barsha menjaga dan mengawasinya? Ah sudahlah! Demikianlah, Aji pun kembali melihat ke panggung.

Di panggung, Alicia mendekatkan pedangnya di depan wajahnya. Semua mata seolah terpaku dan ingin menyaksikan kekuatan dari wanita tersebut. Gagang pedang di bawah masih dalam sarungnya. Tangan kiri Alicia membalik pedang itu sambil memegangi sarung pedang, tangan kanan memegang gagangnya.

Mata Alicia terpejam sejenak, memfokuskan kekuatannya.

Tring!

Saat mata lentik itu terbuka, energi berkumpul di sekitar Alicia. Seperti gulungan angin topan, itulah energi yang mengelilingi tubuh Alicia. Energi semakin berkumpul di depan Alicia, tepatnya di pedang yang sedang dipegang oleh Alicia.

Semua pun merasakan energi yang meluap dari Alicia. Semakin berkumpul energi di sekitaran Alicia dan menyatu dengan pedangnya. Perlahan, Alicia mencabut pedangnya. Energi pekat menyelubungi pedang yang sudah terbuka itu.

Terlihat tajam dan cantik, pedang itu terus mengeluarkan kilau cahaya dan berpendar energi yang dikumpulkan oleh Alicia ke arah pedang itu.

Tangan kiri memegang sarung pedang, pedang perbuka dan diarahkan keatas oleh tangan kanan Alicia.

Langit seolah ikut terpengaruh oleh pedang yang diangkat ke atas oleh Alicia, di atas pedang seperti ada energi yang menjulang ke langit. Cukup tinggi hingga terus membentuk pedang panjang di ujung pedang aslinya.

Energi seperti saling bertabrakan, tiga detik kemudian.

Hiaaattt!

Alicia menghempaskan pedangnya dari kejauhan dengan kotak baja. Energi pedang yang panjang langsung turun dengan cepat bersamaan dengan Alicia yang mengayunkan pedangnya ke bawah dan mengarah ke kotak baja dari kejauhan.

Splash!

Mata menjadi nanar ketika memaksa melihat hentakan energi yang diciptakan oleh Alicia dan membentur Array yang melapisi kotak baja. Energi pedang panjang milik Alicia seperti tertahan oleh lapisan Array.

Alicia pun menekannya lebih kuat dan energi dari berbagai sudut menyatu kembali sebagai tambahan energi pada pedang Alicia, terus bertambah, semakin besar, dan terus besar.

Praangg!

Energi pedang dan lapisan Array retak. Luka bekas goresan tercipta dari kotak baja itu, goresan yang cukup panjang, karena pedang energi milik Alicia cukup panjang sekitar 10 meter. Dia menciptakan energi pedangnya tersebut dan mampu membuat goresan pada kotak baja.

Ketua Yarko menyatakan Alicia lulus dan Alicia tersenyum lalu mengucapkan terima kasih kepada ketua Yarko. Beberapa orang disana sudah menyangka kalau Alicia pasti lulus, tentu saja karena dia dilatih langsung oleh keluarganya, apalagi segalanya mendukung dan juga pelatihnya tentu saja adalah ayahnya langsung. Namun, Ayahnya sudah meninggal dunia.

Namun, tak banyak yang tahu bahwa Alicia adalah sosok yang gigih berlatih karena dia ingin bisa melampaui kemampuan kakeknya dan juga diakui secara pribadi. Bukan sekedar diakui bahwa dirinya adalah seorang cucu dari seorang legenda yang pernah menyelematkan umat manusia dari kehancuran.

Tak apa, Alicia pun turun dan disambut oleh pengawalnya, Nadira. Nadira merupakan sahabat baik Alicia, dia pun juga ingin ikut tes Pasukan Langit karena ingin selalu bersama Alicia dan juga membantunya ketika ada apapun yang menimpa Nonanya itu.

Nadira pun naik ke panggung, dia juga lulus dengan kekuatan mage melalui tongkat kecil yang diselipkan di pinggang kirinya. Dia adalah murni mage, dengan kekuatan flame yang dapat membakar apapun.

Selanjutnya, tes terus berlanjut.

Saat menjelang malam, tes baru berakhir. Yarko mengumumkan melalui laporan para penguji yang lain, dari 10.985 peserta tes Pasukang Langit. Ada 1.002 orang dinyatakan lulus, dan mereka dapat beristirahat sekitar dua hari untuk bersiap mengikuti ujian tes kedua yang akan dilaksanakan dua hari lagi.

Semuanya pun mempersiapkan dirinya untuk tes kedua selanjutnya, dan itu tentu saja bagi mereka yang lulus tes pertama kali ini.

Next chapter